Sampit (ANTARA) - Bupati Kotawaringin Timur Kalimantan Tengah H Supian Hadi menegaskan, hingga saat ini pemerintah daerah tidak ada berencana menutup pasar tradisional terkait upaya pencegahan wabah virus Corona jenis COVID-19.
"Kabar bahwa pasar akan ditutup itu hanya isu. Kami minta pedagang dan masyarakat tidak resah. Pemerintah daerah hanya akan melakukan penyemprotan desinfektan di pasar, tapi itupun dilakukan sore hari supaya tidak mengganggu aktivitas di pasar," kata Supian Hadi di Sampit, Selasa.
Penegasan itu disampaikan Supian menanggapi keresahan pedagang di Pusat Perbelanjaan Mentaya dan Pasar Keramat terkait isu bahwa pemerintah akan menutup aktivitas pasar. Menurut Supian, hingga saat ini pemerintah daerah belum ada memikirkan kebijakan ke arah itu.
Untuk menenangkan pedagang, Supian bahkan melakukan inspeksi mendadak ke Pusat Perbelanjaan Mentaya Sampit. Dia menyaksikan sendiri kondisi pasar terbesar di Kotawaringin Timur itu yang kini lengang, tidak seperti biasanya dipadati pembeli.
Beberapa pedagang mengeluhkan kondisi itu. Sejak wabah COVID-19 merebak di sejumlah daerah di Indonesia, pembeli menurun drastis karena masyarakat lebih memilih berdiam diri di rumah.
Pedagang mengakui ada kenaikan harga sejumlah barang kebutuhan diantaranya gula pasir di Sampit yang berkisar antara Rp18.000 hingga Rp20.000 per kilogram, namun barang lainnya relatif stabil.
"Kabar soal adanya aksi borong, itu juga tidak terbukti. Kenyataannya pedagang justru mengeluh sepi pembeli. Makanya saya imbau masyarakat tidak mudah percaya dengan isu-isu yang tidak jelas kebenarannya," kata Supian.
Sementara itu terkait rencana penyemprotan desinfektan pada Kamis (26/3), Supian meminta pedagang bisa membantu dengan memfasilitasi kemudahan petugas untuk melakukan penyemprotan di setiap sudut pasar yang ada di Sampit ini.
Baca juga: Lapas Sampit diminta perketat pemeriksaan cegah peredaran narkoba berulang
Dukungan pedagang sangat penting agar kegiatan desinfeksi massal itu berjalan dengan baik dan memberikan maksimal. Kegiatan ini bertujuan untuk mencegah muncul dan berjangkitnya bibit penyakit, khususnya COVID-19 yang saat ini menjadi pandemi dunia.
Supian juga menginstruksikan pengelola pasar untuk menyiapkan wastafel atau tempat cuci tangan di lokasi-lokasi strategis untuk memudahkan pedagang dan pembeli mencuci tangan. Ini harus dilakukan untuk mencegah muncul dan berjangkitnya COVID-19.
"Kita harus bersama-sama menangani COVID-19 ini agar wabah virus ini segera berakhir. Dukungan masyarakat, pihak swasta dan lainnya sangat dibutuhkan dalam membantu memaksimalkan upaya yang dilakukan bersama pemerintah," demikian Supian.
Berdasarkan data Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Kotawaringin Timur hingga Selasa pukul 12.00 WIB, jumlah ODP di kabupaten ini sebanyak 37 orang. Diantaranya adalah pejabat yang baru tiba dari suatu daerah, namun Supian tidak menyebutkan identitas pejabat tersebut.
Warga berstatus ODP tersebut tersebar di Kecamatan Antang Kalang sebanyak 11 orang, Baamang 10 orang, Mentawa Baru Ketapang 10 orang, Cempaga Hulu 3 orang dan Bukit Santuai 3 orang. Sementara pasien dalam pengawasan atau PDP dan positif COVID-19 masih nihil.
Baca juga: Bupati Kotim gembira gubernur janjikan serap hasil panen petani
Baca juga: Bupati Kotim apresiasi pejabat berstatus ODP lakukan isolasi mandiri