Korban kebakaran di Sampit berharap bisa tetap menempati lahan Inhutani
Sampit (ANTARA) - Korban kebakaran di Komplek Inhutani III Sampit Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah berharap bisa tetap diizinkan menempati lokasi bekas kebakaran tersebut nantinya.
"Warga kami berharap masih bisa tetap tinggal di sini. Misalnya dibuatkan lagi bangunannya, kemudian warga membayar sewa seperti sebelumnya. Ada pula yang menyewa lahannya untuk mendirikan bangunan seperti sebelumnya," kata Ketua RT 30 RW 14, Mus Mulyadi di Sampit, Rabu.
Kebakaran terjadi Selasa (2/1) siang di Jalan Biak Komplek Inhutani RT 30 RW 14 Kelurahan Baamang Hilir Kecamatan Baamang, Sampit. Kawasan itu merupakan lahan milik Inhutani III yang sudah cukup lama ditempati warga.
Mereka bertahun-tahun tinggal di kawasan padat penduduk tersebut. Ada yang menyewa bangunan, ada pula yang menyewa lahan dan membangun sendiri bangunan sederhana untuk mereka tinggali.
Mulyadi menyebut, kebakaran siang kemarin membuat 7 kepala keluarga dengan 22 jiwa kehilangan tempat tinggal. Kini mereka ada yang mengungsi ke tempat tetangga maupun kerabat.
Kondisi itu disampaikan warga kepada Bupati Halikinnor dan Wakil Bupati Irawati yang datang memberikan bantuan bahan pokok. Turut hadir Sekretaris Daerah Fajrurrahman dan Kepala Pelaksana BPBD Multazam.
Baca juga: KPU Kotim libatkan 182 orang untuk sortir dan lipat surat suara
Warga gembira karena pemerintah daerah bergerak cepat memberikan bantuan. Warga pun berharap pemerintah daerah membantu memfasilitasi kepada pihak Inhutani agar para korban kebakaran bisa kembali menempati dengan menyewa
"Korban kebakaran ini ada yang tukang becak, satpam, pedagang keliling dan lainnya. Warga berharap dibangun ulang sehingga warga bisa menyewa kepada Inhutani," harap Mulyadi.
Bupati Halikinnor menyampaikan keprihatinannya dan turut berduka atas musibah itu. Saat ini pemerintah daerah bergerak cepat memberikan bantuan berupa bahan pangan pokok untuk meringankan beban para korban kebakaran memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Halikinnor mengatakan, pemerintah daerah tidak bisa memberikan bantuan bahan bangunan rumah karena lahan tersebut bukan milik warga, tetapi milik Inhutani III. Untuk itu pemerintah daerah berupaya berkoordinasi dengan pihak Inhutani III supaya ada dukungan dalam membantu warga.
"Ini perumahan Inhutani III yang disewakan kepada warga. Karena ini tanah milik Inhutani maka tidak mungkin warga yang membangunnya menggunakan bantuan pemerintah. Kami berharap pihak Inhutani membantu ini supaya solusi atas aspirasi masyarakat," kata Halikinnor.
Sementara itu, Halikinnor mengimbau masyarakat meningkatkan kewaspadaan karena musibah kebakaran bisa terjadi kapan dan di mana saja. Warga diminta mencegah hal-hal yang bisa memicu kebakaran seperti api kompor, korsleting listrik maupun lainnya.
Baca juga: Peringati HAB ke-78, Kemenag Kotim komitmen jaga toleransi dan moderasi beragama
Baca juga: Tahun ini banyak pejabat Kotim pensiun
Baca juga: Bupati Kotim minta pembangunan pabrik pengolahan limbah medis dipercepat
"Warga kami berharap masih bisa tetap tinggal di sini. Misalnya dibuatkan lagi bangunannya, kemudian warga membayar sewa seperti sebelumnya. Ada pula yang menyewa lahannya untuk mendirikan bangunan seperti sebelumnya," kata Ketua RT 30 RW 14, Mus Mulyadi di Sampit, Rabu.
Kebakaran terjadi Selasa (2/1) siang di Jalan Biak Komplek Inhutani RT 30 RW 14 Kelurahan Baamang Hilir Kecamatan Baamang, Sampit. Kawasan itu merupakan lahan milik Inhutani III yang sudah cukup lama ditempati warga.
Mereka bertahun-tahun tinggal di kawasan padat penduduk tersebut. Ada yang menyewa bangunan, ada pula yang menyewa lahan dan membangun sendiri bangunan sederhana untuk mereka tinggali.
Mulyadi menyebut, kebakaran siang kemarin membuat 7 kepala keluarga dengan 22 jiwa kehilangan tempat tinggal. Kini mereka ada yang mengungsi ke tempat tetangga maupun kerabat.
Kondisi itu disampaikan warga kepada Bupati Halikinnor dan Wakil Bupati Irawati yang datang memberikan bantuan bahan pokok. Turut hadir Sekretaris Daerah Fajrurrahman dan Kepala Pelaksana BPBD Multazam.
Baca juga: KPU Kotim libatkan 182 orang untuk sortir dan lipat surat suara
Warga gembira karena pemerintah daerah bergerak cepat memberikan bantuan. Warga pun berharap pemerintah daerah membantu memfasilitasi kepada pihak Inhutani agar para korban kebakaran bisa kembali menempati dengan menyewa
"Korban kebakaran ini ada yang tukang becak, satpam, pedagang keliling dan lainnya. Warga berharap dibangun ulang sehingga warga bisa menyewa kepada Inhutani," harap Mulyadi.
Bupati Halikinnor menyampaikan keprihatinannya dan turut berduka atas musibah itu. Saat ini pemerintah daerah bergerak cepat memberikan bantuan berupa bahan pangan pokok untuk meringankan beban para korban kebakaran memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Halikinnor mengatakan, pemerintah daerah tidak bisa memberikan bantuan bahan bangunan rumah karena lahan tersebut bukan milik warga, tetapi milik Inhutani III. Untuk itu pemerintah daerah berupaya berkoordinasi dengan pihak Inhutani III supaya ada dukungan dalam membantu warga.
"Ini perumahan Inhutani III yang disewakan kepada warga. Karena ini tanah milik Inhutani maka tidak mungkin warga yang membangunnya menggunakan bantuan pemerintah. Kami berharap pihak Inhutani membantu ini supaya solusi atas aspirasi masyarakat," kata Halikinnor.
Sementara itu, Halikinnor mengimbau masyarakat meningkatkan kewaspadaan karena musibah kebakaran bisa terjadi kapan dan di mana saja. Warga diminta mencegah hal-hal yang bisa memicu kebakaran seperti api kompor, korsleting listrik maupun lainnya.
Baca juga: Peringati HAB ke-78, Kemenag Kotim komitmen jaga toleransi dan moderasi beragama
Baca juga: Tahun ini banyak pejabat Kotim pensiun
Baca juga: Bupati Kotim minta pembangunan pabrik pengolahan limbah medis dipercepat