Palangka Raya (ANTARA) - Atlet biliar asal Kalimantan Tengah (Kalteng) di balai latihan provinsi (pelatprov) yang digagas Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) provinsi setempat, berlatih memperkuat teknik dan mental menghadapi Pekan Olahraga Nasional (PON) XXI Aceh-Sumatera Utara (Sumut) 2024.
Ketua Umum Persatuan Olahraga Biliar Kalimantan Tengah (POBSI) sekaligus Pembina Biliar, Agus Setiawan, di Palangka Raya, Minggu, mengatakan atletnya saat ini benar-benar fokus pada latihan penguatan teknis dan mental agar nantinya mental mereka tidak jatuh menghadapi PON nanti.
"Atlet-atlet kami sudah rutin melakukan latihan sejak awal 2024. Latihan dilakukan sendiri sampai ada pelatihan yang dilakukan oleh KONI Kalimantan Tengah, sehingga pelatihan lebih fokus," ujar Agus Setiawan.
Ia mengatakan, bahwa latihan selama empat bulan menghadapi PON tentu sudah cukup, hanya saja atlet melaksanakan latihan setiap hari untuk benar-benar menguasai teknik dan sebagainya.
"Selain latihan keras, kami juga memperhatikan kesehatan para atlet agar yang bersangkutan tidak drop kesehatannya atau sakit dekat dengan PON nantinya," jelasnya.
Ia menambahkan, pada PON Aceh-Sumatera Utara nanti, cabang olahraga biliar akan mengikuti dua nomor putra, yakni bola 10 dan bola. Ini menjadi fokus acuan dalam latihan untuk meningkatkan kesiapan dan mengasah mental bermain.
"Saingan di PON akan berasal dari Jakarta dan tuan rumah. Tapi kami masih optimistis bisa meraih medali di PON tahun ini," katanya.
Ketua Satuan Tugas (Kasatgas) Pelatprov KONI Kalimantan Tengah Agustan Saining mengatakan, pihaknya terus memantau keduanya secara langsung dengan mengerahkan tim monitoring ke seluruh cabang olahraga dalam latihan melalui informasi WA Group.
"Pengawasan terus dilakukan agar olahraga yang mengikuti PON benar-benar memanfaatkan pelatihan ini, sehingga nantinya bisa meraih hasil yang maksimal dalam PON," ujarnya.
Sementara itu, Ketua KONI Kalimantan Tengah, Rahmat Hidayat, menambahkan bahwa dalam kegiatan budgeting, KONI setempat terus melakukan evaluasi dan monitoring agar program-program yang dijalankan oleh cabang olahraga dapat terealisasi dan sesuai.
"Termasuk juga melakukan audit internal dan berkoordinasi dengan penegak hukum agar tidak ada potensi korupsi hingga kebocoran atau pelanggaran. Kami terbuka dan terus memberikan masukan kepada satgas dan olahraga dalam upaya melaksanakan pelatihan hingga PON nanti," ujar Rahmat Hidayat.