Dishanpang Kalteng optimalkan pengembangan Desa B2SA atasi stunting

id pemprov kalteng, dishanpang kalteng, desa b2sa, teras pangan, rumah pangan, gerai pangan, desa kumpai batu atas, arut selatan, kobar, kotawaringin bar

Dishanpang Kalteng optimalkan pengembangan Desa B2SA atasi stunting

Kepala Dishanpang Kalteng, Riza Rahmadi (baju putih) melihat langsung teras pangan yang dikembangkan di Desa Kumpai Batu Atas, Kecamatan Arut Selatan, Kabupaten Kotawaringin Barat, Minggu (19/11/2023). (ANTARA/Safitri RA)

Pangkalan Bun (ANTARA) -
Dinas Ketahanan Pangan (Dishanpang) Provinsi Kalimantan Tengah mengoptimalkan pengembangan Desa Beragam, Bergizi, Seimbang dan Aman (B2SA) untuk mengatasi stunting atau gangguan pertumbuhan.
 
Kepala Dishanpang Kalteng Riza Rahmadi di Pangkalan Bun, Minggu, mengatakan, progam pembinaan dan pengembangan B2SA pada 2023 salah satunya dilaksanakan di Desa Kumpai Batu Atas, Kecamatan Arut Selatan, Kabupaten Kotawaringin Barat.
 
"Alasan kenapa kita memilih Desa Kumpai Batu Atas untuk pelaksanaan program ini, karena berdasarkan data yang dihimpun, di desa ini ada anak yang berisiko stunting," terangnya.
 
Hal itu dia sampaikan saat mengunjungi langsung Desa Kumpai Batu Atas, sekaligus berdiskusi dengan jajaran desa maupun Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (TP-PKK) agar pelaksanaan program B2SA semakin optimal.
 
Adapun di Desa Kumpai Batu Atas ini dikelola dan dikembangkan tempat teras pangan, gerai pangan maupun rumah pangan. Teras pangan ini berisikan bioflok ikan patin serta tanaman hidroponik.
 
"Kami harapkan hasil dari teras pangan ini dapat disampaikan ke rumah pangan," ucap Riza Rahmadi.

Baca juga: Gubernur Cup Pencak Silat se-Kalteng ajang seleksi menuju pentas nasional
 
Kemudian gerai pangan, merupakan tempat untuk pemberian modal dalam membuka usaha, seperti pengadaan bahan-bahan sembako ataupun membeli hasil kelompok.
 
"Seperti membeli hasil petani, misalnya produk olahan hasil pertanian, dan di sini siapapun boleh beli," ujarnya.
 
Sedangkan rumah pangan merupakan tempat untuk pengelolaan hasil dari teras pangan. Untuk pemberian makanan tambahan B2SA yakni pemanfaatnya kepada 40 orang selama 36 hari dan untuk makanan tambahan ini seperti beras, telur, minyak dan sayur itu dibeli di gerai pangan.
 
Lebih lanjut Riza menyampaikan dari upaya yang dilakukan pihaknya dalam pemberian makanan tambahan kepada anak-anak berisiko stunting tersebut memberikan hasil positif.
 
"Alhamdulillah, dari upaya yang kita lakukan, hasil dari posyandu anak-anak yang berisiko stunting tersebut, mengalami kenaikan berat badan 100 gram, semoga dengan upaya yang dilakukan ini semakin membantu dalam mengatasi stunting di Kalimantan Tengah," demikian Riza Rahmadi.
 
Sementara itu, prevalensi stunting di Kalimantan Tengah pada 2022 sebesar 26,9 persen, mengalami penurunan 0,5 persen dari 2021 sebesar 27,4 persen.

Baca juga: 1.379 peserta ramaikan MTQH XXXI Kalteng

Baca juga: Pemprov Kalteng lakukan penguatan cegah radikalisme dan terorisme

Baca juga: Pemprov sosialisasikan SP4N-LAPOR! ke kalangan akademisi dan mahasiswa di Kalteng