Giliran Nasdem diincar bakal calon peserta pilkada Kotim
Sampit (ANTARA) - Setelah penjaringan bakal calon kepala daerah dan wakil kepala daerah di DPC PDIP Kabupaten Kotawaringin Timur Kalimantan Tengah, kini giliran Partai Nasdem yang diserbu bakal calon peserta pemilu kepala daerah setempat.
"Saat ini sudah ada 11 tokoh yang merapat. Ada yang baru mengambil formulir, tapi ada juga yang sudah menyerahkan berkas pendaftaran," kata Sekretaris DPD Nasdem Kotawaringin Timur Tajudinor di Sampit, Rabu.
Tokoh yang menyatakan niat mendaftar menjadi calon Bupati maupun Wakil Bupati Kotawaringin Timur melalui Nasdem saat ini umumnya berasal dari luar partai besutan Surya Paloh itu. Ada yang datang ke kantor DPD Partai Nasdem Kotawaringin Timur di Sampit, ada pula yang langsung ke kantor DPD Partai Nasdem Provinsi Kalimantan Tengah di Palangka Raya.
Disebutkan, 11 tokoh yang sudah berkomunikasi, bahkan ada yang sudah menyerahkan berkas pendaftaran ke Partai Nasdem adalah Sanggul Lumban Gaol, Akhmad Sarwo Oboy, Halikinnor, Parimus, Jhon krisli, Sedha Tan Minggara, Agustiar, Heriansyah, Gumarang, Yanson dan Supriadi.
Jumlah itu diperkirakan akan bertambah karena pendaftaran masih dibuka hingga 23 Oktober mendatang. Tajudinor menegaskan, partainya tetap konsisten tidak memungut biaya alias tanpa mahar bagi siapa saja yang ingin mendaftar.
"Kami persilakan siapa saja yang akan mendaftar ke partai kami dan partai lain. Dengan empat kursi DPRD Kotawaringin Timur yang kami miliki, otomatis kami memang harus berkoalisi karena masih membutuhkan empat kursi agar bisa mengusung calon bupati dan wakil bupati," kata Tajudinor.
Sementara itu, hari ini ada dua tokoh yang datang ke kantor DPD Partai Nasdem Kotawaringin Timur dalam waktu bersamaan yaitu Parimus yang merupakan Ketua DPC Partai Demokrat Kotawaringin Timur dan Akhmad Sarwo Oboy yang tercatat masih aktif sebagai pegawai negeri sipil dengan jabatan Kepala Dinas Perumahan dan Permukiman Kotawaringin Timur.
Kedua tokoh itu datang menyerahkan berkas pendaftaran. Mereka sama-sama mendaftar sebagai bakal calon Bupati Kotawaringin Timur.
Parimus yang datang didampingi sejumlah pengurus Partai Demokrat mengatakan, dengan lima kursi DPRD yang mereka peroleh pada pemilu 17 April lalu, membuat partainya harus berkoalisi agar bisa mengusung peserta pilkada Kotawaringin Timur 2020 nanti.
Untuk itulah dia berkomunikasi dan mendaftarkan diri ke partai politik lain. Beberapa hari lalu, Parimus juga mendaftarkan diri ke DPC PDIP Kotawaringin Timur, namun saat itu dia memilih mendaftar sebagai bakal calon wakil bupati.
"Saya memutuskan maju pada pilkada ini karena banyak aspirasi masyarakat yang harus diperjuangkan. Pengalaman sebagai anggota DPRD Kotawaringin Timur hingga saat ini, membuat saya melihat banyak hal yang perlu diperjuangkan demi kesejahteraan masyarakat," kata Parimus.
Sementara itu, Akhmad Sarwo Oboy juga mengaku berminta bertarung dalam pilkada karena ingin memperjuangkan aspirasi masyarakat. Pengalaman di birokrasi menjadi modal baginya dalam membangun daerah ini jika dipercaya menjadi bupati.
Oboy mengaku serius terhadap keputusannya terjun ke dunia politik. Dia menyadari konsekuensi besar yang harus diambilnya yaitu meninggalkan kariernya sebagai aparatur sipil negara.
