Minimalisir ketergantungan pasokan ayam Kalsel, TPID gagas sejumlah terobosan

id provinsi kalimantan tengah,TPID Kalteng,Karo Administrasi Perekonomian Kalteng,Lubis Rada Inin,DTPHP Kalteng,Faturrahman

Minimalisir ketergantungan pasokan ayam Kalsel, TPID gagas sejumlah terobosan

ilustrasi - daging ayam ras. (Foto Antara Kalteng/Norjani)

Sejumlah pedagang pendatang yang berjualan di pinggir jalan atau yang tidak memiliki blok, juga cukup sulit diatur
Palangka Raya (Antaranews Kalteng) - Kepala Biro Admimistrasi Perekonomian Setda Kalimantan Tengah Lubis Rada Inin membenarkan, ketergantungan provinsi ini dalam menyediakan daging ayam ras masih sangat tinggi terhadap Kalimantan Selatan.

Akibat tingginya ketergantungan tersebut membuat harga daging ayam di Kalteng cenderung mengalami kenaikan bahkan lebih mahal ketika hari besar keagamaan, kata Lubis di Palangka Raya, kemarin.

"Apalagi kalau distribusi terkendala saat permintaan mengalami peningkatan, bisa semakin mahal. Ini yang coba diantisipasi agar ketergantungan terhadap Kalsel tidak tinggi," tambahnya.

Pemprov Kalteng melalui Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) pun telah melakukan berbagai terobosan untuk mengurangi ketergantungan pasokan daging ayam ras dari luar daerah. Instansi terkait yang tergabung dalam TPID itu terus mengembangkan kandang penyangga, termasuk mengembangkan daging ayam beku, yang rencananya akan dilauncing akhir November mendatang.

"Setidaknya dengan upaya ini kita bisa mengurangi ketergantungan itu. Ya, yang awalnya bisa sampai 50 persen, bisa menurun menjadi 30 persen. Tentu langkah inikan sekaligus mengendalikan harga ayam," kata Lubis.

Sementara itu, Kabit Peternakan dan Kesehatan Hewan Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura, dan Peternakan (DTPHP) Kalteng Faturrahman mengatakan, kenaikan harga ayam yang beberapa waktu lalu sempat terjadi kerena terjadinya kematian ayam di Kalsel selaku pemasok utama provinsi ini. 

Dia mengatakan, akibat banyak kematian tersebut, membuat pasokan daging ayam ras dari Banjarmasin sempat kosong, sehingga hal tersebut berpengaruh terhadap harga ayam di sejumlah pasar di Kalteng,” ucapnya.

"Persoalan danging ayam ini juga dipengaruhi banyak faktor. Sejumlah pedagang pendatang yang berjualan di pinggir jalan atau yang tidak memiliki blok, juga cukup sulit diatur," beber Faturrahman.

Terkadang, lanjut dia, pedagang pendatang ini bisa menaikan harga cukup tinggi, namun dalam waktu yang hampir bersamaan mereka juga bisa “banting harga”, denga menjualnya dengan di bawah standar para pedagan lain.

"Kalau soal daging ayam ras ini perlu kita perhatikan semua, tidak hanya dari sisi distribusinya, tapi bagaimana pengawasannya di lapangan," demikian Faturrahman.