Begini saran BKSDA kepada penakluk king kobra di Sampit

id Begini saran BKSDA kepada penakluk king kobra di Sampit,King kobra,Kurir JNE,Yogianur,Sampit,Kotim,BKSDA,Muriansyah

Begini saran BKSDA kepada penakluk king kobra di Sampit

Yogianur saat menangkap king kobra di perumahan di Jalan Tjilik Riwut km 8 Sampit hanya menggunakan dahan pohon. (Foto Jurnalis Warga)

Sampit (Antaranews Kalteng) - Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Provinsi Kalimantan Tengah, mengimbau masyarakat berhati-hati jika menemukan hewan berbahaya, seperti ular kobra apalagi jika berniat menangkapnya.

"Kami imbau agar warga berhati-hati. Jangan membahayakan diri hanya karena ingin menangkap hewan yang jelas-jelas diketahui itu hewan berbahaya," kata Komandan Pos Jaga BKSDA Kalteng wilayah Sampit, Muriansyah di Sampit, Rabu.

Imbauan itu disampaikan Muriansyah menanggapi beredarnya video seorang warga diketahui bernama Yogianur (22) menangkap ular jenis king kobra di sebuah lingkungan perumahan di Sampit pada Jumat (14/9) lalu.

Video itu dengan cepat viral karena pria yang merupakan kurir jasa pengiriman itu bisa menangkap ular yang ukurannya sangat besar, bahkan hampir sama dengan pergelangan tangan orang dewasa itu hanya menggunakan sebilah dahan pohon.

Menurut Muriansyah, ular jenis king korba sangat berbahaya. Gigitan ular tersebut bahkan bisa membunuh gajah, binatang yang ukurannya jauh lebih besar dibanding ular tersebut.

Muriansyah berharap viralnya video tersebut tidak membuat warga lainnya tidak merasa tertantang dan ingin mencoba-coba menangkap ular kobra. Tindakan itu sangat berbahaya karena bisa dari gigitan ular kobra bisa membunuh manusia dalam waktu singkat.

Sudah banyak contoh ular kobra membunuh manusia. Jangankan orang awam, gigitan ular kobra juga sudah sering membunuh orang yang memelihara king kobra meski orang tersebut oleh warga disebut sebagai pawang ular.

Belum lama ini, seorang pecinta ular di Kota Palangka Raya bernama Rizky (17) juga tewas setelah dipatuk oleh ular king kobra yang sudah lama dipeliharanya. Padahal selama ini warga mengenal pemuda itu sebagai pawang ular dan sudah sering menangkap dan memelihara ular berbisa.

"King kobra termasuk satwa liar yang tidak dilindungi. Kalau sudah membahayakan, bisa saja dilumpuhkan," kata Muriansyah.

Muriansyah berencana menemui Yogianur untuk memberi imbauan dan mengingatkan pemuda itu untuk berhati-hati dan tidak lagi mengambil risiko menangkap king kobra karena sangat membahayakan keselamatan.

Sementara itu, Yogianur mengaku masih merawat ular king kobra yang ditangkapnya tersebut. Namun rencananya dia akan menyerahkan kepada salah satu komunitas reptil dari Jakarta yang akan merawat ular tersebut.

?Saya ingin ular itu dirawat oleh ahlinya, makanya akan diserahkan kepada komunitas reptil. Ular itu panjangnya sekitar empat meter dengan berat sekitar 15 kilogram," kata Yogianur.

Menurutnya, king kobra yang ditangkapnya merupakan jenis `ophiophagus hannah`, yakni king kobra yang tidak menyemburkan racun. Sedangkan kobra yang menyemburkan racun adalah jenis `naja sputatrix`.

Yogianur mengaku, mendapatkan kemampuan secara otodidak dalam menangkap ular. Dia juga pernah memelihara ular, namun bukan jenis ular berbisa.

Sementara itu, warga perumahan Adhi Karya Jalan Tjilik Riwut km 8 Kecamatan Baamang, tempat Yogianur menangkap king kobra tersebut, ternyata masih resah. Sehari setelah kejadian, warga kembali melihat kemunculan kobra di sekitar lokasi penangkapan king kobra.?

Untuk mencegah ular berbisa kembali muncul, warga setempat bergotong-royong membersihkan semak belukar yang ada di sekitar perumahan tersebut. Warga juga menambah penerangan jalan dan lingkungan agar bisa menghindari jika ada ular pada malam hari.

"Ular king kobra itu kan sangat beracun, apalagi sampai sebesar itu. Bagaimana jadinya kalau sampai masuk ke rumah. Makanya warga takut," kata Dwi Setiawan, warga setempat.