"Saya masih 10 tahun lagi baru pensiun. Tapi kalau saya dipercaya dan aturan mengharuskan saya harus mundur dari PNS, saya siap. Saya sudah pertimbangkan itu secara matang," demikian Oboy.
"Saat ini sudah ada 11 tokoh yang merapat. Ada yang baru mengambil formulir, tapi ada juga yang sudah menyerahkan berkas pendaftaran," kata Sekretaris DPD Nasdem Kotawaringin Timur Tajudinor di Sampit, Rabu.
Tokoh yang menyatakan niat mendaftar menjadi calon Bupati maupun Wakil Bupati Kotawaringin Timur melalui Nasdem saat ini umumnya berasal dari luar partai besutan Surya Paloh itu. Ada yang datang ke kantor DPD Partai Nasdem Kotawaringin Timur di Sampit, ada pula yang langsung ke kantor DPD Partai Nasdem Provinsi Kalimantan Tengah di Palangka Raya.
Disebutkan, 11 tokoh yang sudah berkomunikasi, bahkan ada yang sudah menyerahkan berkas pendaftaran ke Partai Nasdem adalah Sanggul Lumban Gaol, Akhmad Sarwo Oboy, Halikinnor, Parimus, Jhon krisli, Sedha Tan Minggara, Agustiar, Heriansyah, Gumarang, Yanson dan Supriadi.
Jumlah itu diperkirakan akan bertambah karena pendaftaran masih dibuka hingga 23 Oktober mendatang. Tajudinor menegaskan, partainya tetap konsisten tidak memungut biaya alias tanpa mahar bagi siapa saja yang ingin mendaftar.
"Kami persilakan siapa saja yang akan mendaftar ke partai kami dan partai lain. Dengan empat kursi DPRD Kotawaringin Timur yang kami miliki, otomatis kami memang harus berkoalisi karena masih membutuhkan empat kursi agar bisa mengusung calon bupati dan wakil bupati," kata Tajudinor.
Sementara itu, hari ini ada dua tokoh yang datang ke kantor DPD Partai Nasdem Kotawaringin Timur dalam waktu bersamaan yaitu Parimus yang merupakan Ketua DPC Partai Demokrat Kotawaringin Timur dan Akhmad Sarwo Oboy yang tercatat masih aktif sebagai pegawai negeri sipil dengan jabatan Kepala Dinas Perumahan dan Permukiman Kotawaringin Timur.
Kedua tokoh itu datang menyerahkan berkas pendaftaran. Mereka sama-sama mendaftar sebagai bakal calon Bupati Kotawaringin Timur.
Parimus yang datang didampingi sejumlah pengurus Partai Demokrat mengatakan, dengan lima kursi DPRD yang mereka peroleh pada pemilu 17 April lalu, membuat partainya harus berkoalisi agar bisa mengusung peserta pilkada Kotawaringin Timur 2020 nanti.
Untuk itulah dia berkomunikasi dan mendaftarkan diri ke partai politik lain. Beberapa hari lalu, Parimus juga mendaftarkan diri ke DPC PDIP Kotawaringin Timur, namun saat itu dia memilih mendaftar sebagai bakal calon wakil bupati.
"Saya memutuskan maju pada pilkada ini karena banyak aspirasi masyarakat yang harus diperjuangkan. Pengalaman sebagai anggota DPRD Kotawaringin Timur hingga saat ini, membuat saya melihat banyak hal yang perlu diperjuangkan demi kesejahteraan masyarakat," kata Parimus.
Sementara itu, Akhmad Sarwo Oboy juga mengaku berminta bertarung dalam pilkada karena ingin memperjuangkan aspirasi masyarakat. Pengalaman di birokrasi menjadi modal baginya dalam membangun daerah ini jika dipercaya menjadi bupati.
Oboy mengaku serius terhadap keputusannya terjun ke dunia politik. Dia menyadari konsekuensi besar yang harus diambilnya yaitu meninggalkan kariernya sebagai aparatur sipil negara.
"Saya masih 10 tahun lagi baru pensiun. Tapi kalau saya dipercaya dan aturan mengharuskan saya harus mundur dari PNS, saya siap. Saya sudah pertimbangkan itu secara matang," demikian Oboy.