Pesawat Kemenhub ini, pertama yang mendarati Bandara Haji Muhammad Sidik
Muara Teweh (ANTARA) - Pesawat Beechcraft SKA B 350i mengangkut tim dari Direktorat Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan (Kemenhub) yang melakukan kalibarasi alat navigasi untuk pendaratan pesawat (PAPI) dan pengujian peraturan penerbangan instrumen atau IFR mendarat di Bandar Udara Haji Muhammad Sidik di Desa Trinsing, Kecamatan Teweh Selatan Kabupaten Barito Utara, Kalimantan Tengah.
"Saat uji coba teknis bandara, kami mendarat dengan mulus dan saya nyatakan bandara ini layak dioperasikan," kata pilot pesawat kemenhub Captain Wahyudi saat mendarat di Bandara Muhammad Sidik di Desa Trinsing, Kamis.
Pesawat kalibrasi bermesin turboprop dari Balai Besar Kalibrasi Penerbangan ini mendarat di Bandara Muhammad Sidik sekitar pukul 09.30 WIB dari Balikpapan, Kalimantan Timur.
Menurut dia, uji teknis ini terkait dengan prosedur masuknya pesawat mengenai keamanan bandara yang dibuat direktorat Navigasi.
Baca juga: Bandara Haji Muhammad Sidik beroperasi 10 September
Dalam penerbangan keamanan juga dicek ada alat bantu visual. Salah satunya adalah lampu. Karena lampu ini dapat membantu pendaratan kendati cuaca berkabut. Karena ini sangat membantu kelurusan.
Setelah melalui uji, maka Bandara Muhammad Muhammad Sidik sudah bisa beroperasi, Apalagi panjang landasan 1.400 meter.
"Jadi ada enam prosedur yang diuji coba untuk menilai layaknya bandara beroperasi, dan Bandara Muhammad Sidik sudah layak dioperasikan," kata Wahyudi.
General Manager Air Nav Cabang Palangka Raya I Nyoman Oka Wirana yang berada di Bandara Muhammad Sidik menyatakan bandara ini dijadwalkan mulai beroperasi pada 10 September 2020.
"Bandara ini mulai Kamis (10/9) secara legalitas sudah operasional, sedangkan Bandara Baringin di close (tutup) karena sudah masuk publikasi internasional, jadi silahkan cek, mau kemana saja, nama bandara ini sudah ada dan telah masuk dalam database," katanya.
Baca juga: Pesawat Kemenhub kalibrasi Bandara H Muhammad Sidik
Menurut Nyoman, rencananya pihaknya (Air Nav) pindah dari Bandara Beringin Muara Teweh ke Bandara Muhammad Sidik pada 9 September dengan memindahkan peralatan bandara dan peralatan air nav.
Karena skedul maskapai Susi Air setiap Sabtu dan Senin, tapi sesuai koordinasi dengan Kepala Bandara Beringin untuk dimajukan Kamis (10/9), supaya hari H tersebut ada pesawat yang 'landing'
"Untuk sementara rutenya penerbangan itu dari Palangka Raya - Muara Teweh yang dilakukan Susi Air," katanya.
Dia mengatakan, untuk maskapai lain yang biasa menggunakan Bandara Beringin seperti Air Fast pesawat carter perusahaan tambang, diarahkan ke Bandara Muhammad Sidik.
"Jadi maskapai yang di Bandara Beringin, akan kami arahkan pastinya ke sana (Bandara Muhammad Sidik)," kata dia.
"Saat uji coba teknis bandara, kami mendarat dengan mulus dan saya nyatakan bandara ini layak dioperasikan," kata pilot pesawat kemenhub Captain Wahyudi saat mendarat di Bandara Muhammad Sidik di Desa Trinsing, Kamis.
Pesawat kalibrasi bermesin turboprop dari Balai Besar Kalibrasi Penerbangan ini mendarat di Bandara Muhammad Sidik sekitar pukul 09.30 WIB dari Balikpapan, Kalimantan Timur.
Menurut dia, uji teknis ini terkait dengan prosedur masuknya pesawat mengenai keamanan bandara yang dibuat direktorat Navigasi.
Baca juga: Bandara Haji Muhammad Sidik beroperasi 10 September
Dalam penerbangan keamanan juga dicek ada alat bantu visual. Salah satunya adalah lampu. Karena lampu ini dapat membantu pendaratan kendati cuaca berkabut. Karena ini sangat membantu kelurusan.
Setelah melalui uji, maka Bandara Muhammad Muhammad Sidik sudah bisa beroperasi, Apalagi panjang landasan 1.400 meter.
"Jadi ada enam prosedur yang diuji coba untuk menilai layaknya bandara beroperasi, dan Bandara Muhammad Sidik sudah layak dioperasikan," kata Wahyudi.
General Manager Air Nav Cabang Palangka Raya I Nyoman Oka Wirana yang berada di Bandara Muhammad Sidik menyatakan bandara ini dijadwalkan mulai beroperasi pada 10 September 2020.
"Bandara ini mulai Kamis (10/9) secara legalitas sudah operasional, sedangkan Bandara Baringin di close (tutup) karena sudah masuk publikasi internasional, jadi silahkan cek, mau kemana saja, nama bandara ini sudah ada dan telah masuk dalam database," katanya.
Baca juga: Pesawat Kemenhub kalibrasi Bandara H Muhammad Sidik
Menurut Nyoman, rencananya pihaknya (Air Nav) pindah dari Bandara Beringin Muara Teweh ke Bandara Muhammad Sidik pada 9 September dengan memindahkan peralatan bandara dan peralatan air nav.
Karena skedul maskapai Susi Air setiap Sabtu dan Senin, tapi sesuai koordinasi dengan Kepala Bandara Beringin untuk dimajukan Kamis (10/9), supaya hari H tersebut ada pesawat yang 'landing'
"Untuk sementara rutenya penerbangan itu dari Palangka Raya - Muara Teweh yang dilakukan Susi Air," katanya.
Dia mengatakan, untuk maskapai lain yang biasa menggunakan Bandara Beringin seperti Air Fast pesawat carter perusahaan tambang, diarahkan ke Bandara Muhammad Sidik.
"Jadi maskapai yang di Bandara Beringin, akan kami arahkan pastinya ke sana (Bandara Muhammad Sidik)," kata dia.