FKPT Kalteng dan BNPT tanamkan nilai toleransi sejak dini
Palangka Raya (ANTARA) - Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Kalimantan Tengah bekerjasama dengan Badan Nasional Penanggulangan Teroris (BNPT) menanamkan nilai toleransi sejak dini dalam kegiatan Salam Anak Indonesia, di SDN 4 Kasongan Lama, Kabupaten Katingan, Kalteng, Kamis.
Sekretaris FKPT Kalteng Fajar Sriningsih di Kasongan, Kamis, mengatakan kegiatan bertajuk "Aku Bangga Menjadi Anak Indonesia" tersebut bertujuan untuk sama-sama mencegah muncul dan berkembangnya paham dan aksi radikal terorisme dimulai dari Sekolah Dasar.
"Partisipasi anak-anak Indonesia dalam serangan teroris sekarang atau di masa depan, sebagian dapat dikaitkan dengan indoktrinasi," kata Fajar dalam acara yang dihadiri narasumber dari BNPT RI Sub Koordinator Partisipasi Masyarakat Maira Himadhani, dan Pendongeng Nasional Indra Bawole itu.
Dia menuturkan, proses indoktrinasi dilakukan pada anak-anak melalui jalur keluarga. Anak-anak yang seharusnya menikmati masa kecil, diajak ikut sepaham dengan kelompok terkecilnya yaitu keluarga.
Indoktrinasi dalam keluarga merupakan suatu hal yang berbahaya. Seorang anak hanya mempercayai kedua orang tuanya, tanpa curiga terjerumus dalam aksi terorisme.
Baca juga: Diskominfosantik Kalteng lengkapi keperluan infrastruktur SPBE
Anak-anak, sambung Fajar, dapat menjadi radikal karena terdoktrinisasi melalui lembaga atau institusi. Indoktrinasi pada anak yaitu proses pembujukan kelompok tertentu, orang tua ataupun platform online lainnya.
Indoktrinasi melalui sekolah-sekolah atau pesantren dilakukan guru-guru yang sudah terpapar radikalisme.
"Kami terus berupaya menanamkan nilai-nilai Pancasila dan toleransi terhadap sesama sejak usia dini. Itu untuk pencegahan masuknya paham radikalisme kepada anak," bebernya.
Melalui kegiatan "Salam Anak Bangsa - Aku Bangga Menjadi Anak Indonesia" itu bisa mendorong guru dan anak usia sekolah dasar, senantiasa menanamkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan di sekolah maupun di masyarakat dan menghargai kemajemukan bangsa.
Baca juga: Pemprov Kalteng buka perizinan di tempat, permudah pelayanan masyarakat
Selain menjadi anak-anak yang senantiasa bersifat toleran terhadap kemajemukan dan menghargai budaya bangsa, kegiatan itu merupakan salah satu upaya untuk menangkal radikalisme terorisme pada anak usia pendidikan dasar di Kalimantan Tengah, khususnya di Kabupaten Katingan.
Sementara, Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Katingan Feriso mengapresiasi atas pelaksanaan kegiatan tersebut. Apalagi BNPT bersama FKPT Kalteng telah mempercayakan Kabupaten Katingan, sebagai tempat kegiatan.
Tentunya kegiatan sangat bermanfaat untuk menumbuhkan nilai-nilai toleransi kepada anak-anak khususnya di Kabupaten Katingan.
"Kami harapkan dengan pendekatan kepada anak-anak di sekolah dasar, mengajarkan secara dini untuk menghargai, menghormati dan saling mengasihi satu sama lain," kata Feriso.
Baca juga: Kesbangpol Kalteng giatkan sosialisasi Pemilu 2024
Baca juga: Pemprov Kalteng tingkatkan KAD optimalkan perdagangan komoditas bawang merah
Sekretaris FKPT Kalteng Fajar Sriningsih di Kasongan, Kamis, mengatakan kegiatan bertajuk "Aku Bangga Menjadi Anak Indonesia" tersebut bertujuan untuk sama-sama mencegah muncul dan berkembangnya paham dan aksi radikal terorisme dimulai dari Sekolah Dasar.
"Partisipasi anak-anak Indonesia dalam serangan teroris sekarang atau di masa depan, sebagian dapat dikaitkan dengan indoktrinasi," kata Fajar dalam acara yang dihadiri narasumber dari BNPT RI Sub Koordinator Partisipasi Masyarakat Maira Himadhani, dan Pendongeng Nasional Indra Bawole itu.
Dia menuturkan, proses indoktrinasi dilakukan pada anak-anak melalui jalur keluarga. Anak-anak yang seharusnya menikmati masa kecil, diajak ikut sepaham dengan kelompok terkecilnya yaitu keluarga.
Indoktrinasi dalam keluarga merupakan suatu hal yang berbahaya. Seorang anak hanya mempercayai kedua orang tuanya, tanpa curiga terjerumus dalam aksi terorisme.
Baca juga: Diskominfosantik Kalteng lengkapi keperluan infrastruktur SPBE
Anak-anak, sambung Fajar, dapat menjadi radikal karena terdoktrinisasi melalui lembaga atau institusi. Indoktrinasi pada anak yaitu proses pembujukan kelompok tertentu, orang tua ataupun platform online lainnya.
Indoktrinasi melalui sekolah-sekolah atau pesantren dilakukan guru-guru yang sudah terpapar radikalisme.
"Kami terus berupaya menanamkan nilai-nilai Pancasila dan toleransi terhadap sesama sejak usia dini. Itu untuk pencegahan masuknya paham radikalisme kepada anak," bebernya.
Melalui kegiatan "Salam Anak Bangsa - Aku Bangga Menjadi Anak Indonesia" itu bisa mendorong guru dan anak usia sekolah dasar, senantiasa menanamkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan di sekolah maupun di masyarakat dan menghargai kemajemukan bangsa.
Baca juga: Pemprov Kalteng buka perizinan di tempat, permudah pelayanan masyarakat
Selain menjadi anak-anak yang senantiasa bersifat toleran terhadap kemajemukan dan menghargai budaya bangsa, kegiatan itu merupakan salah satu upaya untuk menangkal radikalisme terorisme pada anak usia pendidikan dasar di Kalimantan Tengah, khususnya di Kabupaten Katingan.
Sementara, Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Katingan Feriso mengapresiasi atas pelaksanaan kegiatan tersebut. Apalagi BNPT bersama FKPT Kalteng telah mempercayakan Kabupaten Katingan, sebagai tempat kegiatan.
Tentunya kegiatan sangat bermanfaat untuk menumbuhkan nilai-nilai toleransi kepada anak-anak khususnya di Kabupaten Katingan.
"Kami harapkan dengan pendekatan kepada anak-anak di sekolah dasar, mengajarkan secara dini untuk menghargai, menghormati dan saling mengasihi satu sama lain," kata Feriso.
Baca juga: Kesbangpol Kalteng giatkan sosialisasi Pemilu 2024
Baca juga: Pemprov Kalteng tingkatkan KAD optimalkan perdagangan komoditas bawang merah