Ratusan hektare padi puso akibat kekeringan, Pemkab Kotim usulkan bantuan
Sampit (ANTARA) - Kekeringan akibat kemarau panjang menyebabkan ratusan hektare padi di Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah puso atau gagal panen sehingga menimbulkan kerugian besar bagi petani.
"Total padi yang puso itu sekitar 330 hektare. Segera kita usulkan karena biasanya otomatis karena kita membuat laporan kepada pemerintah pusat bahwa ada terjadi puso maka akan dibantu oleh pemerintah pusat sesuai usulan berupa bantuan bibit," kata Kepala Dinas Pertanian Kotawaringin Timur, Sepnita di Sampit, Jumat.
Sepnita menjelaskan, 330 hektare padi puso itu tersebar di dua kecamatan di wilayah selatan, yaitu Pulau Hanaut dan Teluk Sampit. Puso ini terjadi pada September lalu akibat kekeringan.
Selain itu, ada pula tanaman hortikultura seluas dua hektare yang gagal panen akibat serangan hama. Ini juga diduga tidak terlepas dari kondisi kemarau panjang yang terjadi.
Pemerintah daerah turut prihatin atas kejadian ini. Dinas Pertanian sudah mendata luasan sawah yang puso dan segera mengusulkan bantuan kepada Kementerian Pertanian.
Baca juga: Petani Kotim dapat bantuan alsintan dari program aspirasi anggota DPR
"Bantuan itu khusus apabila ada terjadi puso atau rusak berat yang kita ajukan kepada pemerintah pusat melalui Kementerian atau Direktorat Jenderal Tanaman Pangan atau Direktorat Jenderal Hortikultura. Dan biasanya dipenuhi oleh pusat untuk bantuan tersebut," sambung Sepnita.
Dia mengakui saat ini belum puncak musim tanam. Oleh karena itu diharapkan masih ada waktu untuk penanaman untuk musik ini yaitu pada Desember hingga Februari nanti agar bisa mengejar untuk penanaman yang bisa memberikan kontribusi produksi pada 2024.
Sepnita mengatakan, gagal panen tahun ini relatif lebih kecil dibanding tahun lalu. Hal itu karena petani lebih bisa mengantisipasi kemungkinan puso akibat kekeringan dibandingkan potensi puso akibat banjir.
Tahun 2022 lalu, kata dia, ada 1800 hektare padi dan 130 hektare tanaman hortikultura yang gagal panen akibat banjir di Kecamatan Teluk Sampit. Pihaknya kemudian mengusulkan bantuan kepada pemerintah pusat dan dikabulkan.
"Kita dibantu pemerintah pusat dan pemerintah kabupaten sehingga petani yang mengalami kebanjiran itu bisa mendapatkan bantuan berupa benih dan pupuk. Pemerintah tentu akan terus berupaya membantu petani kita," demikian Sepnita.
Baca juga: Bupati Simalungun puji prestasi Pemkab Kotim
Baca juga: Hujan belum mampu padamkan kebakaran di lahan gambut tebal
Baca juga: KPPN Sampit beri 21 penghargaan instansi berkinerja terbaik
"Total padi yang puso itu sekitar 330 hektare. Segera kita usulkan karena biasanya otomatis karena kita membuat laporan kepada pemerintah pusat bahwa ada terjadi puso maka akan dibantu oleh pemerintah pusat sesuai usulan berupa bantuan bibit," kata Kepala Dinas Pertanian Kotawaringin Timur, Sepnita di Sampit, Jumat.
Sepnita menjelaskan, 330 hektare padi puso itu tersebar di dua kecamatan di wilayah selatan, yaitu Pulau Hanaut dan Teluk Sampit. Puso ini terjadi pada September lalu akibat kekeringan.
Selain itu, ada pula tanaman hortikultura seluas dua hektare yang gagal panen akibat serangan hama. Ini juga diduga tidak terlepas dari kondisi kemarau panjang yang terjadi.
Pemerintah daerah turut prihatin atas kejadian ini. Dinas Pertanian sudah mendata luasan sawah yang puso dan segera mengusulkan bantuan kepada Kementerian Pertanian.
Baca juga: Petani Kotim dapat bantuan alsintan dari program aspirasi anggota DPR
"Bantuan itu khusus apabila ada terjadi puso atau rusak berat yang kita ajukan kepada pemerintah pusat melalui Kementerian atau Direktorat Jenderal Tanaman Pangan atau Direktorat Jenderal Hortikultura. Dan biasanya dipenuhi oleh pusat untuk bantuan tersebut," sambung Sepnita.
Dia mengakui saat ini belum puncak musim tanam. Oleh karena itu diharapkan masih ada waktu untuk penanaman untuk musik ini yaitu pada Desember hingga Februari nanti agar bisa mengejar untuk penanaman yang bisa memberikan kontribusi produksi pada 2024.
Sepnita mengatakan, gagal panen tahun ini relatif lebih kecil dibanding tahun lalu. Hal itu karena petani lebih bisa mengantisipasi kemungkinan puso akibat kekeringan dibandingkan potensi puso akibat banjir.
Tahun 2022 lalu, kata dia, ada 1800 hektare padi dan 130 hektare tanaman hortikultura yang gagal panen akibat banjir di Kecamatan Teluk Sampit. Pihaknya kemudian mengusulkan bantuan kepada pemerintah pusat dan dikabulkan.
"Kita dibantu pemerintah pusat dan pemerintah kabupaten sehingga petani yang mengalami kebanjiran itu bisa mendapatkan bantuan berupa benih dan pupuk. Pemerintah tentu akan terus berupaya membantu petani kita," demikian Sepnita.
Baca juga: Bupati Simalungun puji prestasi Pemkab Kotim
Baca juga: Hujan belum mampu padamkan kebakaran di lahan gambut tebal
Baca juga: KPPN Sampit beri 21 penghargaan instansi berkinerja terbaik