Sampit (ANTARA) -
Dewan Adat Dayak (DAD) Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim), Kalimantan Tengah menggelar festival tari kreasi Dayak dan lawang sakepeng sebagai upaya melestarikan seni dan budaya daerah dengan melibatkan generasi muda.
“Ini pertama kalinya DAD menggelar festival tari kreasi Dayak dan lawang sakepeng, dalam kesempatan ini saya mengajak seluruh masyarakat bersama-sama mempertahankan serta melestarikan seni budaya yang ada di daerah kita,” kata Ketua Umum DAD Kotim Halikinnor di Sampit, Sabtu.
Festival tari kreasi Dayak dan lawang sakepeng yang digelar di atrium Citimall Sampit berkolaborasi dengan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) setempat. Kegiatan berlangsung selama dua hari dengan diikuti 33 kelompok peserta dari kalangan pelajar.
Halikinnor menyebut, sejatinya keberadaan tarian daerah di kehidupan masyarakat sudah tidak asing lagi. Tarian daerah biasanya ditampilkan untuk membuka suatu acara, baik itu acara kenegaraan maupun masyarakat di tingkat daerah maupun regional. Begitu juga, dengan lawang sakepeng yang menjadi ritual penyambutan tamu penting.
Kendati demikian, upaya-upaya untuk melestarikan dan mempertahankan seni dan budaya daerah tetap harus digencarkan. Sesuai program kerja DAD Kotim, harapannya kedepan seni dan budaya serta kearifan lokal daerah bisa berkembang pesat dan lebih maju dan bisa menjadikan daerah ini mencapai Kotim sebagai kota pariwisata.
“Kita ambil contoh Bali dengan tarian kecak yang terkenal hingga mancanegara. Kita juga ingin seperti itu, apalagi kita juga punya tarian-tarian tradisional yang tidak kalah menarik dan bagus dengan daerah lainnya, sehingga inilah upaya DAD untuk melestarikan seni budaya,” ucap Halikinnor.
Ia melanjutkan, melalui festival ini diharapkan dapat memotivasi para pegiat seni maupun sanggar-sanggar tari di daerah untuk meningkatkan pembinaan terhadap para penarinya. Sebab, melalui event seperti ini para penari bisa menyalurkan bakat dan keterampilannya, sehingga bisa lebih semangat dalam berlatih.
“Biasanya seorang penari maupun atlet, kalau terlalu lama tidak ada event atau perlombaan semangat mereka akan luntur, karena merasa sia-sia latihan terus menerus kalau tidak ditampilkan. Makanya, melalui festival ini diharapkan mereka lebih semangat latihan dan mengasah keterampilan,” ujarnya.
Pria yang juga menjabat sebagai Bupati Kotim ini menambahkan, dalam rangka tercapainya peningkatan keterampilan seni budaya serta kemajuan daerah, maka peran serta masyarakat dalam membantu pemerintah sangat diperlukan.
Ia yakin dan optimistis dengan menjaga dan memelihara kearifan lokal dan hak-hak masyarakat adat sebagai sebuah khas budaya di Kalteng dapat menjadikan subjek maupun menjadikan objek dalam penguatan kapasitas masyarakat dalam meningkatkan kemajuan seni dan budaya di daerah.
Dalam kesempatan itu, Halikinnor berpesan agar dalam mewujudkan pelestarian seni dan budaya daerah harus berupaya dengan mencari penemuan yang lebih unik dan menarik lagi demi peningkatan seni dan budaya kita.
Dan tidak kalah penting, dalam pelestarian tersebut tetap mengedepankan konsep Negara Kesatuan Republik Indonesia, yang tentunya hal ini sudah sesuai pula dengan amanat Undang-Undang Dasar 1945.
“Konsep negara kesatuan tidaklah berarti kita harus menyeragamkan segala hal. Kita tetap mengakui keragaman dan perbedaan. Namun semuanya harus diarahkan kepada kepentingan bangsa dan negara secara keseluruhan,” sebutnya.
Panitia festival tari kreasi dayak dan lawang sakepeng, Muhammad Tjumbi Anwar menyampaikan kegiatan ini diikuti 33 peserta meliputi 17 sanggar tari dan 16 perguruan silat. Festival ini dibuka untuk umum dengan pendaftaran gratis atau tidak di pungut biaya.
“Karena keterbatasan anggaran, tahun ini pesertanya hanya dari tiga kecamatan, yakni Baamang, Mentawa Baru Ketapang dan Cempaga Hulu. Tahun ini tahun berikutnya kami berharap semua kecamatan bisa ikut,” sebut Wakil Ketua IV DAD Kotim ini.
Sumber pendanaan utama dari kegiatan kali ini berasal dari BGA Group, salah satu perusahaan besar swasta di Kotim. Tjumbi mengapresiasi pihak perusahaan swasta yang turut andil dan peduli dalam upaya pelestarian seni dan budaya daerah.