Ini anjuran imam besar bagi yang tidak Shalat Jumat
Jakarta (ANTARA) - Imam besar Masjid Istiqlal KH Prof Nasaruddin Umar menganjurkan agar umat Islam yang tidak melakukan Shalat Jumat untuk mengantisipasi penyebaran virus corona penyebab COVID-19, dapat meningkatkan ibadah di rumah masing-masing.
"Bagi para laki-laki yang tidak shalat Jumat hari ini sangat dianjurkan untuk memperpanjang ibadahnya di rumahnya masing-masing," kata Nasaruddin dalam konferensi pers bersama Gugas Tugas Penanganan COVID-19 di Kantor Graha BNPB, Jakarta, Jumat.
Nasaruddin menuturkan peningkatan kualitas ibadah di rumah dapat dilakukan dengan cara antara lain mengaji, berdoa lebih banyak, berwirid, dan shalat sunah.
"Insya Allah, Allah maha mengerti dan maha tahu tentang kondisi kita," ujarnya.
Ia berharap apa yang disampaikan tersebut dapat menjadi perhatian dari sesama umat Islam di Tanah Air.
Baca juga: Penjelasan Imam Masjid Istiqlal terkait anjuran Nabi soal ibadah di masa bencana
Masjid Istiqlal meniadakan Shalat Jumat untuk dua pekan ke depan, menyusul imbauan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan kepada masjid-masjid di Jakarta untuk menunda kegiatan shalat berjemaah dan ibadah bersama lainnya untuk mencegah penyebaran virus corona penyebab COVID-19.
Salah satu langkah pencegahan penularan dan penyebaran COVID-19 adalah menghindari kerumunan. Sementara itu, dalam shalat berjemaah, orang-orang tentu akan berkumpul.
Sebelumnya, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan kepada masjid-masjid di Jakarta untuk menunda kegiatan shalat berjemaah dan ibadah bersama lainnya untuk dalam mengantisipasi penyebaran Virus Corona (COVID-19).
Baca juga: Imam Masjid Istiqlal imbau umat Islam tidak lakukan kegiatan berjamaah
Anies juga mengimbau ibadah rutin umat Kristiani (Katolik maupun Protestan) serta umat Budha yang dijalankan dengan melibatkan banyak orang atau secara massal ditunda dalam waktu dua pekan terkait makin merebaknya virus Corona penyebab COVID-19 di ibu kota negara.
Presiden Joko Widodo menegaskan demi mencegah penyebaran penyakit saluran pernafasan karena virus corona jenis baru (COVID-19), masyarakat harus patuh untuk menjaga jarak satu sama lain.
"Pertama, prioritas kita adalah mencegah penyebaran COVID-19 lebih luas lagi. Oleh sebab itu penting untuk dilakukan, yaitu mengurangi mobilitas orang dari satu tempat ke tempat lain. Kita terus menggencarkan sosialisasi untuk menjaga jarak atau 'social distancing' dan mengurangi kerumunan yang membawa risiko penyebaran COVID-19," kata Presiden Joko Widodo di Istana Merdeka Jakarta, Kamis.
Baca juga: Imam Besar Istiqlal tiadakan shalat Jumat, ini alasannya
"Bagi para laki-laki yang tidak shalat Jumat hari ini sangat dianjurkan untuk memperpanjang ibadahnya di rumahnya masing-masing," kata Nasaruddin dalam konferensi pers bersama Gugas Tugas Penanganan COVID-19 di Kantor Graha BNPB, Jakarta, Jumat.
Nasaruddin menuturkan peningkatan kualitas ibadah di rumah dapat dilakukan dengan cara antara lain mengaji, berdoa lebih banyak, berwirid, dan shalat sunah.
"Insya Allah, Allah maha mengerti dan maha tahu tentang kondisi kita," ujarnya.
Ia berharap apa yang disampaikan tersebut dapat menjadi perhatian dari sesama umat Islam di Tanah Air.
Baca juga: Penjelasan Imam Masjid Istiqlal terkait anjuran Nabi soal ibadah di masa bencana
Masjid Istiqlal meniadakan Shalat Jumat untuk dua pekan ke depan, menyusul imbauan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan kepada masjid-masjid di Jakarta untuk menunda kegiatan shalat berjemaah dan ibadah bersama lainnya untuk mencegah penyebaran virus corona penyebab COVID-19.
Salah satu langkah pencegahan penularan dan penyebaran COVID-19 adalah menghindari kerumunan. Sementara itu, dalam shalat berjemaah, orang-orang tentu akan berkumpul.
Sebelumnya, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan kepada masjid-masjid di Jakarta untuk menunda kegiatan shalat berjemaah dan ibadah bersama lainnya untuk dalam mengantisipasi penyebaran Virus Corona (COVID-19).
Baca juga: Imam Masjid Istiqlal imbau umat Islam tidak lakukan kegiatan berjamaah
Anies juga mengimbau ibadah rutin umat Kristiani (Katolik maupun Protestan) serta umat Budha yang dijalankan dengan melibatkan banyak orang atau secara massal ditunda dalam waktu dua pekan terkait makin merebaknya virus Corona penyebab COVID-19 di ibu kota negara.
Presiden Joko Widodo menegaskan demi mencegah penyebaran penyakit saluran pernafasan karena virus corona jenis baru (COVID-19), masyarakat harus patuh untuk menjaga jarak satu sama lain.
"Pertama, prioritas kita adalah mencegah penyebaran COVID-19 lebih luas lagi. Oleh sebab itu penting untuk dilakukan, yaitu mengurangi mobilitas orang dari satu tempat ke tempat lain. Kita terus menggencarkan sosialisasi untuk menjaga jarak atau 'social distancing' dan mengurangi kerumunan yang membawa risiko penyebaran COVID-19," kata Presiden Joko Widodo di Istana Merdeka Jakarta, Kamis.
Baca juga: Imam Besar Istiqlal tiadakan shalat Jumat, ini alasannya