Sampit (ANTARA) - Badan Perencanaan Pembangunan, Riset dan Inovasi Daerah (Bapperida) Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim), Kalimantan Tengah mengajak masyarakat untuk memberikan masukan dan saran terkait rencana pengembangan Pulau Hanibung sebagai objek wisata baru di Kotim.
“Makanya, pada Sampit Trade Expo 2025 ini kami mengangkat tema Pulau Hanibung, siapa tau ada masyarakat yang bisa memberikan masukan yang bisa kami masukan dalam master plan nanti,” kata Kepala Bapperida Kotim Alang Arianto di Sampit, Kamis.
Alang menjelaskan, dalam rangka menjaring aspirasi masyarakat tersebut, pihaknya sengaja mengangkat tema Pulau Hanibung pada stan Bapperida Kotim di ajang Sampit Trade Expo 2025 yang berlangsung 23-30 Agustus 2025.
Masukan masyarakat sangat penting dalam pengembangan pariwisata karena dapat memperkuat keunikan destinasi dan menciptakan keberlanjutan pariwisata yang inklusif.
Disamping itu, melalui cara ini pihaknya mensosialisasikan kembali rencana pengembangan Pulau Hanibung sebagai objek wisata taman satwa sekaligus menjawab pertanyaan beberapa pihak terkait keberlanjutan program yang sudah diungkap ke publik sejak 2023 itu.
“Jadi masyarakat bisa tau seperti apa Pulau Hanibung dan tau kalau program ini masih berjalan, walaupun untuk itu perlu proses karena setiap Organisasi Perangkat Daerah (OPD) harus mempersiapkan anggaran segala macam,” ujarnya.
Pulau Hanibung berada di Kecamatan Kota Besi, tepatnya di wilayah Desa Camba dengan luas sekitar 260 hektare. Pulau yang masih asri ini cukup kaya akan ragam flora dan fauna, sehingga dinilai memiliki potensi besar untuk dikembangkan sebagai objek wisata dengan konsep alam.
Alang menyebutkan, rencana pengembangan Pulau Hanibung sebagai objek wisata ini sudah masuk dalam 14 Program Prioritas Bupati dan Wakil Bupati Kotim dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2025-2029.
Pengembangan Pulau Hanibung sebagai objek wisata ini ditargetkan selesai pada 2029 mendatang. Adapun, untuk tahapan saat ini baru sampai pada pembentukan tim khusus melibatkan sejumlah OPD, untuk pembagian tugas sesuai kewenangan masing-masing.
Baca juga: Lapas Sampit sanksi tegas warga binaan tidak disiplin
“Surat Keputusan (SK) Bupati untuk tim khusus itu sudah ada, jadi jelas siapa berbuat apa, tinggal menunggu RPJMD kita ditetapkan. Selanjutnya, setiap OPD yang terkait akan kami kumpulkan agar masing-masing bisa mengalokasikan anggaran sesuai tugasnya,” lanjutnya.
Kemudian untuk pengerjaan lapangan akan resmi dimulai pada 2026 mendatang, termasuk penyusunan Detail Engineering Design (DED) atau site plan untuk merancang apa saja yang akan dibangun di kawasan Pulau Hanibung.
Proses pengembangan Pulau Hanibung ini memang cukup panjang dan setiap kegiatan perlu direncanakan dengan matang. Oleh karena itu, pihaknya berharap kesabaran dan dukungan dari masyarakat agar program ini bisa terlaksana dengan baik.
Ia menambahkan, pengembangan Pulau Hanibung ini memiliki berbagai manfaat, khususnya dalam hal pelestarian keanekaragaman hayati melalui konservasi satwa dan peningkatan ekonomi masyarakat melalui ekowisata.
“Selama ini setiap satwa yang dilindungi yang dievakuasi di Kotim selalu dibawa ke kawasan konservasi di Lamandau atau Pangkalan Bun, tapi kedepannya harapan kami dengan pengembangan Pulau Hanibung ini satwa dari daerah kita tidak perlu lagi dibawa ke luar,” imbuhnya.
Sementara dari segi peningkatan ekonomi, pengembangan Pulau Hanibung dapat membuka mata pencaharian baru bagi masyarakat sekitar.
Dalam pengembangan Pulau Hanibung ini memang tidak ada mekanisme ganti rugi terhadap pemilik lahan. Tetapi, warga setempat maupun pemilik lahan diajak bekerja sama dalam program ini dengan membentuk Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis).
Pokdarwis ini bisa membangun dermaga hingga jasa penyeberangan ke Pulau Hanibung yang terpisah dari desa dan dikelilingi sungai. Selain itu, Pokdarwis juga bisa membangun penginapan, rumah makan atau warung bagi para wisatawan.
“Jadi, selain untuk pelestarian flora dan fauna serta pengembangan wisata diharapkan program ini juga dapat mendongkrak ekonomi masyarakat. Dengan kata lain ada multiplier effect atau saling kontribusi, itu yang kami harapkan,” demikian Alang.
Baca juga: Lapas Sampit sediakan Wartelsuspas untuk obati kerinduan warga binaan
Baca juga: Renovasi sekolah perintis di Kotim ditargetkan selesai 30 Agustus
Baca juga: Keseruan lomba mangaruhi warnai perayaan HUT RI di Kotim
