Aden (ANTARA News) -
Orang-orang bersenjata menembak mati seorang pria Yaman yang mereka
yakini sebagai homoseksual di wilayah selatan negara itu, kata polisi,
Jumat.
Salah satu dari dua orang yang naik sepeda-motor melepaskan
tembakan ke arah pria yang berusia akhir 20-an tahun itu pada Kamis
larut malam di luar rumahnya di Huta, ibu kota provinsi Lahij,
menewaskannya seketika di lokasi kejadian, lapor AFP.
Polisi mengatakan, penyerang yang diduga militan garis keras
berhasil melarikan diri setelah serangan tersebut, yang merupakan
pembunuhan keenam semacam itu sejak awal tahun ini.
Militan pada 29 Agustus menembak mati seorang pria yang mereka
yakini sebagai homoseksual, kata seorang pejabat keamanan kepada AFP.
"Terduga anggota Al Qaida bersenjata yang naik sepeda-motor
melepaskan tembakan ke arah Salem Ahmed Hasan yang berusia 29 tahun di
sebuah pasar di Huta," kata pejabat itu, dengan menembahkan bahwa korban
tewas seketika.
Ia menyatakan, pria tersebut menjadi sasaran karena penyerang meyakini bahwa ia seorang homoseksual.
Empat orang lagi tewas dalam serangan-serangan serupa terhadap pria yang diduga gay di Huta tahun ini.
Pembunuhan-pembunuhan itu dituduhkan pada kelompok terkait Al Qaida, Ansar al-Sharia.
Militan Al Qaida memperkuat keberadaan mereka di kawasan
tersebut, dengan memanfaatkan melemahnya pemerintah pusat akibat
pemberontakan anti-pemerintah yang meletus pada Januari 2011 yang
akhirnya melengserkan Presiden Ali Abdullah Saleh.
Ofensif pasukan Yaman yang diluncurkan pada Mei 2011 berhasil
menghalau militan Al Qaida dari sejumlah kota dan desa di wilayah
selatan dan timur yang selama lebih dari setahun mereka kuasai.
Meski melemah, jaringan teror itu masih bisa melancarkan serangan-serangan terhadap sasaran militer dan polisi.
Yaman adalah negara leluhur almarhum pemimpin Al Qaida Osama bin
Laden dan hingga kini masih menghadapi kekerasan separatis di wilayah
utara dan selatan.
Yaman Utara dan Yaman Selatan secara resmi bersatu membentuk
Republik Yaman pada 1990 namun albanyak pihak di wilayah selatan, yang
menjadi tempat sebagian besar minyak Yaman, mengatakan bahwa orang utara
menggunakan penyatuan itu untuk menguasai sumber-sumber alam dan
mendiskriminasi mereka.
Negara-negara Barat, khususnya AS, semakin khawatir atas ancaman
ekstrimisme di Yaman, termasuk kegiatan Al Qaida di Semenanjung Arab
(AQAP).
AS ingin presiden baru Yaman, yang berkuasa setelah protes
terhadap pendahulunya membuat militer negara itu terpecah menjadi
kelompok-kelompok yang bertikai, menyatukan angkatan bersenjata dan
menggunakan mereka untuk memerangi kelompok militan itu.
Militan melancarkan gelombang serangan sejak mantan Presiden Ali
Abdullah Saleh pada Februari 2012 menyerahkan kekuasaan kepada wakilnya,
Abdrabuh Mansur Hadi, yang telah berjanji menumpas Al Qaida.
Penerjemah: Memet Suratmadi
Berita Terkait
Polisi proses laporan kasus injak Al Quran oleh pejabat Kemenhub
Jumat, 17 Mei 2024 19:23 Wib
Final Liga Champions Afrika pertarungan Esperance kontra Al Ahly
Kamis, 16 Mei 2024 20:47 Wib
Al Hilal dipastikan juara Liga Saudi
Minggu, 12 Mei 2024 17:15 Wib
Yokohama menang dramatis atas Al Ain leg pertama Liga Champions Asia
Sabtu, 11 Mei 2024 20:16 Wib
Penyeludupan baby lobster di perairan Tanjabtim digagalkan TNI AL
Sabtu, 11 Mei 2024 14:32 Wib
Disarpustaka Kapuas terima kunjungan rumah quran Al Azhar
Rabu, 8 Mei 2024 13:29 Wib
Al-Nassr incar talenta muda Indonesia
Kamis, 2 Mei 2024 23:40 Wib
Menpora RI dan Al-Nassr bahas Kerja sama olahraga
Kamis, 2 Mei 2024 16:01 Wib