Program family farming di Gumas mulai membuahkan hasil
Kuala Kurun (ANTARA) - Kepala Dinas Perikanan dan Ketahanan Pangan Kabupaten Gunung Mas, Kalimantan Tengah Letus Guntur mengatakan program family farming atau pertanian keluarga di Desa Tumbang Posu, Kecamatan Damang Batu mulai membuahkan hasil.
“Kami bersama sejumlah anggota DPRD Gumas pada Kamis (26/11) lalu melakukan peninjauan program family farming di Tumbang Posu. Di sana sudah mulai panen sayur-sayuran yang ditanam beberapa waktu lalu,” ucap Letus saat dihubungi dari Kuala Kurun, Jumat.
Dari pantauan di lapangan, ujar dia, ada beragam jenis sayur-sayuran yang dibudidayakan oleh kelompok di Tumbang Posu yang mengikuti program family farming, seperti kacang-kacangan, labu kuning, dan lainnya.
Mantan Kepala Dinas Transmigrasi, Tenaga Kerja, Koperasi dan UKM Gumas ini menyebut, hasil panen sayur-sayuran tadi bahkan telah laris dibeli oleh masyarakat sekitar dan hasil penjualan mencapai sekitar Rp4 juta.
Baca juga: KPU Gumas rapid test 3.000 lebih penyelenggara pilkada
Pada program family farming yang baru masuk pada tahun 2020 ini, kelompok di Tumbang Posu juga membudidaya babi dan ikan. Hanya saja untuk babi dan ikan belum memasuki masa panen.
“Kami sangat senang melihat program family farming di Tumbang Posu telah membuahkan hasil dan saat ini terus berjalan. Semoga ke depan semua berjalan dengan baik,” tuturnya.
Pada tahun 2020 ini, sambung dia, ada dua desa di Gumas yang menjadi sasaran program family farming, yakni di Tumbang Posu dan Penda Rangas Kecamatan Kahayan Hulu Utara.
Baca juga: Masyarakat Gumas didorong untuk jadi menjadi pelaku UMKM
Family farming merupakan program dari Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian. Tumbang Posu dan Penda Rangas menjadi sasaran program karena berdasarkan pemetaan rawan pangan dua desa tersebut masuk kategori rawan pangan.
Masing-masing desa mendapat bantuan Rp200 juta, yang digunakan untuk bercocok tanam dan beternak. Di Tumbang Posu, bantuan digunakan untuk membeli bibit sayur, ternak babi dan ikan.
“Sedangkan Penda Rangas membeli bibit sayur-sayuran, pisang, dan bibit ternak babi. Memang apa yang dibeli antara poktan di Tumbang Posu dan Penda Rangas berbeda, tergantung rencana awal dari masing-masing poktan,” jelas Letus.
Baca juga: Polres Gumas petakan kerawanan jalur distribusi logistik Pilkada
Baca juga: Disdukcapil Gumas dorong pemilih pemula lakukan perekaman e-KTP
Baca juga: Warga Gumas antusias ikuti simulasi pemungutan suara
“Kami bersama sejumlah anggota DPRD Gumas pada Kamis (26/11) lalu melakukan peninjauan program family farming di Tumbang Posu. Di sana sudah mulai panen sayur-sayuran yang ditanam beberapa waktu lalu,” ucap Letus saat dihubungi dari Kuala Kurun, Jumat.
Dari pantauan di lapangan, ujar dia, ada beragam jenis sayur-sayuran yang dibudidayakan oleh kelompok di Tumbang Posu yang mengikuti program family farming, seperti kacang-kacangan, labu kuning, dan lainnya.
Mantan Kepala Dinas Transmigrasi, Tenaga Kerja, Koperasi dan UKM Gumas ini menyebut, hasil panen sayur-sayuran tadi bahkan telah laris dibeli oleh masyarakat sekitar dan hasil penjualan mencapai sekitar Rp4 juta.
Baca juga: KPU Gumas rapid test 3.000 lebih penyelenggara pilkada
Pada program family farming yang baru masuk pada tahun 2020 ini, kelompok di Tumbang Posu juga membudidaya babi dan ikan. Hanya saja untuk babi dan ikan belum memasuki masa panen.
“Kami sangat senang melihat program family farming di Tumbang Posu telah membuahkan hasil dan saat ini terus berjalan. Semoga ke depan semua berjalan dengan baik,” tuturnya.
Pada tahun 2020 ini, sambung dia, ada dua desa di Gumas yang menjadi sasaran program family farming, yakni di Tumbang Posu dan Penda Rangas Kecamatan Kahayan Hulu Utara.
Baca juga: Masyarakat Gumas didorong untuk jadi menjadi pelaku UMKM
Family farming merupakan program dari Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian. Tumbang Posu dan Penda Rangas menjadi sasaran program karena berdasarkan pemetaan rawan pangan dua desa tersebut masuk kategori rawan pangan.
Masing-masing desa mendapat bantuan Rp200 juta, yang digunakan untuk bercocok tanam dan beternak. Di Tumbang Posu, bantuan digunakan untuk membeli bibit sayur, ternak babi dan ikan.
“Sedangkan Penda Rangas membeli bibit sayur-sayuran, pisang, dan bibit ternak babi. Memang apa yang dibeli antara poktan di Tumbang Posu dan Penda Rangas berbeda, tergantung rencana awal dari masing-masing poktan,” jelas Letus.
Baca juga: Polres Gumas petakan kerawanan jalur distribusi logistik Pilkada
Baca juga: Disdukcapil Gumas dorong pemilih pemula lakukan perekaman e-KTP
Baca juga: Warga Gumas antusias ikuti simulasi pemungutan suara