Muara Teweh (Antara Kalteng) - Penjualan batu bara yang dilakukan sejumlah perusahaan pertambangan di Kabupaten Barito Utara, Kalimantan Tengah periode Januari-Desember 2015 mencapai 3,18 juta metrik ton.
"Tiga juta lebih batu bara ini merupakan penjualan 10 investor pemegang izin kuasa pertambangan atau izin usaha pertambangan (IUP) dan pemegang perjanjian karya pengusahaan pertambangan batu bara (PKP2B)," kata Kepala Bidang Pengawasan Tambang pada Dinas Pertambangan dan Energi Barito Utara (Barut), Sarifudin, di Muara Teweh, Senin.
Menurut Sarifudin, angka penjualan tersebut turun dibanding 2014 yang mencapai 4.107.502 ton, akibat dalam dua tahun terakhir harga batu bara di luar negeri (ekspor) dan dalam negeri anjlok, sehingga hampir semua perusahaan mengurangi produksinya untuk menekan tingginya biaya operasional.
Saat ini sejumlah perusahaan tambang batu bara di daerah ini ada yang merumahkan karyawannya karena anjloknya harga batu bara.
"Selain itu produksi batu bara di kabupaten pedalaman Kalteng itu masih mengalami kendala angkutan karena selama ini masih mengandalkan transportasi Sungai Barito," katanya.
Ia mengatakan, angkutan tambang batu bara sempat terhenti selama tiga bulan karena Sungai Barito surut akibat kemarau panjang.
Di samping itu, angkutan tambang batu bara sering terhenti akibat kedalaman Sungai Barito yang menurun hingga menjadi dangkal, dan tidak bisa dilayari tongkang dan kapal besar karena debit air turun di musim kemarau.
"Selain itu kalau debit air sungai Barito naik hingga berada di atas batas normal, kapal tidak bisa melewati jembatan KH Hasan Basri Muara Teweh karena bisa tersangkut," kata dia.
Kendala alam ini yang membuat angkutan tambang batu bara melalui Sungai Barito tidak maksimal. Selain kendala alam, produksi batu bara sejumlah investor juga belum maksimal terkait perizinan.
Di samping itu, operasionalnya juga terkendala izin pemanfaatan kawasan hutan dari Kementerian Kehutanan dan jalan angkutan tambang sehingga sejumlah investor menghentikan kegiatannya untuk sementara waktu.
"Kami mengharapkan masalah perizinan dan jalan tambang bisa segera diatasi sehingga pemanfaatan tambang batu bara di daerah ini lebih optimal di masa mendatang," katanya.
Berita Terkait
Mengenal apa itu batu ginjal dan cara pengobatannya
Rabu, 27 Maret 2024 15:24 Wib
Pimpin peletakan batu pertama pembangunan gereja, Wabup Kotim minta jaga kerukunan
Minggu, 4 Februari 2024 22:12 Wib
Disbudpar Gumas optimistis Batu Mahasur mampu penuhi target PAD 2024
Selasa, 23 Januari 2024 9:41 Wib
DPRD Gumas berharap Batu Nyapau segera miliki kades definitif
Selasa, 16 Januari 2024 14:33 Wib
Bupati Labuhan Batu Erik Ritonga terjaring OTT
Kamis, 11 Januari 2024 19:43 Wib
OTT di Labuhan Batu terkait pengadaan barang dan jasa
Kamis, 11 Januari 2024 19:38 Wib
Jokowi akan lakukan peletakan batu pertama tahap empat IKN
Rabu, 10 Januari 2024 18:39 Wib
Peletakan batu pertama pabrik pengolahan limbah medis Kotim ditargetkan April
Rabu, 10 Januari 2024 5:27 Wib