BMKG Kotim: Waspada gelombang tinggi dampak Siklon Tropis Anggrek

id BMKG Kotim: Waspada gelombang tinggi dampak Siklon Tropis Anggrek, kalteng, Sampit, kotim, Kotawaringin Timur

BMKG Kotim: Waspada gelombang tinggi dampak Siklon Tropis Anggrek

Kepala BMKG Kabupaten Kotawaringin Timur, Musuhayana. ANTARA/Devita Maulina.

Sampit (ANTARA) - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah melalui Stasiun Meteorologi Haji Asan Sampit mengimbau masyarakat di daerah pesisir agar waspada terhadap potensi gelombang tinggi pada tanggal 17-18 Januari 2023, dampak dari fenomena Siklon Tropis Anggrek.

“Dimohon kepada masyarakat yang tinggal dan beraktivitas di pesisir sekitar area yang berpeluang terjadi gelombang tinggi agar tetap selalu waspada,” kata Kepala BMKG Kotim Musuhayana di Sampit, Rabu.

Ia menjelaskan, imbauan ini disampaikan sehubungan dengan peringatan dini yang disampaikan oleh BMKG Pusat. 

Dalam peringatan dini tersebut disampaikan, bahwa terdapat Siklon Tropis Anggrek di Samudra Hindia Barat Daya Bengkulu, 9.52° LS, 93.34° BT dan Bibit Siklon Tropis 99S di daratan Australia bagian utara, 16.7° LS, 131.8° BT. 

Sementara, pola angin di wilayah Indonesia bagian utara umumnya bergerak dari Utara - Timur Laut dengan kecepatan angin berkisar 6 - 30 knot, sedangkan di wilayah Indonesia bagian selatan umumnya bergerak dari Barat Daya - Barat Laut dengan kecepatan 6 - 30 knot. 

Kecepatan angin tertinggi terpantau di Samudra Hindia Barat Daya Bengkulu, perairan Kepulauan Sangihe, Laut Banda bagian selatan, perairan Kepulauan Leti - Kepulauan Tanimbar, dan Laut Arafuru.

Baca juga: PT Sukajadi Sawit Mekar dan PT Unggul Lestari raih penghargaan peduli penanganan karhutla

Kondisi tersebut menyebabkan peningkatan tinggi gelombang beberapa perairan di Indonesia dengan potensi ketinggian gelombang 1,25 - 2,5 meter hingga 2,5 - 4 meter.

Kabupaten Kotawaringin Timur yang masuk area perairan Laut Jawa merupakan salah satu yang berpotensi terjadi gelombang tinggi 1,25 - 2,5 meter.

“Laut Jawa bagian barat dan tengah salah satu yang berpotensi ada peningkatan gelombang setinggi 1,25 - 2,5 meter, sehingga harap diperhatikan risiko terhadap keselamatan pelayaran,” imbaunya.

Ia juga menyampaikan, risiko angin kencang dan gelombang tinggi sesuai dengan jenis perahu yang melakukan pelayaran. 

Untuk perahu nelayan diminta waspada kecepatan angin lebih dari 15 knot dan tinggi gelombang di atas 1.25 meter, kapal tongkang waspada terhadap kecepatan angin lebih dari 16 knot dan tinggi gelombang di atas 1.5 meter.

Selanjutnya, kapal feri waspada terhadap kecepatan angin lebih dari 21 knot dan tinggi gelombang di atas 2.5 meter, dan kapal ukuran besar seperti kapal kargo dan kapal pesiar diminta waspada terhadap kecepatan angin lebih dari 27 knot dan tinggi gelombang di atas 4 meter.

Baca juga: Pembangunan rumah sakit swasta di Kotim terkendala lahan

Baca juga: ASN Kotim ucapkan ikrar dan tandatangani pakta integritas netralitas

Baca juga: Ketua Komisi IV respons keluhan warga bantaran Sungai Mentaya perjuangkan jembatan