Tak mau diisolasi, Wabup Kobar bujuk satu keluarga positif COVID-19

id Wakil Bupati Kotawaringin Barat, Kalimantan Tengah, Ahmadi Riansyah,Kalteng,Kabupaten Kotawaringin Barat,Kobar

Tak mau diisolasi, Wabup Kobar bujuk satu keluarga positif COVID-19

Wakil Bupati Kotawaringin Barat Ahmadi Riansyah saat memberikan pengertian kepihak keluarga agar mengizinkan keenam anggota keluarganya yang terkonfirmasi positif untuk menjalani karantina di RSUD Sultan Imanuddin Pangkalan Bun, Kamis (4/6/2020). ANTARA/Hendri Gunawan.

Pangkalan Bun (ANTARA) - Wakil Bupati Kotawaringin Barat, Kalimantan Tengah, Ahmadi Riansyah terlibat langsung membujuk satu keluarga yang terkonfirmasi positif COVID-19 di Desa Kapitan, Kecamatan Kumai, agar bersedia dievakuasi dan mau menjalani karantina di RSUD Sultan Imanuddin Pangkalan Bun.

Langkah tersebut dilakukan karena adanya laporan bahwa beberapa anggota keluarga terkonfirmasi positif COVID-19 itu memilih karantina di rumahnya sendiri, kata kata Ahmadi di Pangkalan Bun, Kamis.

"Jadi, saya bersama tim turun langsung melakukan koordinasi dengan pihak keluarga terkait apa alasan mereka tidak mau dievakuasi," ucapnya.

Dikatakan, setelah dilakukan negosiasi dan musyawarah dengan memberikan pengertian, yang semula belum bersedia menjalankan karantina di rumah sakit, akhirnya paham dan bersedia dievakuasi dan menjalankan karantina di RSUD Sultan Imanuddin.

Ahmadi mengatakan kehadiran dirinya ke Desa Kapitan ini untuk mengklarifikasi kabar yang ada di media sosial, bahwa pemkab Kobar tidak melakukan langkah-langkah kebijakan dalam rangka penanganan satu keluarga terkonfirmasi positif COVID-19 itu tidak benar.

Pemerintah daerah melalui gugus tugas dan Puskesmas Kecamatan Kumai telah melakukan upaya penanganan, upaya pertama yang dilakukan adalah dengan ingin segera mengisolasi keluarga tersebut setelah dinyatakan positif.

Namun, karena situasi dan kondisi saat itu dalam suasana berduka, menyusul meninggalkannya pasien terkonfirmasi positif atas nama nyonya M yang merupakan bagian dalam keluarga tersebut.

"Karena masih dalam suasana berduka tersebut, pihak keluarga meminta agar diberikan waktu beberapa hari melakukan isolasi mandiri di rumah," terang Ahmadi.

setelah diberikan waktu di beberapa hari lalu, pemerintah daerah kembali mencoba mengevakuasi, tetapi pihak keluarga kembali belum bersedia dengan beberapa alasan.

Kemudian, di tengah keluarga ini melakukan karantina mandiri di rumah, pemerintah daerah melalui gugus tugas dan Puskesmas setempat telah memberikan bantuan, bantuan asupan gizi, vitamin, sembako serta intens melakukan pemantauan.

Namun sampai dengan tadi malam, setelah dilakukan kembali komunikasi untuk menjemput dan mengevakuasi pihak keluarga tersebut masih belum bersedia.

"Maka untuk itu, pagi ini saya datang secara langsung, untuk mengkomunikasikan masalah ini dengan pihak keluarga, memberikan pengertian, dan Alhamdulillah enam orang keluarga ini yang terkonfirmasi positif bersedia untuk dibawa ke Rumah Sakit Sultan Imanuddin," jelasnya.

Dirinya berharap, masyarakat jangan pernah mengucilkan serta memusuhi warga dan saudara-saudara kita yang terkonfirmasi positif, selanjutnya bagi masyarakat yang kontak erat dengan orang terkonfirmasi positif ataupun keluarga pasien positif agar melaporkan diri.

Baca juga: Kobar terbitkan tahapan dan jadwal penerimaan siswa baru

Karena COVID-19 ini tidak akan ada akhirnya, kalo kita tidak bisa menjaga diri masing-masing, kedepannya COVID-19 ini tidak ada bedanya dengan penyakit-penyakit seperti TBC, demam berdarah dan penyakit lainnya yang menuntut kita untuk berpola hidup bersih.

"Artinya kembali kepada individual dan keluarga masing-masing untuk menjaga kesehatan, untuk itu pemerintah menganjurkan agar masyarakat patuh terhadap edaran-edaran pemerintah," ucapnya.

Ahmadi menambahkan, dalam kesempatan ini, dirinya ingin mengapresiasi para petugas kesehatan yang sudah bekerja secara maksimal luar biasa, di media sosial mereka diserang, dihujat, dianggap mereka tidak bekerja, kurang memperhatikan masyarakat.

"Padahal tidak semua yang dikerjakan petugas kesehatan terekspos sedangkan diluaran sana mereka sudah bekerja dengan sangat keras demi kesehatan dan keselamatan masyarakat," demikian  Ahmadi.

Baca juga: Satu pasien positif COVID-19 di Kotawaringin Barat meninggal

Baca juga: Curi bahan bangunan, delapan buruh angkut di Kobar ditangkap

Baca juga: Kasus positif COVID-19 di Kobar melonjak tajam

Baca juga: Jalani isolasi terpapar COVID-19, Direktur RSUD Sultan Imanuddin justru cemaskan masyarakat