Di hadapan perwakilan Bappenas, Gubernur bantah isu negatif tentang Kalteng
Palangka Raya (ANTARA) - Gubernur Kalimantan Tengah Sugianto Sabran membantah sejumlah isu negatif tentang wilayah yang ia pimpin, saat berada di hadapan perwakilan Bappenas dan tokoh publik lainnya di Palangka Raya, Jumat (19/7).
"Pada kegiatan ini sebenarnya tidak ada lagi yang perlu saya ceritakan tentang Kalteng sebagai salah satu calon ibu kota baru. Hanya saja saya ingin membantah beberapa isu negatif yang ada beredar," katanya saat dialog nasional pemindahan ibu kota negara, yakni Kalimantan untuk Indonesia.
Pertama, yaitu adanya informasi yang menyebut ketersediaan air bersih di Kalteng tidak layak dan berwarna merah. Sugianto menegaskan ketersediaan air bersih di Kalteng sangatlah memadai, termasuk untuk memenuhi kebutuhan daerah sebagai sebuah ibu kota negara.
Terlebih pada lokasi segitiga emas, yakni Kabupaten Gunung Mas dan Katingan serta Kota Palangka Raya yang memang disiapkan sebagai ibu kota yang baru, jika nantinya Kalteng yang dipilih oleh pemerintah pusat.
Sugianto menyebut, lokasi ini diapit oleh tiga daerah aliran sungai (DAS), yaitu Kahayan, Katingan dan Rungan. Sumber air ketiganya berasal dari kawasan Bukit Raya. Untuk itu sudah jelas untuk ketersediaan air bersih sangatlah memadai dan tidak ada masalah.
"Kondisi airnya benar-benar bersih dan memang layak untuk dikonsumsi. Kalau perlu, pihak Bappenas bisa saja bersama saya pergi kesana untuk memastikannya," ungkapnya di sela kegiatan.
Baca juga: Ladang berpindah-pindah di Kalteng akibat kemiskinan, kata Gubernur
Baca juga: Gubernur : Sebelum jadi ibu kota, penuhi dulu hak warga Kalteng
Kedua, yaitu tentang lahan Kalteng yang merupakan gambut, sehingga dapat menyebabkan kegiatan pembangunan menjadi terhambat. Sugianto mengatakan, tidak semua lahan di Kalteng adalah gambut dan pada kawasan gambut pun, pembangunan terlaksana dengan baik.
Selama ini seluruh kegiatan pembangunan di Kalteng berjalan dengan baik dan lancar. Semuanya tentu dapat diatur dan dikelola, termasuk lahan gambut. Bahkan terbukti selama ia memimpin, tidak pernah terjadi bencana kabut asap tebal yang menyebabkan banyak kerugian.
"Semua itu asal dikelola dengan tepat dan cara yang benar, maka akan berjalan lancar. Tidak ada sesuatu yang tidak bisa kita selesaikan, asal benar-benar mau bekerja keras," tegasnya.
Mengenai rencana pemindahan ibu kota ke Kalimantan, saat ini sudah mulai mengerucut dan hanya menyisakan tiga provinsi, yakni Kalteng, Kaltim dan Kalsel. Sugianto secara tegas menyatakan kesiapan Kalteng sebagai ibu kota, sebagai wilayah yang paling strategis dan sesuai kriteria yang diinginkan semua pihak.
Baca juga: Gubernur Kalteng sebut keputusan Kementan RI sudah tepat
Baca juga: Sediakan 20 ribu hektare lahan untuk peternakan, kata Gubernur Kalteng
"Pada kegiatan ini sebenarnya tidak ada lagi yang perlu saya ceritakan tentang Kalteng sebagai salah satu calon ibu kota baru. Hanya saja saya ingin membantah beberapa isu negatif yang ada beredar," katanya saat dialog nasional pemindahan ibu kota negara, yakni Kalimantan untuk Indonesia.
Pertama, yaitu adanya informasi yang menyebut ketersediaan air bersih di Kalteng tidak layak dan berwarna merah. Sugianto menegaskan ketersediaan air bersih di Kalteng sangatlah memadai, termasuk untuk memenuhi kebutuhan daerah sebagai sebuah ibu kota negara.
Terlebih pada lokasi segitiga emas, yakni Kabupaten Gunung Mas dan Katingan serta Kota Palangka Raya yang memang disiapkan sebagai ibu kota yang baru, jika nantinya Kalteng yang dipilih oleh pemerintah pusat.
Sugianto menyebut, lokasi ini diapit oleh tiga daerah aliran sungai (DAS), yaitu Kahayan, Katingan dan Rungan. Sumber air ketiganya berasal dari kawasan Bukit Raya. Untuk itu sudah jelas untuk ketersediaan air bersih sangatlah memadai dan tidak ada masalah.
"Kondisi airnya benar-benar bersih dan memang layak untuk dikonsumsi. Kalau perlu, pihak Bappenas bisa saja bersama saya pergi kesana untuk memastikannya," ungkapnya di sela kegiatan.
Baca juga: Ladang berpindah-pindah di Kalteng akibat kemiskinan, kata Gubernur
Baca juga: Gubernur : Sebelum jadi ibu kota, penuhi dulu hak warga Kalteng
Kedua, yaitu tentang lahan Kalteng yang merupakan gambut, sehingga dapat menyebabkan kegiatan pembangunan menjadi terhambat. Sugianto mengatakan, tidak semua lahan di Kalteng adalah gambut dan pada kawasan gambut pun, pembangunan terlaksana dengan baik.
Selama ini seluruh kegiatan pembangunan di Kalteng berjalan dengan baik dan lancar. Semuanya tentu dapat diatur dan dikelola, termasuk lahan gambut. Bahkan terbukti selama ia memimpin, tidak pernah terjadi bencana kabut asap tebal yang menyebabkan banyak kerugian.
"Semua itu asal dikelola dengan tepat dan cara yang benar, maka akan berjalan lancar. Tidak ada sesuatu yang tidak bisa kita selesaikan, asal benar-benar mau bekerja keras," tegasnya.
Mengenai rencana pemindahan ibu kota ke Kalimantan, saat ini sudah mulai mengerucut dan hanya menyisakan tiga provinsi, yakni Kalteng, Kaltim dan Kalsel. Sugianto secara tegas menyatakan kesiapan Kalteng sebagai ibu kota, sebagai wilayah yang paling strategis dan sesuai kriteria yang diinginkan semua pihak.
Baca juga: Gubernur Kalteng sebut keputusan Kementan RI sudah tepat
Baca juga: Sediakan 20 ribu hektare lahan untuk peternakan, kata Gubernur Kalteng