Ketua Sementara DPRD Gunung Mas, Kalimantan Tengah Herbert Y Asin berharap warga di kabupaten setempat semakin kreatif dalam mengolah pangan lokal, guna meningkatkan kualitas kesehatan khususnya anak.
“Saat ini anak-anak kita suka jajan makanan atau minuman kemasan yang sudah jadi, yang sebenarnya kurang baik untuk kesehatan anak-anak,” ucapnya saat dihubungi awak media dari Kuala Kurun, Sabtu.
Dari berbagai pemberitaan, tak jarang ada warga yang usianya masih terbilang muda namun terkena penyakit diabetes. Diduga yang bersangkutan terkena diabetes karena pola makan yang tidak sehat sejak kecil.
Berkaca dari kasus tersebut, politisi Partai Golkar ini berharap orang tua bisa kreatif dalam mengolah pangan lokal bagi anak-anak, demi meningkatkan kualitas kesehatan anak-anak itu sendiri.
Di sisi lain, pemerintah daerah hendaknya terus berupaya meningkatkan kesadaran warga tentang pentingnya makanan bergizi, seimbang dan aman.
Baca juga: BKAD: Anggaran stunting pemerintah kelurahan se-Gumas Rp1,4 miliar
Makanan bergizi, seimbang dan aman juga tidak harus mahal, karena dapat memanfaatkan bahan-bahan lokal yang ada di lingkungan sekitar.
Baca juga: BKAD: Anggaran stunting pemerintah kelurahan se-Gumas Rp1,4 miliar
Makanan bergizi, seimbang dan aman juga tidak harus mahal, karena dapat memanfaatkan bahan-bahan lokal yang ada di lingkungan sekitar.
Upaya tersebut telah dilakukan, salah satunya melalui pelaksanaan lomba kreasi pangan lokal beragam, bergizi, seimbang dan aman (B2SA) tingkat kabupaten di Kuala Kurun, Rabu (9/10).
“Saya mengapresiasi lomba tersebut. Semoga para peserta bisa mendapat pengetahuan tentang menu makanan yang sehat, menerapkan dalam kehidupan sehari-hari, dan membagikan pengetahuan mereka kepada orang-orang sekitar,” kata Herbert.
Sebelumnya, Pemkab Gumas melalui Dinas Perikanan dan Ketahanan Pangan (DPKP) menggelar lomba kreasi pangan lokal B2SA tingkat kabupaten, yang diikuti oleh 10 Tim Penggerak (TP) PKK kecamatan.
Sekretaris Daerah Gumas Richard mengatakan lomba tersebut bertujuan menggali potensi pangan lokal B2SA yang diolah menjadi menu keluarga yang berkualitas.
"Melalui lomba ini, nantinya banyak muncul ide-ide kreatif dalam mengolah pangan lokal non beras dan non terigu, sebagai sumber karbohidrat menu keluarga," sambungnya.
Selain itu, lomba ini juga sebagai upaya menyosialisasikan bahwa sumber karbohidrat tidak hanya berasal dari beras dan terigu, tetapi ada sumber karbohidrat lain yang dapat dikonsumsi seperti ubi jalar, ubi ungu, uwi ungu, jagung, ganyong, jelei dan lain-lain.
Dengan demikian, masyarakat kabupaten bermoto ‘Habangkalan Penyang Karuhei Tatau’ diharapkan bisa mencari alternatif lain selain beras, sebagai sumber karbohidrat. Artinya ada penganekaragaman pangan.
Baca juga: Pemkab Gumas bantu pengembangan UMKM dari Desa Batu Nyapau
Baca juga: Ikuti FASI Kalteng, DPRD berharap Kafilah Gumas dapat banyak manfaat
Baca juga: Legislator Gumas berharap 'harubuh manugal' diselenggarakan di banyak kecamatan
Baca juga: Pemkab Gumas bantu pengembangan UMKM dari Desa Batu Nyapau
Baca juga: Ikuti FASI Kalteng, DPRD berharap Kafilah Gumas dapat banyak manfaat
Baca juga: Legislator Gumas berharap 'harubuh manugal' diselenggarakan di banyak kecamatan