Palangka Raya (ANTARA) - Sebanyak 502 warga Kota Palangka Raya, Kalimantan Tengah, terpaksa mengungsi akibat rumahnya terendam banjir sehingga mereka ditampung di enam posko pengungsian yang telah disiapkan BPBD Kota Palangka Raya.
Dari 502 warga tersebut, terdiri dari 259 jiwa mengungsi di Poslap Langkai, di SDN 1 Langkai, Jalan Ahmad Yani, 105 warga mengungsi di Poslap Palangka, di Komplek Pasar Kahayan, Jalan Mendawai. Kemudian 13 warga di Poslap Kameloh Baru, 15 kepala keluarga di Poslap Danau Tundai dan 192 warga di Poslap Marang, kata Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Palangka Raya, Heri Fauzi, Rabu.
"Untuk rumah yang terendam banjir ada sebanyak 2.613 dengan total 5.882 kepala keluarga yang terdampak," ujarnya.
Dijelaskannya, saat ini terdapat 18 kelurahan yang ada di empat kecamatan yang terendam banjir, yakni di Kecamatan Pahandut, Jekan Raya, Sebangau dan Bukit Batu.
Berdasarkan pantauan pihaknya saat ini, kenaikan tinggi muka air terjadi di dua sungai, yakni Sungai Kahayan mencapai 80 centimeter dan di Sungai Rungan mencapai 60 centimeter.
"Setiap harinya terjadi kenaikan debit di masing-masing kelurahan mulai dari 20 hingga 170 centimeter," ucapnya.
Baca juga: BBPOM Palangka Raya perketat pengawasan keamanan pangan selama Ramadhan
Lebih lanjut Heri mengatakan, selain membuka posko pengungsian, pihaknya juga membuka dapur umum untuk memenuhi pangan para pengungsi selama banjir melanda.
Pihaknya juga telah menyalurkan bantuan berupa sembako dan pakaian layak pakai ke seluruh warga yang terdampak banjir. Sementara, saat ini pihaknya juga telah berkoordinasi bersama Dinas Kesehatan Kota Palangka Raya, untuk memeriksa kondisi kesehatan para pengungsi atau warga yang terdampak.
"Saat ini kami fokus penanganan kepada korban banjir dan melakukan pemantauan debit air," ujarnya.
Pihaknya mengimbau kepada seluruh warga, agar dapat menjaga anak-anaknya untuk tidak bermain di kawasan banjir maupun di sungai yang saat ini mengalami kenaikan debit air. Pasalnya saat ini telah ada tiga orang korban meninggal dunia akibat tenggelam di kawasan yang tengah terjadi banjir.
Sementara bagi para pengungsi, pihaknya juga meminta segera melapor kepada petugas jika mulai merasakan gejala penyakit dampak dari air banjir, seperti diare hingga gatal-gatal.
"Jika mengalami gejala, jangan diam, segera lapor agar dapat diberikan penanganan," demikian Heri Fauzi.
Baca juga: Disdik Palangka Raya: Perhatikan fasilitas pendidikan terdampak banjir
Baca juga: Pemkot Palangka Raya pastikan kue Pasar Ramadhan higienis
Baca juga: 2.470 KK terdampak banjir, Pemkot Palangka Raya lakukan langkah penanggulangan
Berita Terkait
Keluarga korban meninggal akibat senioritas STIP belum dihubungi keluarga pelaku
Kamis, 9 Mei 2024 23:51 Wib
Delapan ABK diduga korban TPPO melapor ke Bareskrim
Kamis, 9 Mei 2024 15:27 Wib
Konflik Sudan telah menelan 15.000 lebih korban jiwa sejak 2023
Kamis, 9 Mei 2024 10:32 Wib
PT Globalindo Alam Perkasa bergerak cepat membantu korban banjir di Kotim
Minggu, 5 Mei 2024 15:24 Wib
Dinkes Kotim kerahkan posko keliling bantu korban banjir
Jumat, 3 Mei 2024 20:16 Wib
TP PKK Sawahan dirikan dapur umum bantu korban banjir
Jumat, 3 Mei 2024 12:59 Wib
BPBD Kotim pasok air bersih untuk korban banjir
Rabu, 1 Mei 2024 20:59 Wib
Januari - Maret, 67 kasus kecelakaan terjadi di Palangka Raya hingga 10 korban meninggal
Rabu, 1 Mei 2024 15:37 Wib