Washington (ANTARA) - Gedung Putih pada Rabu (22/5) menegaskan kembali penolakannya terhadap pengakuan sepihak atas negara Palestina setelah tiga negara Eropa yaitu Irlandia, Norwegia dan Spanyol, mengakui negara Palestina.
Menanggapi tindakan ketiga negara Eropa itu, Penasihat Keamanan Nasional Jake Sullivan menyatakan bahwa negara Palestina mana pun harus dibentuk melalui negosiasi langsung dengan Israel.
"Apa yang bisa saya sampaikan kepada Anda adalah kami percaya satu-satunya cara Anda akan mencapai solusi dua negara yang bermanfaat bagi Israel dan Palestina adalah melalui negosiasi langsung antara kedua pihak," katanya kepada wartawan di Gedung Putih.
Ketiga negara Eropa pada Rabu (22/5) mengatakan bahwa mereka akan secara resmi mengakui negara Palestina pada 28 Mei, sebuah langkah yang merupakan pukulan besar bagi Israel.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu telah lama menentang negara Palestina, dan baru-baru ini menolaknya pada Rabu (22/5) ketika dia mengatakan pengakuan Irlandia, Norwegia dan Spanyol itu "adalah hadiah bagi terorisme dan tidak akan membawa perdamaian."
Dia menuduh bahwa negara Palestina akan menjadi "negara teroris," dan menegaskan bahwa pemerintahnya "tidak akan menyetujui hal ini" dan "tidak akan menghentikannya untuk mengalahkan Hamas."
Baca juga: PM Israel kritisi niat tiga negara Eropa untuk akui Palestina
Bezalel Smotrich, menteri keuangan Israel, secara terpisah mengancam akan mengambil "tindakan hukuman yang keras" terhadap Otoritas Palestina (PA) sebagai pembalasan atas pengakuan negara Palestina, termasuk memotong pendapatan pajak pemerintah.
"Pada rapat kabinet terakhir, banyak menteri, termasuk saya, dengan tegas mengajukan tuntutan untuk tindakan hukuman yang keras terhadap Otoritas Palestina atas tindakan sepihaknya terhadap Israel, termasuk upayanya untuk mendapatkan pengakuan sepihak dan dukungannya terhadap kasus hukum terhadap Israel di Den Haag," kata Smotrich.
Pendapatan pajak - yang dikenal di Palestina dan Israel sebagai "maqasa" - dikumpulkan oleh pemerintah Israel atas nama Otoritas Palestina atas impor dan ekspor Palestina, dan Israel sebagai imbalannya mendapat komisi sebesar 3 persen.
Baca juga: Dubes Israel ditarik pulang usai Palestina diakui sebagai negara
Pendapatannya diperkirakan sekitar 188 juta dolar AS (sekitar Rp3 triliun) setiap bulan dan merupakan sumber pendapatan utama bagi Otoritas Palestina.
"Apa yang dapat dilakukan Amerika Serikat melalui diplomasi yang keras dan diplomasi 'informal', yang dipimpin oleh presiden menteri luar negeri, saya sendiri dan pihak lain sedang mewujudkan visi kawasan yang terintegrasi, Israel yang aman, dan solusi dua negara," kata Sullivan.
Dia mengatakan hal tersebut ketika ditanya mengenai penolakan lama Israel untuk terlibat dalam proses apa pun yang akan mengarah pada pembentukan negara Palestina merdeka.
“Israel adalah negara yang berdaulat, pada akhirnya mereka harus memutuskan apa yang akan mereka lakukan. Apa yang bisa kita lakukan sebagai teman adalah mencoba melakukan upaya-upaya untuk mewujudkan hal tersebut,” tambahnya.
Sumber: Anadolu
Penerjemah: Cindy Frishanti Octavia
Berita Terkait
Gol di penghujung laga bawa Uruguay menang atas Kolombia
Sabtu, 16 November 2024 20:19 Wib
Vinicius gagal eksekusi penalti, Brazil ditahan imbang Venezuela
Jumat, 15 November 2024 19:29 Wib
Argentina takluk di markas Paraguay
Jumat, 15 November 2024 19:25 Wib
Brasil pastikan Vinicius main sejak awal lawan Venezuela
Kamis, 14 November 2024 20:23 Wib
AS terus desak Israel pastikan bantuan kemanusiaan tersalurkan ke Gaza
Kamis, 14 November 2024 7:07 Wib
Timnas Brasil targetkan kemenangan dari dua laga sulit
Selasa, 12 November 2024 7:23 Wib
Inter Miami dipastikan jadi peserta Piala Dunia Antarklub 2025
Minggu, 20 Oktober 2024 20:05 Wib
Seorang turis Amerika ditemukan tewas di dalam perut hiu di Pulau Reong
Kamis, 10 Oktober 2024 13:41 Wib