GOW Seruyan sasar perempuan buta aksara

id GOW Seruyan sasar perempuan buta aksara,Iswanti,Buta huruf

GOW Seruyan sasar perempuan buta aksara

Wakil Bupati Seruyan Iswanti saat memberikan pembelajaran kepada ibu-ibu di kecamatan Seruyan Hilir, Kamis (23/1/2020). ANTARA/Radianor

Kuala Pembuang (ANTARA) - Gabungan Organisasi Wanita (GOW) Seruyan Kalimantan Tengah turut gencar menjalankan program pemberantasan buta aksara, diantaranya dengan memberikan pelajaran membaca kepada perempuan di Kecamatan Seruyan Hilir dan Seruyan Hilir Timur.

“Pembelajaran tersebut bertujuan untuk memberantas lingkaran buta aksara di Seruyan,” kata Ketua GOW Seruyan Iswanti di Kuala Pembuang, Kamis.

Menurutnya, dengan adanya kegiatan ini bisa memberantas atau mengurangi buta aksara di kabupaten yang berjuluk Bumi Gawi Hantantiring. Kegiatan ini untuk mendukung peningkatan kualitas sumber daya manusia di kabupaten kawasan pesisir tersebut.

Iswanti yang juga Wakil Bupati Seruyan itu mengharapkan sepuluh kecamatan di Seruyan bisa mengikuti program pembelajaran seperti ini, untuk memberantas buta aksara.

Ia menambahkan, program ini baru dilaksanakan mulai Desember namun antusias masyarakat sangat biasa. Dinas Pendidikan dan camat juga mendukung kebutuhan proses belajar mengajar yang akan dibahas bersama pihak desa.

Lebih lanjut Iswanti, program yang sudah dilaksanakan memberi dampak positif. Banyak ibu rumah tangga yang awalnya mengalami buta aksara, kini perlahan mulai bisa membaca.

"Alhamdulillah, sekarang sudah bisa mengeja tulisan. Saat awal-awal mereka mengikuti pembelajaran ini masih tidak tahu sama sekali,” ungkapnya.

Iswanti mengatakan, kehadirannya pada kegiatan tersebut dan sempat memberikan pembelajaran membaca, bertujuan untuk memberikan motivasi kepada para peserta yang kebanyakan adalah ibu-ibu. Hal itu sekaligus ingin menunaikan janjinya yang dulu ingin hadir dalam kegiatan tersebut namun sempat berhalangan.

Diharapkan dengan kehadirannya pada kegiatan belajar membaca tersebut bisa memberikan semangat kepada peserta, khususnya ibu-ibu sehingga lebih giat dalam belajar.

"Saya ingin mereka tidak malu dan tidak minder dalam belajar. Mereka harus tahu bahwa perempuan itu kalau tidak bisa membaca masih ada tahapan dan proses agar nanti bisa membaca, yang terpenting harus bersungguh-sungguh dan mempunyai kemauan yang lebih,” demikian Iswanti.