Sampit (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah menetapkan status siaga darurat banjir selama 90 hari, yakni dari 19 Desember 2023 hingga 17 Maret 2024.
“Penetapan ini diambil dengan berbagai pertimbangan dan masukkan, terutama paparan dari BMKG. Kita juga ada menerima surat dari BNPB untuk mengantisipasi terjadinya banjir dari akhir tahun 2023 hingga awal 2024, terlebih kita sebentar lagi akan melaksana Pemilu serentak,” kata Asisten I Setda Kotawaringin Timur Rihel di Sampit, Senin.
Penetapan status siaga darurat banjir ini diambil berdasarkan hasil rapat koordinasi lintas sektoral yang dilaksanakan di Pusdalops Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kotawaringin Timur.
Rihel mewakili Bupati Kotawaringin Timur memimpin rapat koordinasi tersebut didampingi Kepala Pelaksana BPBD Kotawaringin Timur Multazam dan Sekretaris BPBD Arief.
Turut hadir dalam kegiatan tersebut Balai Wilayah Sungai (BWS) Kalimantan II Palangka Raya, BMKG Stasiun Haji Asan Sampit, Basarnas, Polres, Kodim 1015/Sampit, sejumlah instansi terkait, serta yang tak biasa terlibat dalam penetapan status tersebut hadir perwakilan Bawaslu dan KPU Kotawaringin Timur.
Rihel menjelaskan, digelarnya rapat koordinasi tersebut sehubungan dengan masuknya musim hujan di wilayah Kotawaringin Timur. Salah satu bencana yang rawan terjadi di wilayah tersebut pada musim hujan adalah banjir.
Berdasarkan hasil pendataan BPBD Kotawaringin Timur, pada musim hujan kali ini sudah ada sejumlah wilayah yang beberapa kali terendam banjir, antara lain Desa Tumbang Mujam Kecamatan Tualan Hulu, Desa Hanjalipan Kecamatan Kota Besi, hingga genangan di dalam Kota Sampit.
Selain itu, sedikitnya ada 17 desa di 5 kecamatan yang akses jalannya rawan putus akibat terendam banjir. Seperti Desa Hanjalipan, Simpur, dan Soren Kecamatan Kota Besi dan Desa Sudan, Sei Ubar Mandiri, Pantai Harapan, dan Tumbang Koling Kecamatan Cempaga Hulu.
Meskipun, pada paparan BMKG disebutkan bahwa potensi banjir masih rendah dan prakiraan intensitas curah hujan berkisar ringan hingga sedang, namun menurutnya banjir tetap perlu diantisipasi. Bahkan tidak menutup kemungkinan, status siaga dinaikkan menjadi tanggap darurat banjir.
“Walaupun dalam paparan BMKG curah hujannya masih ringan hingga menengah, tapi tetap perlu kita antisipasi. Karena banjir ada banyak faktornya, mungkin terjadi sedimentasi atau pendangkalan sungai dan semacamnya,” tuturnya.
Baca juga: Antisipasi kenaikan harga saat nataru, Pemkab Kotim fokuskan enam langkah
Selain faktor-faktor yang mendasar, pelaksanaan Pemilu 2024 juga menjadi pertimbangan pihaknya dalam penetapan status siaga darurat banjir kali ini.
Rihel mengatakan Pemilu 2024 merupakan perhelatan nasional, jika ada kendala dalam pelaksanaannya tentu akan menjadi isu nasional yang tentunya tidak baik untuk nama daerah, sehingga pemerintah daerah setempat wajib untuk mengamankan dan menyukseskan kegiatan tersebut.
Kotawaringin Timur berada di daerah aliran sungai dan sering terjadi banjir. Ketika banjir, ada beberapa desa yang terisolasi karena akses jalan menuju desa tersebut terputus, kondisi ini Tentunya dapat mengganggu kelancaran pelaksanaan pemilu.
Oleh sebab itu, dalam pelaksanaan rapat koordinasi kali ini pihaknya juga melibatkan Bawaslu dan KPU Kotawaringin Timur agar bersama-sama mengantisipasi potensi kendala di lapangan yang disebabkan banjir.
“Supaya mereka juga mengetahui bahwa pada Pemilu 2024 nanti, kalau musim hujan ada potensi banjir. Jadi mereka juga harus membuat skenario atau antisipasi untuk kelancaran pemilu. Misalnya saat pendistribusian logistik dilapisi dengan plastik agar tidak basah atau rusak jika terkena banjir,” ujarnya.
Sementara itu, Kepala Pelaksana BPBD Kotawaringin Timur Multazam menyampaikan, pihaknya akan berupaya membantu kelancaran distribusi hingga pelaksanaan Pemilu 2024. Sejumlah strategi disiapkan, salah satunya menempatkan personel beserta peralatan di titik-titik rawan.
“Untuk pendistribusian logistik pemilu menggunakan unit dari KPU, kita akan ikut memantau. Mudah-mudahan bisa membantu normalisasi distribusi kalau saat itu terjadi banjir,” ujarnya.
Ia menambahkan, dalam menghadapi banjir pihaknya telah menyiapkan sejumlah peralatan seperti perahu karet 1 unit, perahu fiber 2 unit, mesin motor perahu 2 unit, pelampung, hingga genset untuk aliran listrik darurat.
Peralatan yang ada di BPBD Kotawaringin Timur saat memang belum bisa dikatakan ideal, tapi pihaknya berupaya mengoptimalkan kinerja dibantu dengan sumber daya lainnya. Karena dalam status siaga darurat banjir ini juga melibatkan instansi lainnya.
Baca juga: Legislator Kotim minta DBH sawit digunakan perbaiki jalan di pelosok
Baca juga: Kotim berharap sukses menggelar Festival Tandak Intan Kaharingan
Baca juga: Penumpang di Pelabuhan Sampit diprediksi naik 20 persen selama Nataru