Sampit (ANTARA) - Anggota Komisi III DPRD Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah Riskon Fabiansyah menyambut baik langkah pemerintah daerah membeli ekskavator amfibi untuk penanganan banjir di wilayah Sampit.
"Kita berharap ke depan memang ekskavator amfibi ini diefektifkan dan disiagakan, khususnya di dalam perkotaan di daerah titik-titik yang rawan banjir," kata Riskon di Sampit, Jumat.
Hal ini disampaikan Riskon menanggapi mulai dioperasionalkannya ekskavator amfibi oleh pemerintah daerah. Alat berat seharga Rp5,3 miliar ini digunakan untuk pencegahan banjir di Sampit yang meliputi Kecamatan Mentawa Baru Ketapang dan Baamang dengan mengeruk sungai kecil dan drainase yang dangkal.
Riskon merupakan salah satu legislator yang getol menyoroti penanganan banjir di Kota Sampit. Dia sering menerima keluhan masyarakat serta turun langsung ke beberapa titik permukiman yang kerap dilanda banjir di Kecamatan Mentawa Baru Ketapang yang merupakan daerah pemilihan yang diwakilinya.
Dia menyambut baik inisiatif pemerintah kabupaten dalam pengadaan ekskavator amfibi tersebut. Dia menilai ini pasti berguna untuk membersihkan saluran drainase yang ada di daerah perkotaan yang memang terdapat titik-titik tertentu yang rawan banjir.
Menurutnya, banjir di perkotaan bisa saja dipicu oleh saluran drainase yang belum pernah dinormalisasi. Ada pula yang mungkin telah dilakukan normalisasi namun sudah dalam jangka waktu yang lama sehingga kembali terjadi pendangkalan.
"Sebelum difungsikan, kami berharap dipetakan dulu mana daerah yang saluran drainase dalam perkotaan ini yang memang daerah rawan banjir, seperti halnya di daerah Sungai Sampurna di belakang SD Sawahan itu memang menjadi salah satu daerah rawan banjir karena hampir sekian tahun tidak pernah dibersihkan," demikian Riskon Fabiansyah.
Baca juga: Pemkab Kotim beli ekskavator amfibi seharga Rp5,3 miliar tangani banjir
Sementara itu Jumat pagi, Bupati Halikinnor didampingi Sekretaris Daerah Fajrurrahman dan Pelaksana Tugas Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kaspulzen Heriyanto menyaksikan penggunaan pertama ekskavator amfibi di Sungai Pemuatan yang bermuara di Sungai Mentaya.
"Selama ini penanganan tidak optimal karena banyak rumah warga kita di pinggir atau bahkan sebagian masuk ke sungai-sungai kecil dalam kota Sampit. Kalau dengan ekskavator amfibi ini lebih mudah karena ekskavatornya langsung turun ke sungai," kata Halikinnor.
Ekskavator amfibi berbobot 8 ton itu kombinasi rakitan dalam negeri dan Jepang. Pengadaannya dibeli melalui e-katalog dengan harga sekitar Rp5,3 miliar atau lebih dari dua kali lipat harga ekskavator biasa.
Penggunaan ekskavator amfibi ini diharapkan efektif untuk mengeruk sedimentasi lumpur yang selama ini menimbulkan pendangkalan sungai-sungai kecil yang ada di Sampit, meliputi Kecamatan Baamang dan Mentawa Baru Ketapang.
Ponton ekskavator ini bisa digerakkan melebar dan mengecil sehingga bisa digunakan di sungai yang lebar maupun sedikit kecil. Dengan begitu setelah dikeruk, diharapkan sungai-sungai kecil yang membelah Kota Sampit akan mengalirkan air dengan lancar ke Sungai Mentaya sehingga air tidak sampai terhambat menggenangi Sampit.
"Selama ini karena sungai-sungai kecil ini dangkal, air lambat turun ke Sungai Mentaya sehingga sempat meluber menggenangi permukiman. Dengan ekskavator amfibi ini kita bisa mengeruk pendangkalan mulai dari wilayah atas, alur, sampai ke muara sehingga air benar-benar lancar," demikian Halikinnor.
Baca juga: Bupati Kotim apresiasi pengurus gereja gencar bantu pencegahan narkoba
Baca juga: Disdik Kotim berharap 494 PPPK guru bekerja lebih optimalBaca juga: Disdik Kotim berharap 494 PPPK guru bekerja lebih optimal
Baca juga: Kapolda pimpin tabur bunga di Sungai Mentaya kenang pahlawan
Berita Terkait
Ini 10 program unggulan Halikinnor-Irawati di periode kedua
Sabtu, 16 November 2024 5:49 Wib
PT MAS sosialisasi pencegahan karhutla dan beri hadiah desa bebas api
Jumat, 15 November 2024 21:15 Wib
Dinsos Kotim hentikan penyaluran bansos sampai Pilkada selesai
Jumat, 15 November 2024 17:39 Wib
Tandak Intan Kaharingan ajang pembangunan mental spiritual di Kotim
Jumat, 15 November 2024 17:29 Wib
Belum genap dua bulan menjabat, nama Pjs Bupati Kotim dicatut
Jumat, 15 November 2024 15:12 Wib