Palangka Raya (ANTARA) -
Gubernur Kalimantan Tengah (Kalteng) Sugianto Sabran meminta para penjabat bupati yang baru saja dilantik untuk memprioritaskan sektor ketahanan pangan di masing-masing wilayahnya.
"Kondisi dunia tak menentu, saya ingatkan ketahanan pangan daerah menjadi salah satu prioritas dalam pembangunan, agar ini menjadi perhatian para penjabat bupati, bupati maupun wali kota," kata Sugianto Sabran di Palangka Raya, Senin.
Hal ini dia sampaikan mengingatkan kondisi politik maupun perekonomian global yang sifatnya dinamis serta tak menentu, terlebih adanya pergolakan pada sejumlah negara di beberapa benua.
Oleh karena itu, Sugianto menekankan ketahanan pangan daerah menjadi prioritas dan terus dilakukan penguatan oleh masing-masing pemerintah kabupaten dan kotanya.
"Libatkan masyarakat, bahkan dari tingkatan rumah tangga. Imbau masyarakat untuk memanfaatkan pekarangannya agar menjadi lahan produktif," jelasnya.
Termasuk di antaranya menginventarisir lahan-lahan tidur, sehingga kemudian dapat ditindaklanjuti dengan mengoptimalkannya dengan menjadikan lahan produktif yang menghasilkan.
Dia memaparkan, berbagai program dan kegiatan terus dilakukan Pemprov Kalteng dalam upaya menjaga serta memperkuat ketahanan pangan daerah.
Salah satunya melalui Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Peternakan (DTPHP) Kalteng yang berkolaborasi dengan Badan Riset Inovasi Nasional (BRIN) mengembangkan sistem pertanian cerdas untuk komoditas hortikultura.
Kepala DTPHP Kalteng Sunarti menjelaskan, kerja sama dengan BRIN ini adalah pada program kolaborasi riset dan inovasi pengelolaan sustainable smart greenhouse atau smart farming system komoditas hortikultura.
Baca juga: Empat Penjabat Bupati di Kalteng resmi dilantik
Dia menuturkan, kerja sama dengan lembaga pemerintah yang memiliki tugas pokok dan fungsi penelitian dan pengembangan serta sudah mempunyai praktik terbaik (best practice) tentang greenhouse skala besar ini sangatlah diperlukan.
Yakni sebagai upaya memaksimalkan fungsi bangunan greenhouse yang dibangun, dengan sentuhan teknologi baru, peningkatan produktivitas, pemberdayaan petani, serta inovasi pengelolaan berkelanjutan.
"Kerja sama ini juga sebagai upaya mengatasi permasalahan pengelolaan pertanian tanaman hortikultura seperti ketergantungan terhadap iklim, keterbatasan air, pengendalian hama dan penyakit, serta kualitas tanah yang buruk," katanya.