Minat warga beli daging beku Bulog masih kurang, kata Kansilog Buntok

id kalimantan tengah,kalteng,kansilog buntok,daging beku kerbau kurang diminati,kepala Kansilog Buntok Robert Themuteus,kepala Kansilog Buntok,Robert The

Minat warga beli daging beku Bulog masih kurang, kata Kansilog Buntok

Kepala Kantor Seksi Logistik (Kansilog) Buntok, Robert Themuteus. ANTARA/Bayu Ilmiawan.

Buntok, Barito Selatan (ANTARA) - Kantor Seksi Logistik Buntok, Kabupaten Barito Selatan, Kalimantan Tengah melihat minat warga di wilayah setempat dalam membeli daging beku, khususnya daging kerbau, sampai saat ini masih sangat kurang dibandingkan daerah lain.

Dalam seminggu daging kerbau beku hanya laku sekitar 200 kilogram dan itu jauh lebih sedikit dibandingkan dengan daerah lainnya, kata kepala Kansilog Buntok Robert Themuteus di Buntok, Kamis.

"Kecuali ada warga yang melaksanakan acara atau kegiatan, jumlah daging kerbau beku terjual mencapai 500 kilogram setiap minggunya. Padahal harga per kilogram daging beku itu Rp80 ribu," tambahnya.

Dikatakan, kurangnya minat warga dalam membeli daging beku tersebut, karena masyarakat masih belum mengetahui, dan hal ini perlu dilakukan sosialisasi, sehingga masyarakat bisa mengetahuinya.

Robert mengatakan untuk jumlah stok daging beku yang ada di Kansilog Buntok saat ini masih banyak yakni sebanyak 4 ton, dan bagi warga yang berminat dipersilahkan datang ke Kansilog Buntok.

Baca juga: Daging sapi Rp180.000/kg, warga Sampit serbu daging beku

Selain itu ia juga menyampaikan untuk jumlah stok beras regular yang ada di gudang Kansilog Buntok saat ini sebanyak 416 ton, dan jumlah tersebut cukup untuk memenuhi kebutuhan masyarakat kabupaten Barito Selatan, dan Barito  Timur enam bulan kedepan.

Sedangkan stok beras bantuan untuk bencana di Barito Selatan tersedia sebanyak 100 ton, dan beras tersebut masih belum disalurkan karena belum ada terjadi bencana alam di daerah ini.

"Stok beras untuk bantuan bencana alam di Barsel setiap tahunnya mendapat jatah 100 ton," kata dia.

Ia menjelaskan, untuk prosedur penyaluran beras bantuan beras tersebut apabila terjadi bencana alam, dan Pemerintah Daerah melalui Bupati menentukan status tanggap darurat selama 14 hari.

Menurut dia, setelah itu baru beras bantuan bencana alam tersebut bisa disalurkan kepada korban yang terkena dampak dari bencana alam," demikian Robert.

Baca juga: Pemprov Kalteng temukan pedagang lakukan penyimpangan saat Ramadhan

Baca juga: Bulog Sampit siap tampung ayam peternak lokal

Baca juga: Harga tertinggi daging ayam beku Rp34 ribu per kg, ini tempat membeli