Komisi III DPRD Kotim kunjungi sekolah pantau penerapan belajar dari rumah
Sampit (ANTARA) - Komisi III DPRD Kabupaten Kotawaringin Timur Kalimantan Tengah mengunjungi sejumlah sekolah untuk memantau penerapan belajar dari rumah di masa pandemi COVID-19.
"Kami memonitor pola BDR (belajar dari rumah) yang dilakukan selama memasuki tahun ajaran baru tahun 2020 yang dimulai tanggal 13 Juli kemarin karena banyak keluhan baik dari pihak guru, terlebih pihak orangtua murid dengan pola pembelajaran BDR ini," kata anggota Komisi III Riskon Fabiansyah di Sampit, Selasa.
Seperti hari ini, Riskon bersama dua anggota Wakil Ketua Komisi III Suprianto dan anggota Komisi III H Ramli berkunjung ke SMPN 8 Sampit. Mereka sekaligus menghadiri sosialisasi belajar dari rumah di masa pandemi COVID-19 yang dilaksanakan di sekolah itu.
Kegiatan ini dihadiri Kepala Dinas Pendidikan Kotawaringin Timur Suparmadi beserta jajarannya. Kedatangan rombongan disambut antusias pihak sekolah.
Riskon mengatakan, sejak diberlakukannya sistem belajar dari rumah, anggota DPRD Kotawaringin Timur banyak mendapat keluhan dari masyarakat, baik dari orangtua siswa, bahkan dari kalangan guru.
Guru mengeluhkan harus mendatangi rumah siswa yang jaraknya sangat jauh dari sekolah lantaran siswa tersebut tidak bisa mengikuti pembelajaran sistem daring atau dalam jaringan. Terhadap situasi itu, guru harus tetap melayani siswa dengan cara pembelajaran sistem luar jaringan yakni dengan mendatangi rumah siswa.
Baca juga: Sistem pembelajaran di Kotim disesuaikan kondisi kemampuan siswa
Masalah lainnya yang disampaikan ke DPRD yaitu disampaikan orangtua siswa yang mengeluhkan bertambahnya pengeluaran karena harus membeli paket data internet agar anak mereka bisa mengikuti pembelajaran secara daring atau online.
"Kondisi ini yang banyak dikeluhkan karena di masa pandemi COVID-19 ini, untuk makan saja pas-pasan karena ekonomi sedang lesu. Makanya kami ingin melihat dan mendengar langsung kondisi sebenarnya di lapangan," kata Riskon.
Menurutnya, pemerintah pusat sudah membuat panduan terkait belajar mengajar di masa pandemi COVID-19 ini. Pihak sekolah bisa menerapkan sistem daring, luring atau memadukan keduanya untuk menyesuaikan kondisi kemampuan para siswa sehingga semuanya bisa mendapatkan pendidikan yang sama meski tidak maksimal seperti saat kondisi normal.
Komunikasi yang intensif antara guru dan orangtua siswa juga sangat penting untuk mengefektifkan penerapan belajar dari rumah. Semua sepakat untuk berupaya optimal menjalankan pendidikan di tengah pandemi COVID-19 dengan tetap mengutamakan kesehatan dan keselamatan.
Baca juga: Bapemperda DPRD Kotim apresiasi dukungan terhadap dua raperda inisiatif
Baca juga: Puluhan emak-emak di Kotim laporkan Ketua RT tahan BST
"Kami memonitor pola BDR (belajar dari rumah) yang dilakukan selama memasuki tahun ajaran baru tahun 2020 yang dimulai tanggal 13 Juli kemarin karena banyak keluhan baik dari pihak guru, terlebih pihak orangtua murid dengan pola pembelajaran BDR ini," kata anggota Komisi III Riskon Fabiansyah di Sampit, Selasa.
Seperti hari ini, Riskon bersama dua anggota Wakil Ketua Komisi III Suprianto dan anggota Komisi III H Ramli berkunjung ke SMPN 8 Sampit. Mereka sekaligus menghadiri sosialisasi belajar dari rumah di masa pandemi COVID-19 yang dilaksanakan di sekolah itu.
Kegiatan ini dihadiri Kepala Dinas Pendidikan Kotawaringin Timur Suparmadi beserta jajarannya. Kedatangan rombongan disambut antusias pihak sekolah.
Riskon mengatakan, sejak diberlakukannya sistem belajar dari rumah, anggota DPRD Kotawaringin Timur banyak mendapat keluhan dari masyarakat, baik dari orangtua siswa, bahkan dari kalangan guru.
Guru mengeluhkan harus mendatangi rumah siswa yang jaraknya sangat jauh dari sekolah lantaran siswa tersebut tidak bisa mengikuti pembelajaran sistem daring atau dalam jaringan. Terhadap situasi itu, guru harus tetap melayani siswa dengan cara pembelajaran sistem luar jaringan yakni dengan mendatangi rumah siswa.
Baca juga: Sistem pembelajaran di Kotim disesuaikan kondisi kemampuan siswa
Masalah lainnya yang disampaikan ke DPRD yaitu disampaikan orangtua siswa yang mengeluhkan bertambahnya pengeluaran karena harus membeli paket data internet agar anak mereka bisa mengikuti pembelajaran secara daring atau online.
"Kondisi ini yang banyak dikeluhkan karena di masa pandemi COVID-19 ini, untuk makan saja pas-pasan karena ekonomi sedang lesu. Makanya kami ingin melihat dan mendengar langsung kondisi sebenarnya di lapangan," kata Riskon.
Menurutnya, pemerintah pusat sudah membuat panduan terkait belajar mengajar di masa pandemi COVID-19 ini. Pihak sekolah bisa menerapkan sistem daring, luring atau memadukan keduanya untuk menyesuaikan kondisi kemampuan para siswa sehingga semuanya bisa mendapatkan pendidikan yang sama meski tidak maksimal seperti saat kondisi normal.
Komunikasi yang intensif antara guru dan orangtua siswa juga sangat penting untuk mengefektifkan penerapan belajar dari rumah. Semua sepakat untuk berupaya optimal menjalankan pendidikan di tengah pandemi COVID-19 dengan tetap mengutamakan kesehatan dan keselamatan.
Baca juga: Bapemperda DPRD Kotim apresiasi dukungan terhadap dua raperda inisiatif
Baca juga: Puluhan emak-emak di Kotim laporkan Ketua RT tahan BST