BKSDA Sampit pasang papan peringatan di lokasi serangan buaya

id BKSDA Sampit pasang papan peringatan di lokasi serangan buaya, bksda Sampit, bksda, buaya, Sampit, Kotim, Kotawaringin Timur

BKSDA Sampit pasang papan peringatan di lokasi serangan buaya

Tim BKSDA Kalteng Pos Sampit memasang papan peringatan di lokasi serangan buaya di Desa Lampuyang Kecamatan Teluk Sampit, Selasa (27/10/2020). ANTARA/HO-BKSDA.

Sampit (ANTARA) - Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Provinsi Kalimantan Tengah Pos Sampit, memasang papan peringatan di lokasi insiden serangan buaya terhadap pencari kerang di Desa Lampuyang Kecamatan Teluk Sampit Kabupaten Kotawaringin Timur.

"Selain memasang plang peringatan, kami melakukan pengarahan kepada warga yang ditemui dalam kegiatan dan memberikan penjelasan tentang perilaku buaya. Kami meminta warga desa agar selalu berhati-hati saat beraktivitas di sungai," kata Komandan Jaga BKSDA Kalteng Pos Sampit, Muriansyah di Sampit, Rabu.

Pemasangan plang dilakukan Selasa (27/10) oleh tim BKSDA dibantu aparat desa, orangtua korban dan masyarakat setempat. Papan peringatan itu diharapkan bisa mengingatkan warga untuk selalu waspada karena lokasi tersebut merupakan habitat buaya muara.

Langkah ini dilakukan BKSDA setelah serangan buaya kembali terjadi di lokasi yang sama. Seorang pencari kerang bernama Muhammad (16) warga desa setempat diserang satwa buas itu ketika asyik mencari kerang pada Minggu (25/10) sekitar pukul 17.00 WIB.

Saat diserang buaya sepanjang sekitar 1,5 meter itu, korban berteriak dan berupaya melepaskan diri. Rekan-rekan korban yang mengetahui kejadian itu, langsung menolong sehingga buaya melepaskan gigitannya sehingga korban langsung dievakuasi untuk diobati.

Akibat kejadian ini, korban menderita luka bekas gigitan pada tangan kanan dan kiri serta kaki kiri. Saat ini korban masih menjalani rawat jalan untuk mengobati luka bekas gigitan biaya.

Sebelumnya, kejadian serangan buaya di lokasi yang sama terjadi pada Minggu (27/9) sekitar pukul 19.00 WIB lalu. Saat itu dua kakak-beradik Isnawati dan Rama, warga Desa Lampuyang terluka akibat diserang buaya muara saat mencari kerang.

Baca juga: Satu lagi pencari kerang diserang buaya

Juni lalu, seorang pria pencari kerang juga diserang buaya, namun berhasil selamat. Kejadiannya juga di lokasi yang hampir sama. Warga tetap melakukan pekerjaan mereka mencari kerang, namun dengan meningkatkan kewaspadaan.

Muriansyah menduga lokasi itu memang habitat buaya karena masih banyak populasi buaya. Bahkan di perjalanan saat memasang papan peringatan, tim BKSDA sempat melihat kemunculan buaya muara di dua lokasi berbeda.

Dalam kegiatan itu, Muriansyah juga menemui korban dan orangtuanya untuk meminta informasi kronologis kejadian. Tim juga memberikan arahan untuk berhati-hati saat beraktivitas di sungai. Muriansyah juga memberikan bantuan biaya berobat kepada korban.

"Kondisi tangan yang luka masih bengkak, sebagian luka di tangan dan kaki mulai mengering. Informasi korban dan orangtua korban, buaya yang menyerang berjenis buaya muara dengan panjang sekitar 1,5 meter. Kami mengimbau masyarakat untuk selalu waspada," demikian Muriansyah.

Baca juga: Pembukaan sekolah wajib pertimbangkan masukan Satgas Penanganan COVID-19

Baca juga: Reboisasi harus digalakkan di Kotim cegah banjir semakin parah