Upaya pelibatan generasi muda pada industri hulu migas di Kalteng
Palangka Raya (ANTARA) - Industri hulu minyak dan gas bumi atau migas di Provinsi Kalimantan Tengah telah berlangsung pada sejumlah titik di blok Bangkanai, Kabupaten Barito Utara dengan produksi utama adalah gas yang dimanfaatkan untuk kelistrikan.
"Terkait hal itu, kami bersama Ophir Indonesia berupaya melibatkan generasi muda dalam perkembangan industri hulu migas di wilayah Kalteng," kata Spesialis Dukungan Bisnis SKK Migas Kalsul Damar Setyawan di Palangka Raya, Selasa.
Pihaknya bekerja sama dengan perguruan tinggi, salah satunya Universitas Palangka Raya (UPR) menggelar kuliah umum mengenal industri hulu migas dan kontribusi bagi energi nasional.
Tujuannya untuk memberikan pengetahuan serta informasi kepada generasi muda di Kalteng, mengenai perkembangan industri hulu atau kegiatan eksploitasi yang sedang berlangsung.
"Setelah ini kami harapkan para mahasiswa akan memiliki gambaran dan ide untuk melakukan berbagai inovasi, penelitian maupun studi lapangan sebagai upaya pengembangan kegiatan industri hulu migas," terangnya.
Lebih lanjut Damar menjelaskan, perusahaan migas tidak mungkin diizinkan melakukan pemboran di luar titik kerjanya. Hanya saja untuk titik-titik pasti lokasi kegiatan, pihaknya tidak bisa membukanya kepada publik karena data-data tersebut sifatnya terbatas milik negara.
External Relations & Security Manager Ophir Indonesia (Bangkanai) Ltd Fajar Daely menjelaskan, pihaknya ingin generasi muda di Kalteng mengetahui apa saja potensi sumber daya alam (SDA) yang daerahnya miliki.
"Kami menginginkan para mahasiswa mengetahui, bahwa di Kalteng memiliki potensi SDA berupa migas. Sehingga mereka dapat mempersiapkan diri agar kedepannya, bisa terlibat dalam kegiatan industri hulu tersebut," jelasnya.
Menurutnya, seperti yang pernah disampaikan Jusuf Kalla yakni pembangunan mengikuti energi. Biasanya dimana suatu lokasi terdapat migas, maka akan terjadi pembangunan. Kondisi itulah yang hendaknya bisa dimanfaatkan generasi muda kedepannya.
Fajar menjabarkan, pihaknya memulai produksi sejak tahun 2016 yang semuanya khusus untuk konsumsi dalam negeri yakni Perusahaan Listrik Negara atau PLN. Jika ditanya jangka waktunya sampai kapan, maka hingga 2033 mendatang, namun masih memiliki cadangan sehingga bisa lebih lama lagi.
"Terkait hal itu, kami bersama Ophir Indonesia berupaya melibatkan generasi muda dalam perkembangan industri hulu migas di wilayah Kalteng," kata Spesialis Dukungan Bisnis SKK Migas Kalsul Damar Setyawan di Palangka Raya, Selasa.
Pihaknya bekerja sama dengan perguruan tinggi, salah satunya Universitas Palangka Raya (UPR) menggelar kuliah umum mengenal industri hulu migas dan kontribusi bagi energi nasional.
Tujuannya untuk memberikan pengetahuan serta informasi kepada generasi muda di Kalteng, mengenai perkembangan industri hulu atau kegiatan eksploitasi yang sedang berlangsung.
"Setelah ini kami harapkan para mahasiswa akan memiliki gambaran dan ide untuk melakukan berbagai inovasi, penelitian maupun studi lapangan sebagai upaya pengembangan kegiatan industri hulu migas," terangnya.
Lebih lanjut Damar menjelaskan, perusahaan migas tidak mungkin diizinkan melakukan pemboran di luar titik kerjanya. Hanya saja untuk titik-titik pasti lokasi kegiatan, pihaknya tidak bisa membukanya kepada publik karena data-data tersebut sifatnya terbatas milik negara.
External Relations & Security Manager Ophir Indonesia (Bangkanai) Ltd Fajar Daely menjelaskan, pihaknya ingin generasi muda di Kalteng mengetahui apa saja potensi sumber daya alam (SDA) yang daerahnya miliki.
"Kami menginginkan para mahasiswa mengetahui, bahwa di Kalteng memiliki potensi SDA berupa migas. Sehingga mereka dapat mempersiapkan diri agar kedepannya, bisa terlibat dalam kegiatan industri hulu tersebut," jelasnya.
Menurutnya, seperti yang pernah disampaikan Jusuf Kalla yakni pembangunan mengikuti energi. Biasanya dimana suatu lokasi terdapat migas, maka akan terjadi pembangunan. Kondisi itulah yang hendaknya bisa dimanfaatkan generasi muda kedepannya.
Fajar menjabarkan, pihaknya memulai produksi sejak tahun 2016 yang semuanya khusus untuk konsumsi dalam negeri yakni Perusahaan Listrik Negara atau PLN. Jika ditanya jangka waktunya sampai kapan, maka hingga 2033 mendatang, namun masih memiliki cadangan sehingga bisa lebih lama lagi.