Bupati Kotim pertanyakan realisasi program sumur bor di wilayahnya
Sampit (ANTARA) - Bupati Kotawaringin Timur Kalimantan Tengah Supian Hadi mempertanyakan realisasi program pembuatan sumur bor yang kabarnya dilaksanakan di daerahnya namun hingga saat ini belum ada kabar realisasinya.
"Saya dapat informasi dari BPBD bahwa Badan Restorasi Gambut ada membuat 605 titik sumur bor di Kotawaringin Timur, tapi sampai saat ini kami tidak tahu titik koordinat tersebut. Kalau kita tahu titik koordinat, itu akan membantu kita ketika pemadaman kebakaran lahan," kata Supian Hadi di Sampit, Rabu.
Hal itu juga disampaikan Supian saat konferensi video dengan Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah terkait kesiapsiagaan menghadapi ancaman kebakaran hutan dan lahan.
Menurut Supian, segala daya upaya dikerahkan untuk mencegah dan menanggulangi kebakaran hutan dan lahan. Luasnya sebaran tanah gambut membuat Kotawaringin Timur termasuk daerah yang sangat rawan kebakaran hutan dan lahan.
Tahun 2019 lalu tercatat 241 kejadian kebakaran lahan dengan luas lahan terbakar mencapai 2.052 hektare. Kebakaran terbanyak terjadi di kawasan selatan yang meliputi Kecamatan Mentaya Hilir Selatan, Teluk Sampit dan Pulau Hanaut yang memang memiliki sebaran gambut cukup luas dan tingkat kekeringan yang tinggi.
Untuk mengantisipasi kebakaran hutan dan lahan, pemerintah daerah sudah membuat 31 sumur bor, menambah pos komando lapangan, pos bantu dan relawan di seluruh desa dan kelurahan.
Pos bantu dibangun di kecamatan rawan kebakaran untuk memudahkan pemadaman sehingga tidak harus menunggu tim dari kabupaten. Ini diharapkan bisa mempercepat penanganan sehingga kebakaran tidak sampai meluas.
Surat edaran juga sudah disampaikan kepada seluruh perusahaan perkebunan besar kelapa sawit untuk siaga mencegah dan menangani kebakaran hutan dan lahan.
Baca juga: Rizky patahkan anggapan miring beratnya persaingan jadi perwira TNI
Selain mengamankan areal kebun mereka agar tidak terbakar, perusahaan juga diminta membantu pencegahan dan penanganan kebakaran lahan di desa-desa sekitar perusahaan.
Sejak Januari hingga saat ini terpantau 72 titik panas di Kotawaringin Timur. Meski saat ini curah hujan tinggi, pemerintah daerah meningkatkan kewaspadaan terhadap ancaman kebakaran hutan dan lahan.
Untuk itulah Supian menanyakan program pembuatan sumur bor di wilayahnya karena diharapkan bisa disinergikan dan juga bermanfaat untuk membantu penanggulangan kebakaran hutan dan lahan di daerah ini.
"Kita tidak menuduh tapi mempertanyakan saja. Kalau memang ada, kami minta datanya. Saya sepakat dengan Pak Danrem saat konferensi video tadi untuk pengecekan ke lokasi untuk mengetahui apakah sumur bor itu perlu dirawat untuk membantu persiapan penanganan kebakaran hutan dan lahan," demikian Supian Hadi.
Baca juga: PT Unggul Lestari buat terobosan sosialisasikan pencegahan karhutla di tengah pandemi COVID-19
Baca juga: Disepakati tidak ada lagi izin reklame rokok di Kotim
"Saya dapat informasi dari BPBD bahwa Badan Restorasi Gambut ada membuat 605 titik sumur bor di Kotawaringin Timur, tapi sampai saat ini kami tidak tahu titik koordinat tersebut. Kalau kita tahu titik koordinat, itu akan membantu kita ketika pemadaman kebakaran lahan," kata Supian Hadi di Sampit, Rabu.
Hal itu juga disampaikan Supian saat konferensi video dengan Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah terkait kesiapsiagaan menghadapi ancaman kebakaran hutan dan lahan.
Menurut Supian, segala daya upaya dikerahkan untuk mencegah dan menanggulangi kebakaran hutan dan lahan. Luasnya sebaran tanah gambut membuat Kotawaringin Timur termasuk daerah yang sangat rawan kebakaran hutan dan lahan.
Tahun 2019 lalu tercatat 241 kejadian kebakaran lahan dengan luas lahan terbakar mencapai 2.052 hektare. Kebakaran terbanyak terjadi di kawasan selatan yang meliputi Kecamatan Mentaya Hilir Selatan, Teluk Sampit dan Pulau Hanaut yang memang memiliki sebaran gambut cukup luas dan tingkat kekeringan yang tinggi.
Untuk mengantisipasi kebakaran hutan dan lahan, pemerintah daerah sudah membuat 31 sumur bor, menambah pos komando lapangan, pos bantu dan relawan di seluruh desa dan kelurahan.
Pos bantu dibangun di kecamatan rawan kebakaran untuk memudahkan pemadaman sehingga tidak harus menunggu tim dari kabupaten. Ini diharapkan bisa mempercepat penanganan sehingga kebakaran tidak sampai meluas.
Surat edaran juga sudah disampaikan kepada seluruh perusahaan perkebunan besar kelapa sawit untuk siaga mencegah dan menangani kebakaran hutan dan lahan.
Baca juga: Rizky patahkan anggapan miring beratnya persaingan jadi perwira TNI
Selain mengamankan areal kebun mereka agar tidak terbakar, perusahaan juga diminta membantu pencegahan dan penanganan kebakaran lahan di desa-desa sekitar perusahaan.
Sejak Januari hingga saat ini terpantau 72 titik panas di Kotawaringin Timur. Meski saat ini curah hujan tinggi, pemerintah daerah meningkatkan kewaspadaan terhadap ancaman kebakaran hutan dan lahan.
Untuk itulah Supian menanyakan program pembuatan sumur bor di wilayahnya karena diharapkan bisa disinergikan dan juga bermanfaat untuk membantu penanggulangan kebakaran hutan dan lahan di daerah ini.
"Kita tidak menuduh tapi mempertanyakan saja. Kalau memang ada, kami minta datanya. Saya sepakat dengan Pak Danrem saat konferensi video tadi untuk pengecekan ke lokasi untuk mengetahui apakah sumur bor itu perlu dirawat untuk membantu persiapan penanganan kebakaran hutan dan lahan," demikian Supian Hadi.
Baca juga: PT Unggul Lestari buat terobosan sosialisasikan pencegahan karhutla di tengah pandemi COVID-19
Baca juga: Disepakati tidak ada lagi izin reklame rokok di Kotim