Pemprov Kalteng terapkan pembangunan ekonomi berbasis lingkungan

id Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah,pembangunan ekonomi berbasis lingkungan,ekonomi hijau ,food estate,Gubernur Kalteng Sugianto Sabran,masyarakat l

Pemprov Kalteng terapkan pembangunan ekonomi berbasis lingkungan

Sekda Kalteng Fahrizal Fitri (tengah) turut hadir dalam media gatering yang dilaksanakan Global Green Growth Institute (GGGI) di Palangka Raya, Senin (26/2/19). (Foto Antara Kalteng/Jaya W Manurung)

Ekonomi hijau itu terkait masalah pembangunan yang berdampak pada lingkungan, sosial dan perekonomian
Palangka Raya (Antaranews Kalteng) - Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah, menjadikan konsep pembangunan ekonomi berbasis lingkungan atau ekonomi hijau sebagai syarat mutlak di wilayahnya.

Konsepsi ekonomi hijau ini, sudah diadopsi pemprov sejak tahun 2013 melalui rencana pembangunan strategis untuk mewujudkan daerah yang lebih mandiri dari segala aspek, kata Sekretaris Daerah Kalimantan Tengah, Fahrizal Fitri di Palangka Raya, Selasa.

"Ekonomi hijau itu terkait masalah pembangunan yang berdampak pada lingkungan, sosial dan perekonomian," katanya kepada awak media.

Ekonomi hijau adalah sebuah konsep ekonomi yang bertujuan meningkatkan kesejahteraan manusia dan kesetaraan sosial, sekaligus mengurangi resiko lingkungan secara signifikan.

Konsep ini sesuai rencana pembangunan Gubernur Kalteng Sugianto Sabran, salah satunya seperti upaya membuka keterisolasian wilayah dan meningkatkan ekonomi kerakyatan.

Baca juga: Sekda pastikan penduduk Kalteng prioritas utama program food estate

Fahrizal menyebut, pembangunan jalan untuk membuka keterisolasian merupakan salah satu perwujudan visi misi daerah untuk meningkatkan ekonomi masyarakat. Nantinya diharapkan angka kemiskinan di Kalteng bisa di turunkan.

"Pembangunan infrastruktur jalan juga bertujuan untuk membuka akses terhadap daerah penghasil padi, sehingga bisa membantu petani lokal untuk berkembang," jelasnya kepada Antara Kalteng.

Lebih lanjut ia menjelaskan, Kalteng memerlukan banyak pekerja dikarenakan berbagai investasi ekonomi. Namun dalam penyerapannya, harus diprioritaskan masyarakat lokal agar mereka bisa berkontribusi secara langsung terhadap pembangunan dan perbaikan kualitas ekonomi di daerah.

Sementara itu, terkait pengembangan food estate di Kalteng, tidak harus dilakukan dengan cara membuka lahan baru. Hal ini bisa dilaksanakan dengan cara memberdayakan lahan yang sudah tersedia sebelumnya, termasuk milik masyarakat.

"Misalnya wilayah yang dikembangkan adalah area pada kesatuan pengelolaan hutan produksi, kami berupaya agar hutan itu bisa dimanfaatkan secara optimal untuk kesejahteraan masyarakat secara luas," ungkap Fahrizal.