Jakarta (ANTARA) - Kementerian Komunikasi dan Informatika menyatakan tidak ingin terburu-buru menghadirkan jaringan generasi terbaru 5G di Indonesia, namun ingin mengkaji secara menyeluruh termasuk soal permintaan dan penawaran.
"Tidak ada 5G kalau tidak siap serat optik. Bisa-bisa 4G rasa 3G, nanti 5G rasa 4G juga karena ketidaksiapan jumlah optik," kata Direktur Jenderal Sumber Daya dan Perangkat Pos dan Informatika, Ismail, saat diskusi "Embarking 5G, A Pursuit to Digital Destiny" di Jakarta, Rabu.
Menurut Ismail, momen masuk ke pasar 5G harus tepat, salah satunya Indonesia harus menjadi tuan rumah saat 5G masuk, bukan hanya pasar.
"Jangan sampai kita hanya belanja, dimanfaatkan, tapi, tidak bisa jadi tuan rumah," kata Ismail.
Baca juga: Samsung luncurkan ponsel layar lipat dengan Snapdragon 855+
Pemerintah perlu membuat aturan untuk mendorong pengembang membuat perangkat keras, platform, konten maupun aplikasi yang memanfaatkan 5G.
Salah satu hal penting yang perlu dipertimbangkan mengenai 5G adalah soal permintaan dan penawaran serta ekosistem. Indonesia perlu menemukan model bisnis yang tepat untuk memasarkan 5G.
Ismail mencontohkan saat ini konsumen Indonesia cenderung membayar dalam paket bundel yang berisi koneksi dan layanan lainnya.
Indonesia perlu menemukan model bisnis yang inovatif agar 5G dapat mendukung program seperti pendidikan dan kesehatan.
Sementara dari segi regulasi, regulator perlu menemukan mekanisme untuk berbagi spektrum yang adil bagi operator seluler. Konsep ini dilakukan di negara lain untuk menekan biaya 5G.
Baca juga: China mulai siapkan riset untuk jaringan 6G
Pemerintah sedang menyiapkan kandidat spektrum yang akan dialokasikan untik jaringan 5G, diperkirakan akan menggunakan frekuensi 26GHz yang relatif kosong saat ini.
Konferensi internasional untuk telekomunikasi radio, World Radiocommunication Conference (WRC) 2019 di Mesir menetapkan frekuensi tambahan yang akan dipakai untuk jaringan 5G.
Dikutip dari laman International Telecommunication Union (ITU) News, lembaga PBB untuk teknologi informatika, WRC menetapkan rentang frekuensi tambahan yang akan digunakan untuk jaringan 5G, yaitu frekuensi 24,2 - 27,5GHz, 37 - 43,5GHz dan 45,5 - 47GHz.
WRC juga memasukkan frekuensi 47,2 - 48,2GHz dan 66-71GHz untuk jaringan 5G.
Baca juga: China secara otomatis menjadi negara dengan jaringan 5G terbesar di dunia
Baca juga: Apple segera buat tiga ponsel 5G
Baca juga: Huawei tunggu inisiatif pemerintah terkait penerapan 5G di ibu kota baru
Berita Terkait
Fisipol UMPR-Pemkot Palangka Raya kerja sama peningkatan komunikasi mahasiswa
Minggu, 17 Maret 2024 19:00 Wib
Sebanyak 98 PPL Barsel ikuti pelatihan peningkatan kapasitas komunikasi dan revitalisasi
Kamis, 14 Maret 2024 23:37 Wib
ANTARA bekali mahasiswa Fisipol cara komunikasi dalam tuntutan pergaulan global
Jumat, 23 Februari 2024 21:20 Wib
PDIP jalan komunikasi dengan kubu AMIN untuk bentuk tim khusus
Kamis, 15 Februari 2024 17:50 Wib
Forum Komunikasi PAUD-SD Kotim jadi wadah mencari solusi
Kamis, 15 Februari 2024 11:41 Wib
Pemkab Gumas gencarkan KIE demi peningkatan derajat kesehatan masyarakat
Kamis, 1 Februari 2024 16:20 Wib
Capres dinilai tak boleh beri gestur provokasi saat debat cawapres
Selasa, 19 Desember 2023 16:35 Wib
Peluncuran prangko empat pahlawan nasional
Senin, 4 Desember 2023 14:30 Wib