Muara Teweh (Antara Kalteng) - Pemerintah Kabupaten Barito Utara, Kalimantan Tengah tahun 2016 mengembangkan 300 bibit Tangkuhis atau mata kucing yang merupakan buah khas Kalimantan yang kini mulai langka dan biasa ditemukan tumbuh di hutan.
"Upaya pengembangan ratusan bibit dengan cara sambung pucuk ini dimaksudkan untuk mencegah kepunahan buah musiman itu," kata Kepala Dinas Pertanian Perikanan dan Perikanan Barito Utara, Setia Budi di Muara Teweh,Kamis.
Isi buah ini hampir sama dengan kelengkeng, tapi sedikit tipis dan kulitnya kasar bulat seperti kelereng dan terasa manis ketika masih saat berwarna hijau dan ketika sudah matang berwarna kuning ke coklatan yang di Kalimantan Timur disebut buah Ihau.
Sebelumnya tanaman ini sudah dikembangkan beberapa tahun silam. Tahun ini akan disalurkan bibitnya kepada masyarakat di sembilan kecamatan untuk dibudidayakan petani.
Pembagian bibit ini untuk menambah koleksi buah-buahan di sentra pembibitan holtikulutra Pemkab Barito Utara di kilometer 7 Jalan Negara Muara Teweh-Puruk Cahu menjadi lokasi agrowisata daerah ini.
"Pada prinsipnya kita pernah mengembangkan tangkuhis beberapa tahun lalu dan rencananya tahun ini selapn diberikan cuma-cuma kepada warga, juga dijual," kata Budi didampingi Kepala UPTD Balai Benih Holtikulura, Mujiburahman.
Lokasi pembibitan ini sudah ditanam puluhan jenis tanaman buah-buahan di atas areal seluas 11 hektare. Selain tangkuhis juga dikembangkan ratusan bibit durian, kelengkeng dataran rendah, rambutan dan duku atau langsat asal Pontianak, Kalimantan Barat.
Dia mengatakan, secara bertahap ke depannya luas kawasan itu akan dikembangkan hingga mencapai 50 hektare sehingga menjadi salah satu lokasi agrowisata yang menarik bagi kabupaten di pedalaman Sungai Barito ini.
"Saat ini kami akan melakukan berbagai pembenahan untuk mempersiapkan fasilitas sarana dan prasarana di balai benih itu. Kawasan ini juga digabungkan dengan pengembangan ternak rusa, kancil dan landak," kata dia.
Budi menjelaskan, lokasi tersebut saat ini ditanami ratusan pohon durian dari berbagai varietas yang dikembangkan dengan cara okulasi dan sebagian besar sudah berbuah.
Dia mengatakan, mulai saat ini terus dikembangkan lokasi itu sehingga ke depannya berfungsi sebagai kawasan agrowisata seiring tanaman hortikultura berbuah.
"Pembenahan kawasan ini dilakukan dua tahun. Lokasi ini akan menjadi pusat wisata buah-buahan, baik jenis nasional maupun lokal. Pengoperasiannya dimulai akhir tahun ini dan hasilnya dijual kepada masyarakat. Peraturan Bupati untuk penjualan buah ini sudah ada," katanya.
Berita Terkait
Pemkab Barito Utara kembali gelar FGD 3 revisi RTRW
Rabu, 11 Desember 2024 16:26 Wib
Pemkab Barito Utara luncurkan Program Bantuan Sosial 2024
Rabu, 11 Desember 2024 16:01 Wib
Pemkab Barito Utara dukung pengembangan produk kerajinan batik
Jumat, 6 Desember 2024 20:34 Wib
Pemkab Barito Utara berkomitmen turunkan angka stunting
Rabu, 4 Desember 2024 17:17 Wib
Dinas Kesehatan Barito Utara gelar Jambore Kader Posyandu
Senin, 2 Desember 2024 16:31 Wib
Disnakertranskop UKM Barut sosialisasikan Bursa Kerja Khusus
Jumat, 29 November 2024 16:08 Wib
Disnakertranskop Barut sosialisasi penyusunan tenaga kerja mikro 2024
Kamis, 28 November 2024 16:07 Wib
Ketahanan pangan Desa Bentuk Jaya Kapuas di kaji tiru Pemdes Hajak Barut
Jumat, 22 November 2024 19:41 Wib