Kementan siapkan Kalteng sebagai lumbung perkebunan dan hortikultura
Palangka Raya (ANTARA) - Kementerian Pertanian (Kementan) RI menyiapkan Provinsi Kalimantan Tengah sebagai salah satu lumbung perkebunan maupun produk hortikultura bagi Indonesia, guna memperkuat ekspor yang selama ini didominasi oleh komoditas dari dua sektor tersebut.
"Kami optimis bisa merealisasikannya, apalagi Gubernur Kalteng Sugianto Sabran adalah seorang pekerja keras dan siap menyediakan lahan untuk membangun perkebunan maupun hortikultura secara besar-besaran," kata Menteri Pertanian RI Andi Arman Sulaiman di Palangka Raya, Kamis.
Sebagai salah satu upaya mewujudkannya, pihaknya baru saja melakukan peluncuran program Benih Bermutu Perkebunan 500 juta batang (BUN 500) 2019-2024 di Desa Sido Mulyo, Kecamatan Bukit Batu, Palangka Raya.
Melalui program itu, semua wilayah di Indonesia akan mendapatkan pembagian benih bermutu sesuai mekanisme yang telah ditentukan, termasuk Kalteng. Setiap tahunnya ada total sebanyak 100 juta batang yang dibagikan.
Andi menjelaskan, semua pihak tentu mengetahui bahwa ekspor Indonesia didominasi oleh sektor perkebunan dan hortikultura. Jika dipresentasekan, maka jumlahnya mencapai hingga 90 persen dari total keseluruhan.
Baca juga: Menteri Pertanian luncurkan program BUN 500 di Kalteng
Pihaknya menegaskan, apabila Indonesia ingin maju, maka sudah seharusnya mendorong ekspor dan investasi secara maksimal. Sebab keduanya dinilai sebagai syarat utama, agar Indonesia bisa terus maju dan berkembang serta bersaing dengan negara lain.
"Hari ini, pada peluncuran program BUN 500, merupakan momentum tepat bagi kita untuk mengembalikan kejayaan rempah-rempah di Indonesia yang sebelumnya pernah dicapai pada ratusan tahun lalu," jelasnya.
Untuk itu, pihaknya akan melakukan pengawalan dengan membangun sentra-sentra bibit berdasarkan keunggulan pada masing-masing daerah, seperti topografi wilayah, kultur dan lainnya yang mempengaruhi.
Lebih lanjut ia menjelaskan, pemilihan benih bermutu juga dilakukan secara selektif dan menyesuaikan komoditas ekspor. Meliputi kopi, lada, pala, cengkeh, kakao, teh, jambu mede, karet, kelapa dalam serta tebu.
"Untuk Kalteng ada sejumlah benih yang cocok untuk dikembangkan, diantaranya kelapa dalam, kopi, karet hingga lada. Kami harapkan pemerintah daerah bisa bekerja secara maksimal mendukung upaya merealisasikannya," ungkapnya.
"Kami optimis bisa merealisasikannya, apalagi Gubernur Kalteng Sugianto Sabran adalah seorang pekerja keras dan siap menyediakan lahan untuk membangun perkebunan maupun hortikultura secara besar-besaran," kata Menteri Pertanian RI Andi Arman Sulaiman di Palangka Raya, Kamis.
Sebagai salah satu upaya mewujudkannya, pihaknya baru saja melakukan peluncuran program Benih Bermutu Perkebunan 500 juta batang (BUN 500) 2019-2024 di Desa Sido Mulyo, Kecamatan Bukit Batu, Palangka Raya.
Melalui program itu, semua wilayah di Indonesia akan mendapatkan pembagian benih bermutu sesuai mekanisme yang telah ditentukan, termasuk Kalteng. Setiap tahunnya ada total sebanyak 100 juta batang yang dibagikan.
Andi menjelaskan, semua pihak tentu mengetahui bahwa ekspor Indonesia didominasi oleh sektor perkebunan dan hortikultura. Jika dipresentasekan, maka jumlahnya mencapai hingga 90 persen dari total keseluruhan.
Baca juga: Menteri Pertanian luncurkan program BUN 500 di Kalteng
Pihaknya menegaskan, apabila Indonesia ingin maju, maka sudah seharusnya mendorong ekspor dan investasi secara maksimal. Sebab keduanya dinilai sebagai syarat utama, agar Indonesia bisa terus maju dan berkembang serta bersaing dengan negara lain.
"Hari ini, pada peluncuran program BUN 500, merupakan momentum tepat bagi kita untuk mengembalikan kejayaan rempah-rempah di Indonesia yang sebelumnya pernah dicapai pada ratusan tahun lalu," jelasnya.
Untuk itu, pihaknya akan melakukan pengawalan dengan membangun sentra-sentra bibit berdasarkan keunggulan pada masing-masing daerah, seperti topografi wilayah, kultur dan lainnya yang mempengaruhi.
Lebih lanjut ia menjelaskan, pemilihan benih bermutu juga dilakukan secara selektif dan menyesuaikan komoditas ekspor. Meliputi kopi, lada, pala, cengkeh, kakao, teh, jambu mede, karet, kelapa dalam serta tebu.
"Untuk Kalteng ada sejumlah benih yang cocok untuk dikembangkan, diantaranya kelapa dalam, kopi, karet hingga lada. Kami harapkan pemerintah daerah bisa bekerja secara maksimal mendukung upaya merealisasikannya," ungkapnya.