Pemkab Barito Utara gelar advokasi gerakan transisi PAUD ke SD

id paud barito utara,transisi paud ke sd,advokasi ,barito utara,kalteng

Pemkab Barito Utara gelar advokasi gerakan transisi PAUD ke SD

Bunda PAUD Barito Utara Hj Sri Hidayati menerima piagam penghargaan apresiasi dari Dinas Pendidikan Barito Utara yang diserahkan Kepala Dinas Pendidikan Syahmiludin A Surapati atas dedikasinya memanjukan pendidikan anak usia dini (PAUD), di Muara Teweh, Kamis (14/9/2023).ANTARA/Dokumen Pribadi

Muara Teweh (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Barito Utara, Kalimantan Tengah, melaksanakan Advokasi Dinas Pendidikan bersama Balai Besar Penjamin Mutu Pendidikan (BPMP) pada gerakan transisi PAUD ke SD yang menyenangkan melalui pemanfaatan laman dan PMM (Platform Merdeka Mengajar).

Gerakan transisi PAUD ke SD yang menyenangkan ini merupakan episode 24 merdeka belajar yang telah diluncurkan pada Maret 2023. 

"Gerakan ini untuk mengatasi miskonsepsi tentang baca, tulis, hitung (calistung) pada PAUD yang masih sangat berfokus pada calistung,” kata Kepala Dinas Pendidikan Barito Utara Syahmiludin A Surapati di Muara Teweh, Jumat.

Menurut dia, kemampuan calistung yang sering dibangun secara instan masih dianggap sebagai satu-satunya bukti keberhasilan belajar, bahkan calistung masih diterapkan sebagai syarat penerima peserta didik baru SD, MI Sederajat.

Untuk mengakhiri miskonsepsi tersebut, kata dia, lewat merdeka belajar 24 materi menyampaikan ada empat fokus transisi pembelajaran diantaranya, proses belajar mengajar di PAUD dan SD/MI sederajat kelas awal harus selaras dan berkesinambungan. 

"Setiap anak memiliki hak untuk dibina agar kemampuan yang diperoleh tidak hanya kemampuan kognotif, tetapi kemampuan holistik juga," katanya. 

Selanjutnya, kata dia, kemampuan dasar literasi dan numerisasi harus dibangun mulai dari PAUD secara bertahap dan dengan cara menyenangkan.

Syahmiludin menjelaskan setiap sekolah, setiap anak memiliki kemampuan, karakter dan kesiapan masing-masing saat memasuki jenjang SD, sehingga tidak bisa disamaratakan dengan standar atau label tertentu.

“Beberapa waktu lalu, di Jakarta Bunda PAUD se Indonesia mendeklarasikan dukungan kepada gerakan transisi PAUD ke SD yang menyenangkan. Gerakan ini sebagai upaya dalam menjaga keselarasan pendidikan anak dari PAUD ke SD/MI sehingga proses peralihan dapat berjalan lancar dan baik,” imbuhnya.

Dikatakan Syahmil lagi, ada tiga perubahan gerakan transisi PAUD ke SD yang ingin di capai  Dinas Pendidikan diantaranya penerimaan peserta didik baru SD tidak melakukan tes calistung, kemudian  masa perkenalan di dua pekan pertama di tahun ajaran baru, serta menerapkan pembelajaran yang membangun enam kemampuan pondasi anak.

Ditambahkannya, dalam upaya mendorong tercapainya tiga target tersebut, ada lima target kinerja gerakan yang didukung oleh Dinas Pendidikan meliputi penerbitan surat edaran tentang penguatan transisi PAUD ke SD yang menyenangkan. 

Kemudian mempublikasikan surat edaran di kanal media sosial pemerintah daerah, selain itu 10 persen satuan pendidikan (PAUD-SD) mengunduh materi di PMM/laman transisi PAUD-SD/Diklat Teknis. 
Selanjutnya 10 persen satuan pendidikan (PAUD-SD) mengerjakan aksi nyata penguatan pembelajaran pada awal tahun ajaran baru. 

"Serta 100 persen SD negeri dan 13 persen SD swasta tidak melakukan tes calistung pada saat penerimaan peserta didik baru," demikian Syahmiludin.