Jakarta (ANTARA) - Sebuah survei yang dilakukan Jakpat pada Mei tahun 2023 menunjukkan orang-orang mengonsumsi minuman kecantikan sekali sehari (34 persen) dan lebih senang menikmati produk ini pada malam hari (37 persen).
Hasil itu didapat setelah tim melakukan survei terhadap 4.872 responden untuk melihat kepedulian mereka dalam menjaga kesehatan kulit, khususnya dengan konsumsi minuman kecantikan dan suplemen kulit, serta merek yang digunakan.
Kepala riset Jakpat Aska Primardi melalui keterangan tertulis, Kamis, mengatakan produk perawatan kulit dalam format minuman dirasa lebih simpel dan mudah dilakukan daripada penggunaan skincare (perawatan tubuh) dari luar tubuh.
Menurut survei, sebanyak 86 persen konsumen menyatakan merasakan manfaat dari konsumsi minuman kecantikan. Sepertiga dari mereka mengaku kulitnya lebih cerah, tepatnya menjadi bercahaya dan tidak kusam.
Ada juga responden yang merasa kulit lebih sehat (20 persen) dan tubuh lebih bugar (18 persen).
Survei juga menemukan sebanyak 33 persen responden mengonsumsi suplemen kulit sekali sehari dan waktu konsumsi produk ini umumnya pada malam hari (41 persen).
Menurut responden, perubahan yang paling banyak dialami setelah konsumsi suplemen kulit adalah kulit menjadi lebih cerah (28 persen), tepatnya menjadi bercahaya dan tidak kusam. Selain itu, 16 persen responden mengaku memiliki kulit yang sehat.
Berbicara alasan utama responden tetap mengonsumsi minuman kecantikan dan atau suplemen kulit yakni untuk menjaga kesehatannya secara umum (71 persen). Motivasi lainnya untuk memelihara kesehatan kulit (64 persen) dan mengatasi masalah kulit seperti jerawat atau kulit kering (59 persen).
Survei yang sama menyoroti kebiasaan sehat yang paling umum dilakukan para responden yakni istirahat yang cukup (70 persen) dan pembersihan kulit & wajah (64 persen). Secara lebih spesifik, generasi milenial menganggap minum air putih lebih prioritas daripada membersihkan kulit dan wajah.
Sementara itu, Gen Z lebih banyak menggunakan perawatan kulit dan tabir surya sebagai aktivitas rutin dibandingkan generasi milenial.