Sampit (ANTARA) - Kementerian Agama (Kemenag) Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah membentuk dua Kampung Moderasi Beragama sebagai upaya menjaga sikap beragama yang moderat di wilayah setempat.
“Kemenag Kotim berkomitmen memberikan pelayanan yang terbaik bagi seluruh umat beragama, salah satu upaya kami adalah melalui pembentukan Kampung Moderasi Beragama,” kata Ketua Kemenag Kotim, Khairil Anwar di Sampit, Kamis.
Moderasi beragama atau sikap beragama yang moderat merupakan program yang digabungkan Kemenag RI sebagai upaya menciptakan harmoni sosial di tengah kemajemukan Indonesia.
Salah satu upaya implementasi program tersebut adalah dengan pembentukan Kampung Moderasi Beragama, untuk menjadi model kampung yang mengutamakan kolaborasi lintas unsur, lembaga dan lapisan masyarakat.
Tujuannya untuk memperkuat kehidupan masyarakat yang harmonis dalam keragaman, toleran, dan memperkokoh sikap beragama yang moderat berbasis desa atau kampung.
Khairil Anwar mengatakan, pihaknya berkomitmen untuk memberikan pelayanan kepada umat beragama dengan terlibat dalam berbagai sektor dan hal itu sejalan dengan program moderasi beragama.
“Sikap moderasi beragama adalah sikap saling hormat dan menghargai antar umat beragama, sehingga tercipta suatu kedamaian dan keharmonisan dalam kehidupan. Kondisi seperti ini tentu akan mendukung program pembangunan pemerintah,” tuturnya.
Baca juga: Kotim raih 36 penghargaan di tengah keterbatasan anggaran
Sementara itu di Kotim sejauh ini ada dua desa atau kelurahan yang telah diperkenalkan sebagai Kampung Moderasi Beragama.
Pertama, Desa Eka Bahurui Kecamatan Mentawa Baru Ketapang. Desa ini dipilih karena beberapa pertimbangan, salah satunya masyarakat yang hidup rukun dengan kemajemukan yang ada di desa tersebut.
Penduduk Desa Eka Bahurui terdiri dari beragam agama, antara lain Islam, Kristen, Katolik dan Budha. Selain itu, suku dari warganya juga beragam, ada Dayak, Madura Banjar, Jawa, Sunda dan lainnya.
Dengan keberagaman dan keharmonisan masyarakatnya, sehingga Desa Eka Bahurui cocok untuk dijadikan model Kampung Moderasi Beragama.
Kedua, Kelurahan Parenggan, Kecamatan Parenggean. Kelurahan ini dipilih karena tingkat kesadaran masyarakat cukup tinggi tentang kerukunan, tidak pernah terjadi konflik yang berlatar belakang agama, serta kebersamaan dan sikap saling menghormati tertanam di masyarakat setempat.
“Dengan komponen masyarakat yang heterogen Kelurahan Parenggean mampu menjaga kehidupan yang damai tanpa ada gesekan antar agama maupun suku, inilah salah satu penilaian kami ketika memilih Kampung Moderasi Beragama,” jelasnya.
Ia berharap kedepannya seluruh desa dan kelurahan di Kotim dapat menerapkan kehidupan masyarakat yang harmonis dalam keragaman, toleran, dan memperkokoh sikap beragama yang moderat sesuai tujuan dari Kampung Moderasi Beragama.
Baca juga: Masih banyak APK pemilu 2024 di Kotim dipasang tak sesuai aturan
Baca juga: Sekretaris DPRD Kotim resmi berganti ke Muhammad Yusuf
Baca juga: Kunjungan perdana ke Kotim, Danrem tegaskan netralitas TNI dalam pemilu