Muara Teweh (Antara) - Sebanyak 37 kawasan daerah yang tidak mendapat sinyal (blank spot) di Kabupaten Barito Utara, Kalimantan Tengah menjadi prioritas pembangunan Base Transceiver Station (BTS) tahun 2018 oleh pemerintah pusat.
"Kabupaten Barito Utara merupakan salah satu dari 11 kabupaten di Kalteng yang memiliki 37 desa blankspot dan menjadi prioritas untuk dibangun BTS," kata Kepala Dinas Komunikasi, Informatika dan Persandian Barito Utara (Barut) M Iman Topik di Muara Teweh, Kamis.
Menurut Topik rencana dibangunan BTS di sejumlah desa itu disampaikan Konsultan Hukum Balai Penyedia dan Pengelola Pembiayaan Telekomunikasi dan Informatika (BP3TI) Jakarta, Bella Nathania yang melakukan sosialisasi program pembangunan BTS tahun 2018 di Banjarmasin, Kalimantan Selatan pada 20 Nopember 2017.
Dalam rapat tersebut disampaikan bahwa prioritas dari BP3TI adalah untuk membangun BTS pada wilayah (desa) yang blank spot sinyal telekomunikasi dari provider.
"Sementara BTS yang dibangun masih kategori 2G yang kedepannya akan dilihat grafik pemakaian. Bila grafiknya tinggi akan ditingkatkan menjadi 3G bahkan 4G," katanya.
Pada kesempatan itu pihak BP3TI meminta agar tanah yang nantinya akan dibangun BTS statusnya milik pemerintah kabupaten.
Secara terpisah, Bupati Barito Utara, H Nadalsyah menyambut baik rencana pembangunan BTS untuk wilayah Kabupaten Barito Utara. Bupati Nadalsyah meminta agar Dinas Komunikasi, Informatika dan Persandian setempat dan instansi terkait Kabupaten Barito Utara, kecamatan dan desa serta masyarakat menindaklanjuti dan mengawal serta mendukung rencana pembangunan BTS tersebut agar dapat direalisasikan.
"Segera mengkoordinasikan seluruh Camat se Kabupaten Barito Utara agar mendata wilayah/desa zona blank spot yang akan menjadi prioritas pembangunan BTS tersebut," ujar Nadalsyah.
37 Area "Blank Spot" di Barut Dibangun BTS
Menara telekomunikasi BTS berfungsi sebagai pengirim dan penerima (transceiver) sinyal komunikasi untuk pengguna telepon seluler. (Foto Antara Kalteng/Musa Reban)
