Sampit (ANTARA) - Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIB Sampit Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim), Kalimantan Tengah menyiapkan lahan seluas 40x60 meter untuk mendukung program ketahanan pangan nasional melalui sektor pertanian.
"Lahan kosong ini rencananya akan dikelola untuk mendukung program ketahanan pangan nasional," kata Kepala Lapas Kelas IIB Sampit Meldy Putera di Sampit, Senin.
Meldy bersama jajaran pejabat struktural meninjau langsung kondisi lahan kosong yang berada di belakang tembok pagar Lapas Kelas IIB Sampit itu. Lahan yang saat ini masih ditumbuhi semak belukar akan diolah menjadi lahan produktif yang rencananya bakal ditanami jagung.
Ia menjelaskan, hal ini pihaknya lakukan untuk menindaklanjuti arahan Menteri Imigrasi dan Pemasyarakatan yang dalam 13 program akselerasi, tepatnya pada poin kedua yakni Memberdayakan Warga Binaan untuk Mendukung Ketahanan Pangan.
Program ini bertujuan untuk membekali para warga binaan dengan kemampuan bertani ataupun budidaya yang berguna dalam mendukung ketahanan pangan nasional.
"Program ini menitikberatkan pada peningkatan keterampilan warga binaan melalui kegiatan produktif yang bermanfaat, salah satunya adalah memanfaatkan lahan kosong untuk pertanian," sebutnya.
Lahan yang akan dimanfaatkan untuk kegiatan bercocok tanam ini akan dikelola secara intensif oleh warga binaan dengan dukungan penuh dari pihak Lapas. Untuk warga binaan yang dipilih terlibat dalam program ini adalah, yang sudah menjalani 2/3 masa pidana dan sudah melalui sidang Tim Pengamat Pemasyarakatan (TPP).
Sementara mengantisipasi warga binaan yang kabur, maka dalam kegiatan ini akan dikawal ketat oleh petugas Lapas, bahkan Meldy menyatakan akan turun langsung mengawasi kegiatan ini.
Baca juga: Ratusan warga binaan Lapas Sampit jalani skrining kesehatan
"Pemanfaatan lahan ini diharapkan dapat meningkatkan kontribusi warga binaan dalam mendukung ketahanan pangan, sekaligus memberikan keterampilan baru yang berguna setelah mereka selesai menjalani masa hukuman," tegasnya.
Sebelumnya, Lapas Kelas IIB Sampit juga telah mengembangkan pertanian dengan sistem hidroponik di dalam dengan memanfaatkan area yang terbatas di dalam lingkungan Lapas. Dengan begitu, program ini tidak hanya memperkuat ketahanan pangan, tetapi juga menjadi sarana rehabilitasi dan reintegrasi sosial yang lebih baik bagi para warga binaan.
"Harapannya langkah ini dapat memberi dampak positif bagi warga binaan sekaligus memberikan kontribusi bagi kebutuhan pangan, khususnya di wilayah Sampit," demikian Meldy.
Baca juga: Cegah overstaying tahanan, Lapas Sampit perkuat koordinasi dengan kejaksaan
Baca juga: Kepala Lapas Sampit dilantik jadi PAW MPDN
Baca juga: Komitmen perangi narkoba, 10 petugas Lapas Sampit jalani tes urine