Nekropsi atau juga disebut autopsi tersebut dilakukan oleh tim forensik dari Polda Kalteng bersama Yayasan BOS Mawas Nyaru Menteng yang berlangsung di Desa Kalahien, Kecamatan Dusun Selatan, Kabupaten Barito Selatan, Kamis.
"Ini dilakukan untuk mengetahui dengan jelas penyebab kematian orang utan yang ditemukan tanpa kepala mengapung di pinggir Sungai Barito pada Senin lalu itu," kata Kepala Seksi Konservasi Wilayah III Balai Konservasi Sumber Daya Alam Kalimantan Tengah Nizar Ardanianto.
Ketika ditanya apakah penyebab kematian orang utan tersebut diduga dibunuh, Nizar menyatakan pihaknya tidak bisa berandai-andai.
"Kita tunggu saja hasil pemeriksaan forensik ini karena hasil resmi dari pemeriksaan inilah yang akan menjelaskan penyebab kematian orang utan tersebut," ucapnya.
Baca: - Ya Ampun! Bangkai Orangutan Tanpa Kepala Ditemukan
Sementara Wakil Kepala Polres Barito Selatan Kompol Anak Agung Gde Wirata mengatakan, pihaknya dibantu Polda Kalteng akan melakukan penyelidikan terkait penemuan bangkai Orangutan ini.
"Kami sudah interogasi beberapa saksi, dan untuk langkah lebih lanjut akan kami informasikan kembali," katanya.
Ia mengatakan, pihaknya akan bekerja sama dengan Yayasan BOS Mawas dan Centre for Orangutan Protection (COP), serta WWF untuk membantu penyelidikan terkait penemuan bangkai satwa yang dilindungi tersebut.
Sementara Wakil Kepala Polres Barito Selatan Kompol Anak Agung Gde Wirata mengatakan, pihaknya dibantu Polda Kalteng akan melakukan penyelidikan terkait penemuan bangkai Orangutan ini.
"Kami sudah interogasi beberapa saksi, dan untuk langkah lebih lanjut akan kami informasikan kembali," katanya.
Ia mengatakan, pihaknya akan bekerja sama dengan Yayasan BOS Mawas dan Centre for Orangutan Protection (COP), serta WWF untuk membantu penyelidikan terkait penemuan bangkai satwa yang dilindungi tersebut.