Jakarta (Antara Kalteng) - Deputy Director Solution Consulting Mobile
Broadband Huawei Indonesia, Mohamad Rosidi, memperkirakan konsumsi video
pada 2020 akan mencapai 80 persen.
"Tren ke depan adalah video. Pada 2018 penggunaan video diperkirakan
akan sebesar 60 persen, dan akan mencapai 80 persen pada 2020," kata
dia, dalam Big Data Summit, Kamis.
"Kebanyakan dari kita menggunakan video untuk hiburan. Selain untuk
komunikasi, video call misalnya, dan digunakan dalam industri seperti
video conference dan video analytics," sambung dia.
Hal senada juga disampaikan Head of Marketing Baidu Indonesia, Iwan
Setiawan. Ditemui di tempat terpisah, dalam pemaparan hasil studi
bertajuk "Mobile Apps Market Study Indonesia", di Jakarta, Kamis, dia
mengatakan bahwa video akan semakin populer di Indonesia. Hal itu akan
terlihat dalam platform aplikasi media sosial.
"Video akan booming di Indonesia. Para developer akan menghadirkan
layanan aplikasi streaming video, dan ke depannya konten video memang
akan tinggi penetrasinya," kata dia.
"Layanan ini (video) akan semakin sering digunakan oleh masyarakat
terutama karena mereka lebih aktif untuk menggunakan sosial media untuk
berbagi video salah satunya lewat video di Instagram," lanjut dia.
Hal tersebut diperkuat dengan hasil studi Baidu yang dilaksanakan oleh
lembaga riset independen Gfk Indonesia yang menunjukkan bahwa aplikasi
Instagram lebih banyak digunakan (48,51 persen) dibanding Twitter (20,29
persen) yang merupakan sosial media berbasis micro-blogging.
Meningkatnya konsumsi video, menurut Iwan, tak lepas dari layanan data
dari para operator di Indonesia semakin baik. Lebih dari itu, Iwan
mengatakan, di antara negara tetangga dan Tiongkok, Indonesia meruapakan
salah satu negara yang memiliki layanan data paling murah.
"Video semakin banyak digunakan oleh masyarakat Indonesia sejalan dengan
layanan data yang semakin bagus dimana operator saat ini gencar
mempromosikan paket data 4G," ujar dia.
Lebih lanjut, Huawei melihat hal tersebut sebagai transformasi bisnis.
Video saat ini tidak hanya menjadi sumber utama bagi masyarakat untuk
memperoleh maupun berbagi informasi, namun juga memperluas kesempatan
bisnis bagi operator.
Menurut Rosidi, dalam menikmati video, pelanggan akan sedikit demi
sedikit beralih menuju video berkualitas tinggi (high definition).
Melihat tren ini, maka lambat laun teknologi 4K untuk TV dan video 2K
untuk ponsel akan segera terealisasi.
"Saat masuk ke era digital, Anda akan menemukan demand yang meningkat ke
arah experience. Video yang bagus menjadi kesempatan baik bagi telko,"
ujar Rosidi.
"Video 4K membutuhkan kapasitas 4 kali dari video biasa dengan kecepatan
internet 25 Mbps. Pada saat itu yang dibutuhkan adalah broadband,"
tambah dia.
Dalam rangka mempercepat implementasi pita lebar dan video, Huawei
meluncurkan solusi teknis algoritma CODEC video, platform video, dan
terminal 4K, yang menjamin pengalaman menonton video, pengoperasian dan
pemeliharaan layanan video.