Jaringan internet bisa jadi kendala pelaksanaan UNBK di Kalteng

id dprd kalimantan tengah,dprd kalteng,komisi c dprd kalteng,duwel rawing,unbk 2019,pelaksanaan unbk di kalteng

Jaringan internet bisa jadi kendala pelaksanaan UNBK di Kalteng

Anggota Komisi C DPR Kalteng Duwel Rawing. (Foto Antara Kalteng/Jaya W Manurung)

Palangka Raya (ANTARA) - Legislator Kalimantan Tengah Duwel Rawing menilai persiapan pemerintah provinsi maupun kabupaten/kota, dalam melaksanakan ujian nasional berbasis komputer di tahun 2019 jauh lebih baik dibandingkan tahun lalu.

Pemerintah Provinsi pun telah menyalurkan bantuan komputer atau laptop sebanyak 100 unit ke sejumlah sekolah, kata Anggota Komisi C yang membidangi pendidikan itu, di Palangka Raya, Kamis.

"Jadi dari segi peralatan pelaksanaan UNBK sudah jauh lebih baik, hanya yang perlu diperhatikan jaringan internet di sekolah-sekolah pelosok. Itu yang rawan gangguan jaringan internet," ucap Duwel.

Menurut Bupati Katingan periode 2003-2013 itu, beberapa sekolah di provinsi ini masih banyak yang berada di kawasan tidak ada jaringan internet. Hal itu lah mendasari dirinya mengingatkan Dinas Pendidikan provinsi maupun kabupaten/kota harus segera mempersiapkan solusinya.

Dia mengatakan sekolah di Tumbang Baraoi Katingan tahun lalu harus melaksanakan ujian di Tumbang Kaman. Sebanyak dua SMA di Kecamatan Bukit Raya harus bergabung di Tumbang Sanaman hanya untuk UNBK.

"Jangan sampai karena masalah jaringan internet ini mengganggu anak-anak kita mengikuti UNBK. Semua masalah, termasuk kelancaran jaringan internet harus diperhatikan dan segera diatasi," kata Duwel.

Baca juga: Empat anggota DPRD Kalteng didakwa terima suap dari petinggi PT Sinar Mas

Selain masalah jaringan internet, wakil rakyat Kalteng dari daerah pemilihan I meliputi Kota Palangka Raya, Kabupaten Katingan dan Gunung Mas itu juga menyarankan pemerintah agar membiasakan tenaga pengajar maupun para siswa di sekolah-sekolah pelosok menggunakan komputer.

Dia mencontohkan pengadaan perpustakaan digital di pedesaan tidak lagi dengan konsep manual. Dalam artian, tidak lagi mengirimkan atau menggunakan buku-buku bacaan biasa, namun lebih kearah penggunaan komputer.

"Di tingkat nasional saja perpustakaannya sudah menggunakan sistem tersebut. Jadi tidak ada lagi alasan-alasan, semacam keterlambatan kedatangan buku-buku atau lainnya. Itu yang perlu dilakukan kedepan," demikian Duwel.

Baca juga: Pemkot jangan ragu menindak bangunan menutup drainase, kata legislator Kalteng