Sampit (ANTARA) -
Data Elektronik Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis masyarakat (E-PPGBM) di Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim), Kalimantan Tengah menunjukkan prevalensi angka stunting wilayah tersebut berada jauh di bawah hasil Survei Kesehatan Indonesia (SKI) 2023.
“Berdasarkan SKI angka stunting kita 35,5 persen, tapi berdasarkan data riil lapangan yang diunggah ke E-PPBGM hanya 19,14 persen,” kata Bupati Kotim Halikinnor di Sampit, Rabu.
Sebelumnya, Pemkab Kotim melaksanakan gerakan serentak penimbangan dan pengukuran terhadap balita guna mendongkrak cakupan data E-PPGBM. Gerakan ini semula direncanakan selama tiga hari, yakni Jumat (28/6) - Minggu (30/6), kemudian diperpanjang hingga Jumat (5/7).
Gerakan serentak ini melibatkan di antaranya Bapperida, Dinas Kesehatan (Dinkes), Dinas P3AP2KB, Dinas PMD, camat, lurah, kepala desa, puskesmas, posyandu, dan PKK se-Kotim.
Halikinnor menjelaskan, dengan mengoptimalkan cakupan data E-PPGBM pemerintah daerah bisa mendapatkan data riil lapangan terkait prevalensi angka stunting. Data E-PPGBM juga bisa digunakan untuk perbandingan hasil SKI yang dilaksanakan oleh Kementerian Kesehatan.
“Akhir 2023 kita berinovasi melalui grebek stunting dengan membagikan susu dan telur untuk anak-anak terindikasi stunting. Tapi hasil SKI malah menunjukan stunting kita naik, maka dari itu kita perlu data yang sesuai kondisi lapangan sebagai pembandingnya,” jelasnya.
Baca juga: DPMD Kotim siapkan pengukuhan 162 kepala desa
Perlu diketahui, SKI 2023 yang dilaksanakan oleh Kemenkes menggunakan metode dan kerangka sampel yang didapat dari Badan Pusat Statistik (BPS).
Sedangkan, pengisian data E-PPGBM dilakukan dengan penimbangan dan pengukuran terhadap setiap balita yang terdaftar di posyandu secara door to door, sehingga bisa dikatakan hasilnya lebih akurat.
Sementara itu, sampai dengan Selasa (2/7) Pemkab Kotim melalui gerakan serentak berhasil mendongkrak cakupan data E-PPGBM yang sebelumnya 28,64 persen menjadi 99,11 persen dari target penimbangan dan pengukuran 20.667 balita.
Capaian itu membawa Kotim dari posisi terakhir menjadi posisi 11 terkait cakupan data E-PPGBM se-Kalteng yang melibatkan 13 kabupaten dan satu kota. Berdasarkan data itu pula, Pemkab Kotim mendapatkan angka prevalensi stunting sebesar 19,14 persen.
Kerja keras semua pihak melalui gerakan serentak penimbangan dan pengukuran terhadap balita dalam beberapa hari terakhir mencapai hasil yang sangat memuaskan. Bahkan, mendapat apresiasi dari Gubernur Kalteng Sugianto Sabran.
“Capaian ini cukup luar biasa bagi kita, bahkan Gubernur tadi pagi juga menghubungi saya untuk menyampaikan terima kasih. Karena selama ini belum ada gerakan revolusioner seperti ini,” ujarnya.
Apresiasi juga datang dari Ketua TP PKK Kalteng Yulistra Ivo Azhari atau juga dikenal dengan nama Ivo Sugianto Sabran. Istri Gubernur Kalteng ini juga sangat memperhatikan perkembangan stunting di Kalteng, sehingga ia sangat menghargai upaya yang dilakukan Pemkab Kotim.
Halikinnor melanjutkan, gerakan serentak masih dilanjutkan sesuai rencana. Ia optimis dalam waktu kurang lebih tiga hari maka cakupan data E-PPGBM Kotim bisa mencapai 100 persen, sehingga pihaknya bisa mendapat prevalensi angka stunting yang lebih akurat.