Lenzing hadirkan pewarnaan baru hemat sumber daya untuk serat TENCEL

id Lenzing , serat TENCEL,pewarnaan

Lenzing hadirkan pewarnaan baru hemat sumber daya untuk serat TENCEL

Ilustrasi serat kain TENCEL Lyocell (ANTARA/HO/Dokumentasi Lenzing)

Jakarta (ANTARA) - Produsen serat khusus berbasis kayu Lenzing Group memperkenalkan pendekatan baru yang mencakup pra-perawatan dan teknik merajut benang untuk pewarnaan pakaian dan rajut dari benang dan kain yang terbuat dari serat TENCEL Lyocell dengan teknologi refibra.

Adapun teknologi refriba yaitu proses mendaur ulang sebagian besar sisa hasil produksi garmen atau pulp kayu, di mana bahan baku diubah untuk menghasilkan serat.

Melalui siaran pers yang diterima, Kamis, Lenzing memperkenalkan pendekatan dalam pewarnaan serat TENCEL Lyocell untuk mengatasi polusi yang disebabkan proses pewarnaan dan finishing dalam industri tekstil. Diharapkan, pendekatan baru tersebut dapat mengurangi dampak lingkungan secara signifikan dan ideal untuk digunakan pada kain dan benang pra-perawatan yang terbuat dari serat TENCEL Lyocell.

“Pendekatan baru kami dapat menciptakan tampilan washed atau vintage pada kain rajut tanpa proses bleaching yang menggunakan banyak air. Dengan mengatasi keterbatasan dari pewarnaan tradisional, pendekatan baru kami menjadi alternatif yang hemat sumber daya,” kata Wakil Presiden Pengembangan Fiber Teknikal Marketing Lenzing, Rex Mok.

Baca juga: UMPR latih warga teknik pewarnaan berbasis eco-print

Menurut Mok, pendekatan dalam pewarnaan serat tersebut dapat mewujudkan tingkat keberlanjutan yang lebih tinggi dan biaya operasional yang lebih kompetitif untuk pabrik kain. Pendekatan pewarnaan tersebut juga melengkapi proses pembasahan serat serta fasilitas produksi pabrik kain.

Adapun pendekatan pewarnaan yang dikenalkan Lenzing dapat mengurangi konsumsi air dan energi secara signifikan pada proses pewarnaan. Dalam pewarnaan serat tradisional, proses washing yang berulang kali terkadang membutuhkan air, energi, cat, dan bahan kimia dalam jumlah banyak untuk mencapai warna yang diinginkan.

Baca juga: Kiat rawat kain batik agar warna dan motifnya tetap cantik

Dengan pendekatan baru tersebut, pewarnaan yang dibutuhkan hanya satu kali, sehingga mengurangi penggunaan air, energi, dan bahan kimia masing-masing hingga 50 persen, 40 persen, dan 90 persen. Selain itu, warna serta efek washed atau pudar dapat disesuaikan dengan keinginan melalui pendekatan pewarnaan serat tersebut.

Pendekatan pewarnaan serat itu cocok digunakan untuk pewarna umum, organik, dan alami yang sudah biasa digunakan dalam pembuatan benang dan pabrik kain. Keuntungan lain dari pendekatan pewarnaan tersebut, antara lain tidak meninggalkan residu warna di mesin, jarak waktu penggunaan mesin yang dapat diminimalisasi ketika penggantian warna, hambatan produksi dapat dipersingkat, serta menghemat biaya dan meningkatkan efisiensi dalam produksi.

Baca juga: Berikut cara mencuci kain tenun yang tepat

Baca juga: Bisakah gunakan detergen bubuk untuk cuci jenis kain halus?