Dinsos Kotim dampingi penderita HIV/AIDS yang gagal berlayar

id pemkab kotim, wanita hiv aids gagal berlayar, pelabuhan sampit, dinas sosial kotim, dinsos kotim, sampit, kotim, kotawaringin timur

Dinsos Kotim dampingi penderita HIV/AIDS yang gagal berlayar

Seorang wanita gagal berlayar melalui Pelabuhan Sampit karena terdiagnosa mengidap HIV/AIDS, Rabu (10/1/2024). (ANTARA/HO-BKKP Sampit)

Sampit (ANTARA) -
Dinas Sosial (Dinsos) Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim), Kalimantan Tengah melakukan pendampingan terhadap seorang warga yang gagal berlayar karena terdiagnosa mengidap HIV/AIDS.
 
“Saat ini yang bersangkutan sudah dibawa di rumah sakit dan kami melakukan pendampingan selama di rawat di rumah sakit,” kata Kepala Bidang Rehabilitasi Sosial pada Dinsos Kotim, Mahmudi di Sampit, Kamis. 
 
Diketahui, Rabu (10/1), seorang wanita berinisial M yang akan berangkat dari Pelabuhan Sampit menuju Pelabuhan Tanjung Emas Semarang menggunakan Kapal Kelimutu gagal berangkat. 
 
Wanita berusia 30 tahun itu tidak diperbolehkan menaiki kapal, karena Petugas Balai Karantina Kesehatan Pelabuhan (BKKP) Kelas II Sampit menemukan adanya rekam medis wanita tersebut mengidap HIV/AIDS dengan kondisi klinis sangat lemah, sehingga tidak memungkinkan melakukan perjalanan jauh. 
 
Secara rinci, pihak BKKP Kelas II Sampit menjelaskan saat dilakukan pemeriksaan kesehatan yang bersangkutan terdiagnosa B20 dan dalam keadaan Orang Dengan HIV/AIDS (ODHA). Sesuai regulasi pasien dengan kondisi klinis seperti itu tidak bisa dirilis untuk naik ke kapal.
 
Mahmudi melanjutkan, M berasal dari Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah, namun M memiliki KTP Kabupaten Gunung Mas. 
 
“Kami sudah menghubungi Dinsos Gunung Mas untuk meminta penjelasan terkait yang bersangkutan dan mencari sanak familinya di Gunung Mas,” terangnya.

Baca juga: Bupati segera kumpulkan perwakilan perguruan tinggi di Sampit
 
Dari koordinasi tersebut diketahui bahwa M tidak memiliki keluarga di Kotim maupun Gunung Mas. Semua keluarga M berada di desa asalnya. 
 
Ketika tiba di Pelabuhan Sampit M memang didampingi seorang pria, namun ternyata pria tersebut hanya kenalan yang merasa iba dan khawatir M akan terlantar, sehingga pria itu berinisiatif mengantar M agar bisa kembali ke kampung halaman. 
 
Dinsos Kotim juga telah berkoordinasi dengan kepala desa tempat asal M dan ibu kandung M membenarkan wanita tersebut adalah anaknya. 
 
Mahmudi mengaku pihaknya juga sudah berkonsultasi dengan Komisi Perlindungan AIDS (KPA) Kotim terkait penanganan warga yang mengidap HIV/AIDS.
 
“Sejauh ini kondisi M membaik, namun masih lemah. Kami masih melanjutkan koordinasi dengan Dinsos Gunung Mas dan Keluarga M, kalau kondisi M sudah membaik dan mampu melakukan perjalanan jauh akan dipulangkan,” tuturnya. 
 
Mahmudi menambahkan, biaya perawatan M di rumah sakit ditanggung BPJS PBI Pemkab Gunung Mas, sesuai dengan KTP yang bersangkutan. 

Baca juga: KPU Kotim mulai lakukan pengesetan logistik Pemilu 2024

Baca juga: Ketua DPRD optimistis Kotim semakin maju

Baca juga: Bupati Kotim soroti kondisi drainase dan jalan di kawasan perumahan