Implementasi Desa B2SA bangun budaya keluarga konsumsi pangan bergizi

id pemkab kapuas, b2sa kapuas, desa bakungin, kapuas hilir, stunting, kapuas, kuala kapuas

Implementasi Desa B2SA bangun budaya keluarga konsumsi pangan bergizi

Sekda Kapuas Septedy bersama Kepala Dinas Ketahanan Pangan Kalteng Riza Rahmadi dalam peluncuran kegiatan percepatan implementasi B2SA di Desa Bakungin, Kecamatan Kapuas Hilir, (30/11/2023). (ANTARA/HO-Diskominfo Kapuas)

Kuala Kapuas (ANTARA) -
Pengimplementasian Program Beragam, Bergizi, Seimbang dan Aman (B2SA) telah dilakukan di Kabupaten Kapuas, Kalimantan Tengah di antaranya di Desa Bakungin, Kecamatan Kapuas Hilir.
 
Sekretaris Daerah (Sekda) Kapuas, Septedy berharap pengimplementasian B2SA dapat membangun budaya keluarga untuk mengonsumsi aneka menu makanan beragam, bergizi seimbang dan aman untuk kebutuhan sehari-hari.
 
"Salah satunya dengan memanfaatkan potensi pangan yang ada di sekitar rumah atau pekarangan yang ada,” kata Septedy di Kuala Kapuas, Sabtu.
 
Dia menyampaikan, kajian para pakar gizi menyatakan mayoritas masyarakat Indonesia baik di perkotaan atau pedesaan pada berbagai golongan hanya memiliki satu pola pangan pokok yaitu beras dan mi.
 
Terkait hal itulah, Septedy berharap dapat meningkatnya pemahaman masyarakat tentang pentingnya konsumsi pangan beragam, bergizi seimbang dan aman untuk meningkatkan kualitas hidup.
 
"Sekaligus mendorong peningkatan konsumsi sayur-sayuran, buah-buahan, ikan, daging, umbi-umbian dan mengurangi porsi beras sebagai sumber karbohidrat," tuturnya.

Baca juga: DPRD Kapuas apresiasi PHBK laksanakan pawai lilin sambut Natal 2023
 
Sementara itu, Kepala Dinas Ketahanan Pangan (Dishanpang) Kalimantan Tengah Riza Rahmadi mengatakan, pengoptimalan pengembangan Desa B2SA juga sekaligus untuk mengatasi stunting atau gangguan pertumbuhan.
 
Riza menjelaskan, tujuan utama dari optimalisasi B2SA adalah meningkatkan kesadaran maupun membudayakan pola konsumsi pangan yang benar-benar beragam, sesuai dengan kebutuhan gizi, berimbang serta aman bagi masyarakat.
 
"Sehingga terwujudnya masyarakat yang dapat hidup dengan sehat, aktif serta produktif. Tentunya juga terbebas dari permasalahan stunting," tambahnya.
 
Adapun prevalensi stunting di Kalimantan Tengah pada 2022 sebesar 26,9 persen, mengalami penurunan 0,5 persen dari 2021 sebesar 27,4 persen.
 
Kepala Dinas Ketahanan Pangan (Dishanpang) Kapuas, Kusmiatie menambahkan untuk dapat menjadi desa B2SA harus memiliki Tim PKK dan BUMDes aktif, serta kepala desa yang berkomitmen menggunakan Dana Desa dalam penangan B2SA.
 
“Harapan saya kegiatan B2SA ini dapat berkelanjutan sampai dengan tahun-tahun berikutnya, sehingga Kapuas adalah kabupaten mandiri, aktif, sejahtera, sehat dan yang pasti tidak ada lagi yang stunting,” jelasnya.

Baca juga: Masyarakat antusias sambut Pawai Lilin di Kapuas

Baca juga: Pemerintah telusuri memori sejarah Kabupaten Kapuas

Baca juga: Tujuh Fraksi DPRD Kapuas setujui RAPBD 2024 menjadi Perda