Tim mahasiswa Program Studi Hukum Keluarga, Fakultas Agama Islam (FAI) Universitas Muhammadiyah Palangkaraya (UMPR) dinyatakan lolos tahapan final pada ajang debat tingkat nasional terkait penegakan hukum pemilu yang digelar Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) RI.
"Tim dari mahasiswa kita telah masuk 20 besar dan sekarang berada di Jakarta untuk bertanding debat dengan 19 peserta dari perguruan tinggi lain di Indonesia yang masuk tahap final," kata Ketua Program Studi Hukum Keluarga FAI UMPR, Dr Ariyadi di Palangka Raya, Senin.
Tim ini terdiri dari tiga mahasiswi Fakultas Hukum Keluarga semester 7 dan satu dosen pendamping. Mereka adalah Nurlaila, Ayu Cahya Milanti dan Windi Arisdiyanti serta Muhammad Wahdini MH.
Ariyadi mengatakan, pada ajang debat tingkat nasional tentang penegakan hukum pemilu itu, tim mahasiswa dari UMPR menjadi satu-satunya Perguruan Tinggi Muhammadiyah di Indonesia yang masuk tahapan final.
"Tim UMPR juga menjadi satu-satunya perguruan tinggi yang lolos dari wilayah Provinsi Kalimantan Tengah. Kami bangga dengan tim dan mudah-mudahan bisa menampilkan yang terbaik," kata Ariyadi.
Dosen Pendamping Tim mahasiswa Prodi Hukum Keluarga, FAI UMPR Muhammad Wahdini MH, saat dikonfirmasi melalui sambungan telepon mengatakan, pada tahap awal timnya harus bersaing dengan 171 tim perwakilan perguruan tinggi di Indonesia.
Pada tahap awal, setiap tim diharuskan mengirimkan karya tulis ilmiah dan video debat. Dia pun bersyukur ternyata tim ini bisa lolos tahap final yang selanjutnya debat tentang penegakan hukum pemilu ini dilakukan langsung di Jakarta pada 28-30 Agustus.
"Kami akan memberikan yang terbaik. Target awal, setidaknya bisa lolos delapan besar," kata Wahdini.
Baca juga: Perkuat daya saing pemuda, Pemkab Kapuas gandeng perguruan tinggi
Dia menambahkan, diantara persiapan yang dilakukan seperti melaksanakan diskusi, bedah materi, studi kasus terkait penegakan hukum pemilu dan sebagainya.
Dia pun berharap prestasi yang diukir tiga mahasiswa Prodi Hukum Keluarga, FAI UMPR itu menjadi motivasi bagi mahasiswa lainnya untuk juga dapat mengukir prestasi, baik secara akademik maupun non akademik.
Menurut dia, kesempatan ini juga akan mengasah dan meningkatkan "soft skill" mahasiswa dalam berkomunikasi, menganalisa dan memutuskan sesuatu dengan cepat.
"Tim dari mahasiswa kita telah masuk 20 besar dan sekarang berada di Jakarta untuk bertanding debat dengan 19 peserta dari perguruan tinggi lain di Indonesia yang masuk tahap final," kata Ketua Program Studi Hukum Keluarga FAI UMPR, Dr Ariyadi di Palangka Raya, Senin.
Tim ini terdiri dari tiga mahasiswi Fakultas Hukum Keluarga semester 7 dan satu dosen pendamping. Mereka adalah Nurlaila, Ayu Cahya Milanti dan Windi Arisdiyanti serta Muhammad Wahdini MH.
Ariyadi mengatakan, pada ajang debat tingkat nasional tentang penegakan hukum pemilu itu, tim mahasiswa dari UMPR menjadi satu-satunya Perguruan Tinggi Muhammadiyah di Indonesia yang masuk tahapan final.
"Tim UMPR juga menjadi satu-satunya perguruan tinggi yang lolos dari wilayah Provinsi Kalimantan Tengah. Kami bangga dengan tim dan mudah-mudahan bisa menampilkan yang terbaik," kata Ariyadi.
Dosen Pendamping Tim mahasiswa Prodi Hukum Keluarga, FAI UMPR Muhammad Wahdini MH, saat dikonfirmasi melalui sambungan telepon mengatakan, pada tahap awal timnya harus bersaing dengan 171 tim perwakilan perguruan tinggi di Indonesia.
Pada tahap awal, setiap tim diharuskan mengirimkan karya tulis ilmiah dan video debat. Dia pun bersyukur ternyata tim ini bisa lolos tahap final yang selanjutnya debat tentang penegakan hukum pemilu ini dilakukan langsung di Jakarta pada 28-30 Agustus.
"Kami akan memberikan yang terbaik. Target awal, setidaknya bisa lolos delapan besar," kata Wahdini.
Baca juga: Perkuat daya saing pemuda, Pemkab Kapuas gandeng perguruan tinggi
Dia menambahkan, diantara persiapan yang dilakukan seperti melaksanakan diskusi, bedah materi, studi kasus terkait penegakan hukum pemilu dan sebagainya.
Dia pun berharap prestasi yang diukir tiga mahasiswa Prodi Hukum Keluarga, FAI UMPR itu menjadi motivasi bagi mahasiswa lainnya untuk juga dapat mengukir prestasi, baik secara akademik maupun non akademik.
Menurut dia, kesempatan ini juga akan mengasah dan meningkatkan "soft skill" mahasiswa dalam berkomunikasi, menganalisa dan memutuskan sesuatu dengan cepat.
"Terima kasih kepada Bawaslu Kalteng dan jajaran civitas akademika UMPR yang mendukung kami. Kehadiran mahasiswa berprestasi ini menjadi kebanggaan dan nilai tambah tersendiri bagi diri dan institusi perguruan tinggi," katanya.