Tamiang Layang (ANTARA) - Dinas Kesehatan Kabupaten Barito Timur, Kalimantan Tengah mengajak dan menggugah kepedulian masyarakat untuk bersama-sama mencegah demam berdarah dengue (DBD), apalagi sudah merenggut korban jiwa.
“Pencegahan DBD ini perlu kesadaran semua pihak, termasuk masyarakat juga,” kata Kepala Dinas Kesehatan Barito Timur, dr Jimmy WS Hutagalung di Tamiang Layang, Jumat.
Sudah ada tiga warga Barito Timur yang meninggal dunia diduga akibat demam berdarah dengue (DBD). Terakhir, seorang pelajar SMP kelas VIII di Desa Gumpa Kecamatan Dusun Timur meninggal dunia diduga akibat DBD pada Selasa (26/12).
Menurut Jimmy, pihaknya telah mencatat ada tiga orang warga Bartim meninggal dunia diduga akibat DBD. Pemerintah Kabupaten Barito Timur melalui Dinas Kesehatan telah menetapkan Kejadian Luar Biasa (KLB) sejak ditemukan pertama kali ada kasus meninggal dunia diduga akibat DBD.
Sejak adanya kejadian tersebut, pemerintah daerah melakukan pengasapan atau fogging nyamuk DBD. Untuk di Desa Gumpa juga telah dilaksanakan pengasapan secara massal.
“Kesadaran masyarakat dalam upaya pencegahan DBD itu sangat penting. Seluruh lapisan masyarakat perlu mengaktifkan kembali dalam menjaga kebersihan rumah dan lingkungan sekitar dari sampah-sampah dan genangan air yang menjadi tempat kembang biak nyamuk,” kata Jimmi.
Dia mengimbau masyarakat Barito Timur kiranya bisa menerapkan menerapkan 5M yakni menguras, menutup, mengubur atau menyingkirkan, mendaur ulang barang-barang yang bisa menjadi wadah nyamuk serta menaburkan bubuk abate.
Baca juga: Sekda Bartim prihatin ada ASN belum masuk kerja usai cuti bersama
Menguras dimaksud yakni menguras bak mandi dan tempat penampungan air lainnya secara berkala agar tidak terjadi kembang biak nyamuk Aedes aegypti, vektor penyakit DBD. Menutup tempat-tempat penampungan air seperti tong air dan tangki air dengan tertutup rapat. Hal ini akan mencegah nyamuk masuk dan bertelur di air tersebut.
Mengubur atau menyingkirkan wadah-wadah tertentu seperti botol, sampah plastik, dan wadah lain yang berpotensi menjadi tempat perkembangbiakan nyamuk DBD.
Keempat, melakukan daur ulang barang-barang dapat dijadikan tempat berkembang biak nyamuk, seperti potongan ban atau wadah plastik bekas, sebaiknya didaur ulang atau diproses secara aman.
Terakhir, tambahnya, yakni menaburkan bubuk abate pada tempat-tempat air yang sulit atau tidak mungkin dikuras, sehingga menghambat perkembangbiakan nyamuk aedes aegypti.
Jimmi optimis dengan adanya kerja sama dari masyarakat dalam melaksanakan Gerakan 5M akan menjadi langkah strategis dan efektif dalam mengurangi risiko DBD.
“Kesadaran dan kerjasama dari semua pihak diharapkan akan membantu mencegah penyebaran penyakit DBD di wilayah Bartim,” demikian dr Jimmi.
Kepala Desa Gumpa, Imanuel menyambut baik kegiatan pengasapan yang dilakukan Dinkes Bartim. Dia juga meminta dan mendorong warga Desa Gumpa untuk bekerjasama dalam mendukung kegiatan pengasapan, sebagai langkah preventif atau pencegahan untuk mengendalikan penyebaran nyamuk Aedes aegypti.
“Saya juga mengimbau warga untuk menjaga kebersihan lingkungan dan menerapkan 5M,” kata Imanuel.
Baca juga: Sekda Bartim tegaskan ASN kembali bekerja 27 Desember usai libur Natal
Baca juga: Pemkab Barito Timur jamin kesehatan masyarakat melalui Program JKN
Baca juga: Banyak warga Bartim beli emas sebelum Natal 2023