Sampit (ANTARA) - Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah mulai memasuki puncak musim hujan yang diperkirakan berlangsung hingga Januari 2024 mendatang.
“Prakiraan puncak musim hujan di Kabupaten Kotawaringin Timur terjadi secara bertahap, dimulai dari bulan Desember ini hingga Januari nanti,” ucap Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Kotawaringin Timur Stasiun Meteorologi Haji Asan Sampit Musuhanaya melalui Prakirawan Alfa Centauri di Sampit, Minggu.
Puncak musim hujan di daerah berjuluk Bumi Habaring Hurung ini bisa dilihat dari meningkatnya intensitas hujan di wilayah tersebut dalam sepekan terakhir.
Alfa Centauri menyampaikan, puncak musim hujan di Kotawaringin Timur akan terjadi secara bertahap. Mulai dari wilayah utara ke tengah pada Desember 2023, lalu wilayah tengah ke selatan pada Januari 2024.
Jika dibandingkan dengan puncak musim hujan pada tahun lalu, kondisi tahun ini diperkirakan masih sama atau normal. Kendati demikian, pihaknya tetap mengimbau masyarakat agar lebih waspada akan potensi terjadinya hujan dengan intensitas sedang hingga lebat yang dapat menyebabkan genangan air pada beberapa ruas jalan atau infrastruktur rawan genangan air.
Baca juga: Sampit Trade Expo dan Business Matching dorong peningkatan usaha lokal
“Masyarakat juga diimbau untuk waspada terhadap potensi angin kencang hingga pohon tumbang,” imbuhnya.
Sementara itu, berdasarkan prakiraan cuaca seminggu ke depan yang dirilis BMKG Kalimantan Tengah Stasiun Meteorologi Kelas I Tjilik Riwut disebutkan bahwa Kotawaringin Timur termasuk wilayah dengan potensi hujan sedang hingga lebat.
Prakirawan BMKG Kalimantan Tengah Chandra Mukti Wijaya melalui rilis dengan tanggal berlaku 9-15 Desember 2023 tersebut menyampaikan sejumlah imbauan kepada masyarakat, antara lain waspada potensi hujan sedang hingga lebat yang dapat disertai petir, kilat, dan angin kencang.
Waspada potensi hujan lokal intensitas sedang hingga lebat dengan durasi singkat hingga disertai potensi angin puting beliung di wilayah Kalimantan Tengah.
“Waspada dan berhati-hati terhadap dampak bencana yang ditimbulkan, seperti genangan air, banjir, tanah longsor, dan pohon tumbang,” demikian Chandra.
Baca juga: Polda Kalteng gencarkan patroli antisipasi penjarahan TBS kelapa sawit
Baca juga: Cegah banjir TNI, PUPR, dan BPBD Kotim gotong royong bersihkan drainase
Baca juga: Unit usaha pertanian perorangan di Kotim menurun imbas alih fungsi lahan